"Sudah-sudah, jangan menangis. Wajahmu akan terlihat jelek sekarang." goda Feng Yu sambil melepaskan pelukannya.
"Iya." sahut Feng Yue sambil mengusap air matanya
Keduanya berjalan menuju ke rumah mereka. Sudah satu jam lamanya, mereka berjalan mendaki gunung lewati lembah, menyusuri hutan tapi belum juga sampai.
"Berapa lama lagi kita akan sampai?"
"Sebentar lagi kak."
"Hahhh... sedari tadi kau berkata sebentar lagi... sebentar lagi. Ini sudah satu jam berlalu."
"Kakak, tidak biasanya kau mengeluh seperti ini."
"Kau tahu sendiri kan, energiku habis terkuras gara-gara gerombolan bandit pasar itu."
"Sabar kak. Nanti sesampainya di rumah, aku akan memasakkan makanan kesukaan kakak."
"Memangnya kau bisa masak?"
"Kan kakak yang mengajariku."
"Hah? Benarkah?!"
"Iya. Apa kakak lupa? Kakak selalu marah-marah ketika masakanku tidak enak."
"Oh. Ehem... memang harus jujur kalau mau makananmu enak di makan orang."
"Iya. Kakak benar. Nah, kita sudah sampai kak."
Betapa kagetnya Feng Yu melihat pemandangan rumah yang ada di depannya. Rumah bobrok yang tak layak huni, membuatnya ingin menghancurkan rumah itu. Ia pun masuk mengikuti Feng Yue yang berjalan di depannya. Mereka berdua masuk ke dalam rumah itu. Feng Yu mengamati seluruh isi ruangan di dalam rumah bobrok itu. Genteng rumah banyak yang rusak, sehingga ia bisa melihat langit yang mendung di atasnya. Ditambah dengan pintu rumah yang kayunya hampir habis dimakan rayap. Juga dengan kasur tempat ia tidur, yang sudah reyot. Mungkin jika ia tidur, kasur itu langsung ambruk karenanya. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisinya saat ia berada di zaman modern. Rumah yang besar dan mewah, dengan fasilitas di dalamnya yang nyaman. Ada beberapa pembantu rumah tangga yang membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah. Ya, dia hanya tinggal berdua dengan adiknya, ditambahkan dengan supir dan pelayan di keluarganya. Meski dia dan adiknya hidup serba mewah dan berkecukupan, ia menganggap supir dan pelayanannya sebagai keluarga. Karena mereka sangat loyalitas kepada keluarganya sejak orang tua mereka masih hidup bahkan setelah kepergian mereka.
Feng Yu hanya berdiri memandang seluruh isi rumah itu. Feng Yue yang melihat kakaknya yang masih berdiri mematung, datang menghampirinya. Ia menepuk bahu kiri kakaknya dengan lembut.
"Kakak, kenapa kau masih berdiri? Bukankah kau lelah? Istirahatlah di atas kasur, aku akan memasak di dapur."
Feng Yu melihat di dalam rumah itu hanya ada satu ranjang kasur dan satu sofa panjang. Tidak ada kamar yang lainnya.
"Yue, kenapa ada satu ranjang kasur? Dan kau... kau tidur dimana?"
Feng Yue kaget mendengar kakaknya bertanya tentang ini.
"Kakak, memang dirumah ini hanya ada satu ranjang kasur dan satu sofa panjang. Dan kau biasanya tidur di sana." kata Feng Yue sambil menunjuk ke arah ranjang kasur dengan jari telunjuknya.
Feng Yu melihat ke arah yang ditunjuk oleh Feng Yue, adiknya.
"Jika aku tidur disana, lalu kau tidur dimana?"
"Bukankah sudah jelas kak. Aku tidur di sofa. Mana mungkin kita berbagi ranjang tempat tidur bukan?"
"Hah???!!!!"
"Ini gila! Aku harus tidur di ranjang kasur dan dia tidur di sofa? Jika diperhatikan ranjang kasur, bisa saja runtuh kapan saja. Tapi itu tidak terlalu buruk dibandingkan dengan sofa yang kakinya hampir dimakan rayap. Feng Yu...oh Feng Yu, kenapa kau bisa setega ini pada adik perempuanmu?!"
"Sistem PC, apa tidak ada barang bagus yang bisa memperbaiki rumah yang hampir roboh ini?"
[Anda harus menyelesaikan misi untuk mendapatkan hadiah yang diinginkan.]
"Ahh... menyebalkan."
Feng Yu berjalan dan duduk di atas sofa panjang itu. Ia menatap Feng Yue yang masih berdiri menatapnya.
"Mulai hari ini, kau tidur di ranjang dan aku tidur di sofa."
"Tidak bisa."
"Kenapa tidak bisa?"
Feng Yue bingung harus menjawab apa. Karena sejak hubungan dia dengan sang kakak mulai renggang, sang kakak sering menindasnya daripada melindunginya. Melihat perubahan seratus delapan puluh derajat pada kakaknya, Feng Yue ragu-ragu untuk mengikuti perintahnya.
"Kenapa diam saja?!"
"Kakak sendiri yang mengatakan bahwa selamanya aku tidur di sofa itu."
"Itu dulu. Sudahlah, jangan cerewet. Cepat masak sana! Aku sudah lapar!" perintah Feng Yu sembari ia membaringkan badannya di atas sofa panjang itu
"Baik kak."
Perlahan-lahan, Feng Yu menutup matanya. Ia sangat kelelahan karena bertarung dengan para bandit pasar itu. Sudah lama ia tak bertarung dengan orang lain. Karena itu ia sangat kelelahan. Feng Yue bergegas pergi ke dapur untuk memasak. Terdengar suara berisik dari dalam dapur. Tak butuh waktu yang lama, bagi Feng Yue untuk memasak. Makanan sudah tersaji dan siap untuk dihidangkan. Ia meletakkan masakannya di atas meja dekat sofa panjang yang sedang didudukki oleh kakaknya. Aroma yang sedap mulai tercium di seluruh ruangan. Feng Yu yang tadi sedang tertidur, langsung membuka kedua matanya karena mencium aroma sedap makanan. Ia pun segera bangun dan melihat di atas meja hanya ada satu piring dengan sayuran hijau diatasnya dan dua piring kosong di sebelahnya. Ia pun menatap ke arah Feng Yue.
"Maaf kakak. Hanya ada ini yang bisa kita makan."
"Huff. Kau makan sendiri saja."
"Kenapa? Kakak tidak suka? Jika kakak tidak suka, aku akan menangkap ikan di sungai untuk kita makan."
"Tidak perlu. Jika memang adanya hanya ini, makan saja. Kau sangat kurus, lebih baik kau makan saja sendiri."
"Lalu, bagaimana dengan kakak? Kakak butuh energi. Karena kau kehabisan tenaga akibat bertarung dengan gerombolan bandit pasar itu. Aku... tidak apa-apa!"
"Jangan membantah! Lakukan saja perintahku! Aku ini pria. Jauh lebih kuat darimu yang hanya seorang wanita."
"Maaf kak."
"Kalau kau ingin aku memaafkanmu, makan itu. Habiskan semuanya tanpa ada yang sisa!"
"Baik kak."
Feng Yue mengambil piring kosongnya dan mulai mengisinya dengan tumis sayuran hijau yang ia masak tadi. Saat hendak memasukkan sayuran itu ke dalam mulutnya, tiba-tiba terdengar suara pintu di dobrak dengan keras dari luar. Keduanya pun menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya pintu rumahnya langsung rusak tak berbentuk. Mereka berdua melihat ada seorang pria yang datang sambil menyeret Ling Hualing dengan menjambak rambutnya. Dengan penuh emosi, pria itu melemparkan tubuh Ling Hualing ke arah mereka berdua dengan keras. Tubuh Ling Hualing melayang di udara dan langsung di tangkap oleh Feng Yu. Ia melihat Ling Hualing sedang pingsan dengan sekujur tubuh penuh luka. Ia pun meletakkannya dengan lembut di atas lantai.
"Yue, tolong jaga dia."
"Baik kak."
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Ling Hualing menjadi seperti ini?!" pikir Yue sambil mengamati seluruh tubuh yang penuh luka memar itu.
Feng Yu langsung berdiri dan menatap ke arah pria itu.
[Ting!]
[Che Hualing, kakak tiri Ling Hualing. Dia seorang kultivator iblis. Demi awet muda, ia banyak memperkosa gadis muda di desanya. Dan salah satu korban pertamanya adalah Ling Hualing, adik tirinya.]
"Oh... jadi ini kakaknya Ling er yang sangat jahat itu. Wajah dan postur tubuhnya lumayan. Tapi sangat jauh berbeda dibandingkan denganku. Di zaman ini, masih saja ada orang yang percaya hal itu. Sistem PC, kau bilang dia adalah kultivator iblis. Bagaimana caranya agar aku bisa melawannya?"
[Host bisa memikirkan caranya sendiri!]
"Sialannn!!! Sistem macam apa ini?! Tunggu, bukannya aku mendapatkan reward kemampuan kultivasi tingkat alam menengah? Tidak ada salahnya mencoba kemampuan kultivasi yang aku dapatkan ini, hehehe!"
"Kau yang bernama Feng Yu?!"
"Iya. Aku orangnya."
"Apa yang kau katakan kepada adikku?!"
"Maaf aku lupa."
"Brengsek!!! Mati saja kau!!! teriak Che Hualing sambil mengeluarkan jurus di tangannya.
Booooommmmmmm
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
reedha
Hadeuh....sistem enggak bisa ngasih solusi... gimana Feng Yu harus menghadapi pk satu ini???
2022-10-19
11
reedha
Baca bagian ini kok mendadak jadi nyanyi lagu Hatori aku 😂
2022-10-19
10