Sang rubah, begitu percaya diri akan mendapatkan malam yang indah dari sang pria padahal sang pria sudah menyiapkan segalanya untuk menghabisi sang gadis.
Dia melihat si rubah telah tidur diatas ranjang dan sangat pandai merayunya.
Rubie mengenakan baju dengan sangat minim dan mampu membuat siapa saja tergoda, tetapi berbeda dengan sang pria yang sangat tidak tergoda, dia justru jijik karena mengingat tubuh itu menggeliat di atas tubuh pria yang siap untuk memberikan kenyamanan kepadanya.
"Ayo baby, lakukan seperti yang seharusnya karena kau adalah pria satu-satunya yang sangat aku cintai dan tidak akan pernah aku lepaskan meski hanya sejengkal saja, sayang! Kemarilah, peluklah aku meskipun hanya sejenak saja.
Sang pria bukannya melakukan apa yang di minta oleh gadis itu, tetapi mengambil pistol dan membiarkan sang gadis berada dalam darah yang muncul dari balik dadanya.
"Kau?" Sang gadis menahan rasa sakit dan ingin kabur karena sang pria tidak akan memberikan apa yang dia mau, gadis itu tidak bisa kemana-mana karena sang pria telah menguncinya di dalam ruangan.
"Kau tidak akan pernah bisa lepas dariku, aku tidak akan membiarkanmu keluar dari hotel ini dalam keadaan hidup."
Dor!
Dor!
Terdengar dengan jelas suara tembakan yang sudah dipastikan bahwa itu adalah sebuah tembakan yang berasal dari pistol miliknya.
Dia menggunakan segala kekuatan untuk membalas sakit hatinya akibat sang mantan tunangan yang sudah meninggalkannya dalam beberapa waktu bersama pria lain.
Ini sangat menyakitkan.
"Aku sudah memperingatkanmu namun kau tidak mendengarku sama sekali, rasanya sangat tidak mungkin ketika gadis yang sudah mencampakkanku, justru kembali jika tidak ada misi. Kau pasti akan megambil alih semua usahaku, padahal aku sudah paham akan kebusukan mu!'
Sang pria terlihat menelpon seorang anak buah yang kebetulan selalu menjaga hotel itu, dia meminta agar membereskan kamar hotel itu karena dia ingin kembali menemui Dara.
Namun, dia harus menelan kekecewaan ketika sang gadis mengabarkan bahwa dia sedang berada dalam perjalanan menuju apartemennya.
"Huft, aku harus menyusulnya atau tidak? Ah, aku susul saja!"
Sang pria sebelum pergi, memilih untuk membersihkan diri di kamar hotel yang lain sembari menunggu sang anak buah membereskan ma yat gadis menyebalkan itu.
....
Setengah jam kemudian ...
Sang pria sudah mendapatkan laporan bahwa ruangan yang menjadi tempat ekseskusi sang gadis sudah selesai dibersihkan, sedangkan mayat sang gadis dikubur di belakang hotel itu, tragis nasib Rubie memang.
Dia tega mengkhianati sang tunangan dan memilih pergi, kini dia hanya bisa menjadi orang yang malang dengan segala tingkahnya.
Sang pria mendapatkan pesan dari sang kekasih bahwa sang kekasih sudah sampai di apartemen.
Willy lalu menelponnya.
"Satu malam lagi ya sayang?"
"Tidak tuan, aku lelah, aku harus belajar."
"Aku akan membeli kampus itu dan memberikanmu nilai A, tetapi turuti apa mauku ya?"
"Astaga, semuanya tidak semudah itu tuan!"
"Kau tega padaku!"
Sang pria pura-pura marah, dia mematikan ponsel itu dengan segera.
Beberapa detik kemudian, muncul chat dari sang gadis.
"Kau marah?"
"Tidak mau bicara?"
"Kenapa tiba-tiba dimatikan?"
"Manja sekali kau ini!"
"Sayang? Kau marah?"
Chat itu membuat sang pria menang banyak, dia diam saja dan sang gadis menelponnya.
Dia membiarkan panggilan itu.
"Hehehe, dia memang manis dan sangat perhatian, tidak salah jika aku memilihnya menjadi teman ranjang."
Sang gadis mengirimkan pesan suara.
"Ya, aku yang salah seperti biasanya, datanglah kemari, aku sudah siap."
Pesan suara sangat membuatnya semangat untuk datang dan senyumnya yang manis terbentuk sempurna di wajahnya.
"Kau akan habis baby!"
Sang pria segera berjalan dengan cepat menuju depan hotel miliknya karena segera mungkin harus datang, dia tak mau kesempatan ini gagal dan dia tidak mendapatkan apapun.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments