Beberapa bulan telah berlalu begitu cepat, Cevdav dan Aslan lebih memilih untuk pergi dari rumah mewah itu dan menolak semua fasilitas dan tawaran yang diberikan oleh keluarga istrinya. Aslan menolaknya dengan cara yang halus meskipun begitu keluarga sang istri tampaknya tidak menerima penolakan seperti itu.
Asalan yang malam ini sudah berada di kamar kecil nya bersama sang istri kini termenung dengan dia yang terduduk dan bersandar di sisi ranjang bed nya. Aslan masih mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh kedua orang tua sang istri, meskipun dia tak mengambil hati apa yang mereka katakan tapi apa yang mereka lontarkan selalu menjadi beban di pundaknya.
Flashback On
" Pa Cevdav dan Aslan ingin bicara!" Malam itu mereka berdua memberanikan diri untuk mengatakan apa yang sudah mereka sepakati.
Sedangkan laki laki tua itu hanya menatap kedua insan itu dengan rasa enggannya tapi dia harus bersikap baik kepada menantunya di depan putri satu satu nya.
" Duduklah Cev! Ada apa katakan? Kalian berdua sudah memikirkan tawaran Papa?" Tanyanya dengan menatap putrinya yang duduk di sebelah menantu yang tidak diharapkan olehnya.
" Pa aku datang kemari untuk meminta maaf, bukan maksud aku menolak apa yang papa tawarkan kepadaku, tapi sepertinya apa yang papa tawarkan terlalu berlebihan bagi ku, jadi aku dan Cevdav sepakat untuk menolak apa yang papa tawarkan dan memilih untuk meneruskan usaha ku di kedai kecil itu…" Aslan yang membuka suara itu tak yakin bahwa papa mertuanya akan menerima apa yang sudah mereka sepakati.
Metin mengangguk sebentar dengan dia yang tak membuka suaranya sedikit pun, apa yang dikatakan oleh menantunya tampaknya tak ingin diterima oleh dirinya.
" Dan aku serta Aslan juga harus pergi dari sini pa, aku dan Aslan akan tinggal di rumah Aslan…" Timpal Cevdav yang berani berkata.
Sebenarnya Cevdav tak yakin papa nya akan menyetujui apa yang mereka berdua katakan tapi mereka juga berhak menolak apa yang mereka tawarkan kepadanya. Cevdav memiliki ketakutan ketika sang papa nya tak berkata apapun dia hanya melihat sang papa hanya mengangguk penuh dengan pertimbangan.
" Papa katakan sesuatu?" Cevdav semakin takut ketika papa nya tak membuka suaranya.
" Apa yang kau dapatkan dari kedai kecil itu? Apa pemberian yang kami tawarkan kurang besar hingga kau tetap memilih kedai kecil itu?" Nadanya kini berubah sinis egonya terluka. Dia bukan orang yang mudah menerima apa yang dinamakan kekalahan.
" Pa maafkan aku tapi bukannya aku tak menghargai apa yang papa berikan kepada kami, hanya saja aku tak pantas mendapatkan hadiah seperti itu-"
" Pantas atau tidak bukan kamu yang menilai!" Potongnya dengan cepat. " Aku hanya ingin kau terlihat sederajat dengan kami, dan kau harus tahu bahwa kau juga harus lebih tinggi dari Kemal karena aku tak ingin semua orang menghina putri ku karena memilih orang biasa seperti mu sebagai suaminya…" Metin tampaknya sudah cukup untuk bersabar kali ini dengan jelas dia membandingkan menantunya dengan mantan tunangan putrinya.
" Papa kenapa harus berbica-"
" Memang benar apa yang papa katakan Cev, papa hanya ingin kalian dipandang tinggi sama dengan Kemal yang tinggi di atas kamu. Tapi sepertinya suamimu ini lebih memilih untuk membuat bahan hinaan untuk kami…" Metin kini berdiri dia berjalan menghadap ke kaca yang ada di belakangnya.
" Pa aku tahu kedai aku memang kecil tidak sebanding dengan perusahan Kemal yang tinggi menjulang tapi dengan kedai kami yang kecil, kami bisa hidup. Aku janji meskipun kedai aku kecil aku bisa menghidupi Cevdav dan membahagiakan Cevdav pa."
" Apa kalian hanya membutuhkan cinta tidak membutuhkan yang lain? Apa yang kalian pikirkan hanya cinta tidak membutuhkan kebutuhan yang lain. Kedai kecil itu bagaimana kau bisa menghidupi putri ku dan kedua orang tua mu? Apa semuanya akan cukup dengan kedai kecilmu itu?" Nadanya tinggi membuat kedua orang yang di sana tak bisa menjawabnya.
Tangan mereka saling menggenggam erat saling memberikan kekuatan, Cevdav melirik kearah sang istri yang sebenarnya juga gugup sama sepertinya malam ini.
" Bahkan omset mu satu bulan bisa kami dapatkan satu hari. Aku memberimu fasilitas yang lebih dari punyamu yang sekarang agar kau tak dipandang rendah orang lain, apa kau tak malu jika orang diluar sana membandingkan derajat mu dengan derajat kami atau derajat Kemal yang lebih jauh diatas mu?"
" Saya tidak malu sama sekali pa, yang saya lebih malu jika saya menerima fasilitas kalian dan mereka membicarakan bahwa aku hanya memanfaatkan kekayaan kalian…" Ucapnya tegas. " Maafkan kami pa tapi kami sungguh tak bisa menerima apa yang papa tawarkan…" Sambungnya.
Kau terlalu sombong Aslan dan itu membuat ku muak. Batin Metin waktu itu.
Sejak saat ini Metin tak pernah memberikan apapun lagi untuk mereka berdua dan keesokan harinya mereka telah kembali ke rumah Aslan yang sederhana.
Flashback Of
Aslan menatap wajah ayu sang istri yang sudah tertidur pulas dan damai, dia menyentuh wajahnya ada rasa kasihan ketika melihat kerutan kelelahan yang ada di wajah sang istri. Aslan tahu ini tak mudah bagi mereka berdua, ujian cinta mereka berdua terlalu berat saat ini.
Pernikahan yang tidak mendapatkan restu kini malah menjadi kacau ketika mereka menolak apa yang ingin mereka berikan kepada putrinya. Aslan yang tidak ingin menerima nya karena dia tidak ingin melukai harga dirinya.
" Maafkan aku sayang, maafkan aku! Andaikan saja cinta ini tak tumbuh di antara kita mungkin kau tak akan mengalami kesusahan seperti ini…" Gumamnya pelan.
Bukan pertemuan atau pernikahan yang disesali tapi nasibnya yang dia sesali, andaikan dia lebih sukses mungkin dia tidak akan melihat wajah lelah dari sang istri. Setiap malam dia melihat sang istri yang selalu tidur lebih cepat, rasa lelah yang dirasakan Cevdav tidak pernah keluar dari bibirnya tapi Aslan dapat merasakan rasa lelah tersebut.
Aslan kini mencari ide agar toko roti nya lebih maju dia menerawang tabungan yang dia memiliki. " Apa aku membuka satu toko roti lagi saja, semakin banyak yang aku punya maka semakin banyak pendapatan yang aku terima, jika seperti ini mungkin keluarga Cevdav tak akan memandangku rendah dan Cevdav tidak akan kelelahan membantuku di toko. Aku bisa memberikan apa yang selama ini diberikan oleh keluarganya."
Aslan tersenyum ketika ide nya itu didapatkan, dia berharap tabungan nya cukup untuk membuka usaha satu toko roti lagi untuk dirinya. Aslan kini merebahkan dirinya dan menyusul ke dunia mimpi istri nya yang terlebih dahulu sudah terlelap.
Sedangkan di tempat lain aura dingin kini masih menyelimuti hati laki laki tampan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓
selamat berjuang aslan buktikan bahwa kamu bisa seperti kemal tanpa bantuan mertua yang Sombo itu
2022-10-05
1
Nyai ᵘⁿⁱ🇷 🇦 🇳 🇮💖🌸
mertua jahara bau bau nya ini mah.... 🤔🤔🤔🤔
2022-10-03
1
𝐊𝐈𝐌💋𝐇𝐖𝐀①④🆁&🆉👻ᴸᴷ
Begitupun Aslan harus berjuang lebih lagi buat membahagiakan cevdav biar g selalu dibandingkan sama Kemal. 😉😉😉
2022-10-02
1