4

Sementara di perusahaan, Saga merutuki kebodohannya. Kenapa dia sangat bodoh masalah wanita. Bahkan mereka tidak berkenalan tadi. Setelah tau bahwa dokumen yang dia bawa hanya salinan, saga tidak serta merta

meningglkan ruangan, dia ikut bernegosiasi dengan klien itu bersama papanya dan pak Adi. Aura CEO terpancar dari penyampaiannya. Meeting selesai kerjasama dapat terjalin. Ketika di tempat terakhir kali dia meninggalkan wanita itu, ia sudah tidak ada jejak. Saga bertanya kepada satpam, namun satpam juga tidak tau. Bahkan satpam baru mengetahui jika dia anak direktur. Saga datang ketempat tambal ban untuk mengambil motornya, namun wanita itu tidak ada. Untuk apa juga wanita itu di tambal ban pikirnya ketika sadar. 2 kali, 2 kali dia kehilangan

wanita itu.

Malam hari di ruang keluarga Mahendra

“Pa,, anak kamu kenapa?” tanya mama dila

“habis ngambil motor kesambet, kena jin ban mungkin” ucap papa anton

“kak saga lihat apa sih?” tanya kaila seraya mendekat

“kakak mau beli motor matic?” tanya kaila lagi

“enggak, cuma penasaran aja” bohong saga

“kakak kalo mau cari informasi itu sama cewek aja, cewek pandai banget nyari informasi” ucap kaila

“sok tau kamu” ucap saga

“Ga, kamu hari Kamis kosong kan? ketemu klien ya?” ucap papa anton

“Yang dibahas apa pa?” tanya saga meletakkan handphonenya

“kamu inget kan kalo kita ada tander buat pelabuhan?” kata papa anton

“ow,, yang kerjasama sama yacht nya saga itu? Kan bisa papa sama saga aja” kata saga

“papa kan g tau kamu mau desain dan konstruksinya gimana..” ucap papa anton beralasan. Saga menatap intens papanya.

“sebenarnya apa alasan papa?” ucap saga

“Ah, g bakat kamu pa” kali ini mama dila yang bersuara

“ada karyawan di kantor yang berbakat. Sebagai orang yang akan menggantikan papamu ini, kamu lihat kemampuan dia dan tanggapan kamu gimana, dia sudah memberi banyak konstribusi pada perusahaan.” Tutur mama dila

“cewek ya ma?” kali ini kaila yang bersuara. Saga menunggu jawaban dari kedua orangtuanya.

“Saga, terlepas dia perempuan, papa minta kamu professional.” Ucap papa Anton tegas

“Papa sama mama g maksa kamu nak” ucap mama dila menambahkan.

Saga diam sejenak, setelah dipikir-pikir orang tuanya juga tidak mungkin menjerumuskan dia. Ini kali pertama orang tuanya memintanya bertemu dengan seorang wanita. Ya bisa dibilang karyawannya nanti.  Lalu dia berkata “Oke”

Kamis, Pukul 15.30 di “my café”

“Gua g percaya lo mau ketemu sama cewek Ga” ucap kenan yang dari tadi duduk didepan saga

“Karyawan gua. Bukannya lo lagi honeymoon?” ucap Saga

“Istri gua bilang dia capek habis gua abisin, pengen udara seger sama mau lihat café. Dan lo ngajak ketemu disini, ya gua samperin lah” jelas kenan

“Ambil alih yacht yang di Eropa.” Ucap saga

“iya,iya gua paham, lo g percaya banget sih sama sepupu lo” ujar kenan. Kerjasama yang mereka lakukan di eropa karena hasil percobaan saga dan untuk mengurangi jajan wanita kenan di eropa terbilang melampaui batas. Jiwa bisnis dari kakek buyut mengalir lancar di darah mereka.

“pergi lo sana” usir saga.

“ya” jawab kenan sambil menggerutu

Jam 4, janji temu mereka. Jika terlambat Saga akan mengurangi poin wanita itu. Saga membuka kembali dokumen-dokumen yang diberikan kenan tadi mengenai anak perusahaan di Eropa. Dia memang datang lebih awal untuk bertemu dengan kenan

Pukul 15.55 WIB

“Maaf, apakah Anda Tuan Saga?” suara wanita terdengar merdu ditelinga Saga. Di menghentikan aktivitasnya membaca dokumen lalu mengangkat wajahnya untuk melihat siapa pemilik suara itu.

“Shit! Wanita ini” ujar saga mengumpat dalam hati.

Wanita yang yang bertanya tadi itupun terkejut dengan wajah klien yang dia temui sore ini. Pria yang dia cap tampan itu sekarang ada dihadapannya.

“Lu harus professional Ayana” batin ayana

“Saga” saga mengulurkan tangannya berkenalan.

“Ayana” ucap Ayana menerima perkenalan orang gojeknya itu.

Kecangungan terjadi pada mereka berdua,

“Apa bisa kita mulai Tuan?” tanya ayana berusaha professional.

“Silahkan Nona” jawab saga. Entah jin mana yang dia keluarkan sehingga bisa keluar kata-kata manis untuk wanita selain keluarganya.

Ayana menjelaskan dengan professional, dia menjelaskan desain, rancangan biaya, operasional, bahkan sampai ke investasi 5 sampai 10 tahun mendatang. Saga kagum dengan penjelasannya. Sebagai CEO, dia mengerti mengapa papanya memintanya bertemu dengan wanitanya, ah bukan karyawannya. Sebenarnya urusan bisnis telah selesai, namun dia mengulur waktu supaya lebih lama dengan wanita yang memperkenalkan diri dengan nama ayana itu.

“Apakah saya bisa meminta nomor yang bisa saya hubungi untuk memperlancar kerjasama selanjutnya?” ucap saga memberanikan diri.

“Baik” ucap Ayana. Dia hendak menuliskan nomornya pada kertas kosong namun saga menyodorkan handphonenya. Ayana menganggukan kepala lalu menerima handphone saga.

“Gila, berapa juta ni hp?” pikir ayana. Dia membuka hp itu muncullah layar sidik jari atau pin password.

“Maaf, Ada password atau sidik jarinya Tuan” ucap ayana sambil menyerahkan hp Saga. Saga tidak menerimanya namun berkata

“010997”

Tangan ayana terdiam, dia melihat saga tidak ada niatan untuk mengambil handphonenya. Dia mengetik sesuai angka yang saga bilang tadi. “Apa-apaan itu? Apa itu tanggal lahirnya? Apa dia kembarannya jungkook tanggal

lahirnya sama.” Pikir Ayana

Handphone terbuka, yang dapat ayana lihat adalah handphone pria kebanyakan, dark mode seperti mode miliknya. Dia mengetik nomornya dan memberikan hp tersebut kembali kepada Saga. Saga menerimanya lalu menelpon nomor tersebut. Handphone ayana berdering.

“Itu nomor saya” ucap Saga. Kecanggungan kembali terjadi, saga melihat meja tempat mereka meeting beberapa waktu yang lalu.

“Anda tidak memesan minuman Nona?” tanya saga ketika sadar hanya ada satu minuman di meja.

“Saya berpuasa” ucap Ayana. Lebih tepatnya aku mengganti puasaku karena baru minggu ini aku tidak terjun ke lapangan.

“Sekarang kan bukan Ramadhan” tanya saga lagi

“Ya, saya berpuasa untuk mengganti bulan Ramadhan” ucap Ayana sedikit malu. Saga paham jika lawan bicaranya tidak ingin membahasnya lagi.

“Terimakasih untuk waktu itu” saga memulai obrolan tentang kala itu

“Anda sudah berterimakasih waktu itu” jawab Ayana

“Saya ingin berterimakasih lebih” ucap Saga seperti tidak mau kalah

“Apakah Anda mendapatkan proyeknya?” tanya Ayana

“Saga, panggil saja Saga” ucap saga

“Tapi Anda klien saya” jawab ayana

“Dalam hal ini kita teman berjuang bersama” ucap saga ambigu

“Ha?” tanya ayana. Saga hanya tersenyum.

“Bukankah sebentar lagi buka puasa? Bagaimana kalo berbuka bersama?” ajak saga

Ayana terdiam, modus cowok apa lagi ini pikirnya.

“Saya ingin berterimaksih dengan benar atau Anda punya jadwal lain setelah ini?” saga menambahkan.

“Tidak, saya tidak ada jadwal” jawab ayana. Bagaimanapun dia kliennya. Entah orang dalam mana yang menghubungkan pria didepannya ini dengan direktur perusahaan.

“Saya akan mencari masjid, dan sepertinya makanan disini bukan makanan berat, saya makannya banyak.. hehehe” ucap ayana diselingi dengan tertawa. Melihatnya saga ikut tertawa.

“Baik, keputusan sudah diambil. Mari” ajak Saga.

Saga dan ayana keluar dari café terserbut. Kenan yang mengawasi daritadi tersenyum. Lalu dia mengirim pesan singkat ke Saga.

“GOOD LUCK BRO!”

Saga menghampiri mobilnya, dia menoleh kebelakangan namun ayana menuju kearah parkiran motor. Saga mengikuti Ayana.

“Mari naik mobil bersama saya” tawar Saga

“Maaf, saya tidak terbiasa menaiki mobil berdua dengan laki-laki yang baru saya kenal” tegas Ayana

“Kita pernah naik motor berdua walaupun kamu belum kenal saya” ucap saga tak habis pikir

“Kalo motor, saya bisa langsung teriak dan turun. Kalo mobil bisa aja saya dikunci. Dan lagi, saya Cuma ada helm satu” ujar ayana

Saga mengerti, mereka masih orang asing.

“Baik, kamu berjalan di depan saya, biar saya tau kemasjid mana. Jangan menyalip. Oke?” Tegas Saga

“o..oke” jawab ayana. Saga pergi menghampiri mobilnya. Dia menunggu ayana supaya dia yang mengikuti ayana.

Di perjalanan ayana merutuki kebodohannya.

“kenapa juga gua bilang oke pas dia bilang g boleh nyalip? Ini kan jam pulang kerja, pasti mobil macet. Dan sebenernya dia sekaya apa sih.. kalo gua tadi mau tawarannya gua bakalan punya pengalaman naik mobil mahal donk. Enggak.. enggak,, jadilah wanita yang bervalue kata nala.”

Sesampainya di masjid, Saga menghampiri Ayana di motornya.

“Tunggu sini. Oke?” perintah Saga

“Oke” jawab singkat ayana, Saga berlari ke rest area toko sebelah masjid.

Melihatnya ayana tidak mau berpikir lagi. Bokongnya sudah panas terjebak macet tadi. Saga menghampiri Ayana dengan membawa minuman dan roti.

“Nih buat batalin puasa nanti, ada nya disana tinggal ini.” Ucap saga memberikan botol minuman bersegel dan roti rasa durian.

“kamu suka durian? Tanya ayana

“suka” jawab saga

“nih, buat kamu” ayana memberikan roti rasa durian itu kepada saga, Saga tersenyum melihatnya, seperti mamanya yang g suka durian.

“nanti habis sholat ketemu disini, kita makan bareng, jangan pergi. Oke?” perintah saga lagi

“oke, bye” ayana meninggalkan saga berjalan kearea khusus wanita.

“Gemesin banget tu cewek” ucap saga sambil berjalan ke area khusus laki-laki seraya tersenyum geleng-geleng.

Ayana menunggu diparkiran motor, perutnya sudah mulai bernyanyi. Dia akan meminta saga untuk makan lalapan sekitar masjid daripada di restoran yang bisa saja penyajiannya 30 menit sendiri, dan belum lagi perjalanan kesana. Tapi dimana orang itu? Apa dia ikut yasinan? Pikir ayana.

“kamu nunggu lama ya? Maaf ” ucap saga setelah berlari menghampiri ayana. Dia terlambat karena masih di nasehati om fizi yang dia temui ketika di masjid.

“kamu habis sholat berapa rakaat?” tanya ayana kesal dengan perutnya yang minta makan

“3. Sholat maghrib 3 kan?” jawab saga sekenanya.

“aku mau makanan disana, ayam goreng lalapan, minumnya es teh. Kalo kamu g mau cari aja tempat makan sendiri, aku udah lapar” ujar ayana seraya berjalan ke arah warung tenda lalapan. Saga hanya tersenyum

dengan sikap ayana

“biasanya cewek kalo ditanya makan terserah kata kenan” batin saga. Dia menghampiri ayana dan memesan ayam goreng kampung 2 dan es teh 2. Dia menghampiri ayana yang sudah duduk lesehan di pojok.

“kamu sukanya makan apa?” tanya saga sekedar basa-basi menunggu pesanan

“makan orang” jawab ayana ketus.

“Oke. Lo salah sagara. Dia lagi laper jangan ditanya macem-macem” batin saga

Tidak ada percakapan, ayana sibuk dengan hpnya. Entah apa yang dia lihat. Ketika pesanan telah datang, dia meletakkan handphonenya dan membantu karyawan menata makanan di meja mereka. Saga terkejut dengan layar hp ayana. Dia berpikir, mending makan dulu habis itu gua tanya.

Selang beberapa menit, ayana menghabiskan makanannya. Dia melirik ke arah makanan saga

“enggak, emang makanannya enak mangkanya gua habis, dia juga habis kok. Jadi bukan karena gua kelaperan” batin ayana

Saga yang sedang menyeruput es teh melihat ayana yang melihat ke makanannya bertanya

“kamu mau lagi?”

“enggak, udah kenyang” jawab ayana, lalu merapikan sisa makanan dan piring dan gelas miliknya dan saga.

“sumpah, ni cewek harus jadi istri gue” batin sagara

“boleh tanya gak?” tanya saga memulai percakapan

“apa?” ucap ayana

“kamu main trading?” tanya saga

“iya, buat selingan.” Dia melirik saga

“investasi jangka pendek aja” ujarnya menambahkan

“kalo jangka menengah?” tanya saga

“saham” jawabnya singkat

“kalo jangka panjang?” tanya saga lagi

“reksadana” jawab ayana

“salah” ujar saga. Ayana melihat saga mencari apa

jawaban yang benar.

“apa?” tanya ayana

“kamu” ucap saga sambil melihat ayana.

Diam seketika, saga tetap melihat wajah ayana. Ayana yang ditatap seperti itu menjadi salah tingkah. Tangan kirinya terangkat dan  berusaha menutupi bibirnya yang

mengembang senyum, namun dia tidak bisa, suara tertawa kecil terdengar di telinga saga. Dapat dilihat oleh saga memang benar humaira, pipi yang kemerah-merahan itu memang ada. Dan sekarang dia melihatnya.

“tolong mana cctv,, aku mau lambaikan tangan” batin ayana dengan tingkah laku salahnya.

“ehem, makasih” ujar ayana berusaha tenang

“jadi mau nih?” tanya saga. Usia mereka terbilang sudah mengerti tanpa adanya kode-kode binary.

“kita baru kenal” jawab ayana

“kita sudah 3 kali bertemu. Dan saya serius dengan kamu, ayana.” Ucap saga mantap

“sepertinya kita perlu waktu untuk membiasakan diri masing-masing” ayana berpendapat

“iya kamu benar, dan saya akan memastikan ucapan saya. Terimakasih karena tidak menolak saya” ujar saga

“bukankah tadi penolakan?” tanya ayana

“tidak. Saya tidak mendengar kata tolak dari kamu, berhentilah memutar kata-kata. Oke?. Tunggu dan saya akan buktikan ucapan saya kepada kamu” tegas saga meyakinkan ayana

“Anda pria yang hebat” ujar ayana. Saga tersenyum dengan pujian ayana

“apakah setelah ini kamu ada jadwal?” tanya saga kembali

“saya akan berbelanja” jawab ayana sekenanya

“Ayo..” ajak saga

“apa Anda tidak ada kegiatan? Mungkin pekerjaan, teman atau keluarga Anda?” tanya ayana

“Pekerjaan saya telah diambil alih orang lain, saya akan mulai bekerja 1 minggu lagi. Teman saya di luar negeri, ada disini tapi dia sudah menikah. Dan keluarga saya? Orangtua saya meminta menantu katanya. Jadi, focus saya sekarang kamu, ayana” jelas saga

Ayana tidak habis pikir dengan pria dihadapannya ini. Tiba-tiba segerombolan karyawan datang untuk makan. Sebagai orang yang tau diri, dia dan saga beranjak dari warung tenda lesehan itu. Saga yang membayarnya. Lagi, dia melajukan motornya ke supermarket dengan saga yang mengikutinya dibelakang. Sesampainya di supermarket, Saga menunggu di tempat masuk. Saat dikejauhan ayana kembali berpikir, apa sebenarnya niat pria ini. Haruskah dia mengikuti permainannya? Atau? Entahlah..

Terpopuler

Comments

Mila Karmila

Mila Karmila

saga...bukan basa basi....kereeen

2022-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!