..."Aku ingin menjawab iya namun saat ini kau bukanlah satu-satunya orang yang ada di hatiku. Ada Randi yang saat ini sangat serius denganku!" @Aluna Kristaleta...
Aluna menyandarkan kepalanya di bahu randi, aluna tertunduk lemas sembari memejamkan matanya. Pertemuan tidak sengaja dengan Kak aidil tadi sangat mengganggu pikiran aluna.
" apakah ada masalah?!... Kau terlihat murung dari tadi?... "
Randi memperhatikan aluna sejak tadi dari spion, wajah aluna yang tidak seceria biasanya membuat randi hawatir.
Aluna menghela nafas panjang, "Ng-ngga ada apa, aku hanya sedikit pusing " ucap aluna beralasan.
"Perlu aku antar ke dokter?... "tawar randi.
Aluna menggeleng," aku hanya ingin segera pulang... "
Randi mengangguk, "yasudah kalau begitu aku akan segera mengantarmu pulang . Sekalian aku juga akan pamit dengan bunda dan ayah."
Aluna mengangkat wajahnya lalu memeluk randi erat"kau akan pergi...? "wajah aluna semakin murung.
Randi mengusap tangan aluna yang melingkar di pinggangnya," Aku pergi tidak akan lama, pekan depankan kita akan segera bertemu lagi." ucap randi untuk menghibur aluna.
"Lagipula inikan juga untuk masa depan kita, memangnya kamu mau punya suami pengangguran...?" ucap randi sembari tertawa.
Lagi - lagi aluna menghela nafas panjang, padahal ia ingin bercerita tentang pertemuannya dengan kak aidil pada randi.
" Mungkin ini bukan waktu yang pas untuk menceritakannya. "batin aluna.
Aluna ingin bersama sedikit lebih lama lagi dengan randi agar ia bisa menceritakan semuanya. Tapi sayang waktu terlalu cepat memisahkan mereka.
"sayang.... Kamu bener-benar tidak apa - apakan?" Randi menjadi sangat hawatir meninggalkan aluna seperti ini. "apa perlu aku izin satu atau dua hari lagi untuk bisa menemanimu?"
"Aku hawatir jika harus meninggalkanmu seperti ini...." sambungnya lagi.
Aluna segera menggeleng, "tidak. Kamu tidak perlu melakukan itu. Aku baik - baik saja di sini, kau bisa pergi tanpa perlu menghawatirkanku! ."
"Sungguh..? "
"Hmmm.. "Aluna mengangguk pasti,walaupun sebenarnya hatinya berkata lain.
...§§§§§§§§...
"Assalamualaikum... "
Sontak seisi rumah langsung melihat ke arah orang yang mengucapka salam tepat di depan pintu rumah yang sedang terbuka lebar.
'' Waalaikumsalam... "
Bunda yuna, ibunda aluna berdiri menghampiri pemuda yang bertamu ke rumahnya.
" Kamu siapa ya..? "
" Aku Aidil tante, temennya aluna. Alunanya ada .?"
Bunda yuna mengangguk, lalu mempersilahkan aidil untuk masuk dan duduk di sofa ruang tamu.
" Tante panggilkan aluna dulu. "
Bunda yuna segera pergi ke kamar aluna yang tidak beberapa jauh. Memang rumah aluna terbilang mini malis.rumah yang hanya ada tiga kamar berukuran mini dengan satu dapur yang juga tidak terlalu besar dan sisanya ruang tamu dan ruang kelurga yang di batasi dengan lemari pembatas.
Ceklek..
Bunda yuna membuka pintu kamar aluna, terlihat saat ini aluna sedang berbaring manja dengan ponsel yang sedang ia mainkan.
"Lun.. "
"Bunda. "
Aluna bangkit dari posisinya. "Ada apa bun..?"
"Itu.. Temen kamu nyariin. "
Aluna mengerutkan keningnya, teman? Seingatnya dia tidak membuat janji pada siapapun malam ini. Caca, khesya ataupun bila juga tidak mengabarinya kalau mereka akan ke sini.
"Buruan gih, kasihan dia sudah menunggu lama!.." desak bunda yuna yang kemudian keluar dari kamar.
Aluna merapikan pakaian serta rambutnya yang berantakan. Setelah selesai alunapun langsung keluar untuk melihat siapa orang yang mengaku temannya.
Degh...
Langkah aluna langsung terhenti begitu melihat aidil yang duduk di ruang tamu. Tak di sangka orang yang ia hindari malah datang menemuinya seperti ini.
...§§§§§§§...
Aidil masih tersenyum mengingat semua sikap adik - adik aluna kepadanya tadi di ruang tamu. "Mereka sangat menggemaskan sama seperti kakaknya. "
"Hah...? "tanya aluna yang bingung kemana arah pembicara aidil.
" Adikmu, mereka sangat menggaskan. Mereka bertanya banyak hal tadi. Mereka seperti mengintrogasiku, sampai aku kehilangan kata - kata di buatnya." jelas aidil pada aluna.
Aidil tertawa mengingat semua pertanyaan - pertanyaan adik - adik aluna di ruang tamu saat ia menunggu aluna keluar.
Aluna memperhatikan aidil yang tertawa bebas seperti tidak ada kesalahan apapun terhadap apa yang sudah ia lakukan padanya dulu.
Aluna ikut tertawa, "Mereka memang selalu seperti itu. Setiap kali ada orang baru datang ke rumah mereka pasti akan bertanya banyak hal. "
"Mereka takut aku terluka... "jelas aluna.
Aluna berusaha untuk tenang, sambil memandangi setiap tanaman yang berada di taman belakang rumahnya.
Aidil mengangguk," mereka sangat sayang dengan kamu. "puji aidil.
" Hmm... Aku jauh lebih menyayangi mereka. Aku bersyukur punya mereka."
" Hmm..." jawab aidil tersenyum memandangi wajah aluna yang tak lepas dari senyuman.
"Lun... "
Wajah aidil tiba - tiba terlihat serius.
Aluna melihat ke arah aidil. "iya... , kenapa?" tanyanya heran.
"Aku ingin memulai hubungan serius bersamamu. "
Deg.
Jantung aluna berdetak dengan cepat, mendengar pengakuan aidil secara tiba - tiba seperti ini. Aluna tidak mampu mengatakan apapun lidahnya terasa sangat berat untuk bicara.
Aidil memegang tangan aluna, "aku ingin hubungan kita lebih dari sekedar adik kakak."aidil menatap mata aluna dengan tatapan oenuh keseriusan.
"Kata - kata ini, kata - kata yang dari dulu ingin aku aku dengar darimu."
" Tapi kenapa baru sekarang? Kenapa aku harus menunggu begitu lama untuk pengakuan ini?"
" kenapa ini baru terjadi ketika aku memulai hungan serius bersama randi? Kenapa?."
"Kau sangat terlambat kak!."
Batin aluna yang sangat kecewa dengan pengakuan Aidil yang baru sekarang ia katakan.
Aluna tidak tau harus bagaimana sekarang, haruskah ia senang karna harapannya selama ini terwujud? Momen yang paling ia tunggu - tunggu sekarang hadir. Balasan perasaannya yang selama ini selalu ingin ia dengar sekarang terjawab, haruskah ia mengabaikannya begitu saja?. Haruskah ia mengabaikan cinta pertamanya yang kini telah hadir tepat di hadapannya?. Bahkan sekarang aidil telah mengakui perasaannya, apa mungkin ia bisa mengabaikannya begitu saja?.
"kau tidak perlu menjawabnya sekarang." aidil mengusap tangan aluna "Kamu jawab kalau kamu sudah siap!.."ucap aidil tersenyum menatap aluna yang masih terlihat bingung.
Aluna masih terdiam terpaku dengan semua ucapan aidil kepadanya.
Aidil menghela nafas panjang, "hmmm... Kalau begitu aku pamit dulu. Tujuanku ke sini hanya untuk menyampaikan itu kepadamu."
Aidil berdiri lalu pergi meninggalkan aluna yang masih terdiam di bangku taman.
"Aku ingin menjawab iya namun saat ini kau bukanlah satu-satunya orang yang ada di hatiku. Ada Randi yang saat ini sangat serius denganku!"gumam aluna memperhatikan punggung Aidil yang perlahan hilang dri pandangannya.
" Kenapa kau kembali hadir di saat aku ingin memulai cerita tanpamu? "
" Apa kau ingin mengacaukan hidupku seperti dulu lagi? "
" Aku sudah lelah, tapi mengapa hatiku berkata lain saat di dekatmu?... "
Aluna terus berdebat dengan pikirannya kedatangan aidil seperti ini membuatnya bingung sebingung bingungnya terlebih aidil saat ini sudah menyatakan perasaannya.
.
.
.
Bersambung
Si paling ngga PEKA nih
AIDILRARTA PRATAMA
Si pembuat bingung sekaligus pusing tujuh keliling🤯
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments