...OBROLAN PAPA DAN MAMA...
Dikediaman Tuan Wardhana, Tuan Wardhana dan Nyonya Nisa sedang mengobrol diruang kerja sang suami. Mengenai rencana perjodohan Revi dan Naya yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Mereka berencana memperkenalkan Revi ke Naya yang diketahui gadis pujaan hatinya. Nyonya Nisa telah lama menjodohkan mereka saat masih kecil tapi tidak mengetahui kalo mereka sudah saling suka. Baru sekitar 1 bulan lalu, Nyonya Nisa membersihkan kamar Revi tidak sengaja menemukan foto Naya saat masih remaja. Nyonya Nisa mempunya ide untuk menjodohkan mereka.
“ Papa semoga aja Revi mau menerima perjodohan ini ya. Apalagi liat kalo Revi sangat cinta kepada Naya”, ucap Nyonya Nisa pada Tuan Wardhana.
“ Ya mama. Papa juga harap begitu mereka berjodoh. Tadi papa dapat info dari Hendra yang ingin mencari tau keberadaan sang gadis pujaannya yaitu Naya”, ucap Tuan Wardhana menjelaskan info bahwa Revi menyelidiki keberadaan Naya.
“ Wah kebetulan banget dong. Minta Hendra untuk mencari keberadaan Naya Pa. Juga rahasia kan info ini dari Revi Mama. Gak sabar liat Revi dan Naya menikah”, ucap Nyonya Nisa sangat senang.
“ Papa aja sampai gak percaya kalo Revi benar-benar coba cari tahu keberadaan Naya. Papa sudah lama pantau Naya dan dia sekarang bertugas di Jakarta sebagai polwan. Info ini didapat dari ajudan Papa yang mantau Naya”, ucap Tuan Wardhana sangat senang dan bahagia.
“ Terus pantau ya Pa. Pastiin Naya gak dekat dengan cowok lain, soalnya Mama udah hubungi Bu Kinan mengenai perjodohan ini. Pihak keluarga pun sudah banyak yang setuju”, ucap Nyonya Nisa memastikan ucapan suami nya.
“ Ya Ma beres itu. Biar papa yang urus semua mulai rencana lamaran dan nikahannya nanti”, ucap Tuan Wardhana sependapat dengan istrinya.
“ Mama percaya papa kok. Ya udah ini diminum tehnya takut jadi dingin”, ucap Nyonya Nisa memberikan cingkir teh ke Tuan Wardhana. Tuan Wardhana hanya mengulas senyum melihat perlakuan manis istrinya dengan lemah lembut.
Kemudian Nyonya Nisa yang sebelumnya duduk di kursi dekat meja suaminya pun pindah ke sofa. Dia membawa cangkir teh miliknya dan membuka salah satu majalah yang ada diatas meja. Tuan Wardhana melanjutkan pekerjaannya tadi yang belum selesai sesekali memandangi wajah istrinya yang masih cantik seperti perempuan 25 tahunan. Padahal usia istrinya sudah 41 tahun dan masih terlihat awet muda.
Tuan Wardhana merasa beruntung memiliki istri baik, sabar, dan selalu memberikan dukungan kepadanya. Memang dalam pepatah “ Laki-laki sukses dibelakang nya ada peran seorang perempuan hebat”, hal itu yang dirasakan Tuan Wardhana saat ini. Mereka telah berumah tangga selama puluhan tahun dan selalu harmonis. Apalagi sekarang Nyonya Nisa lebih memilih berhijab aura kecantikan nya selalu muncul.
...TERKEJUT NYA TUAN MUDA...
Revi sedang membaca komik dilamarnya sembari meminum susu hangat dan cemilan nya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan dia mendapatkan info terbaru dari Hendra ajudan terbaiknya. Dia mengambil ponsel diatas nakas yang tidak jauh dari ranjang tidurnya. Kemudian dia membuka sebuah pesan di WhatsApp yang menampilkan biodata dan foto Naya.
Revi sangatlah terkejut karena belum sehari sudah mendapatkan info mengenai keberadaan Naya. Hal yang membuatnya kaget adalah foto Naya sama persis dengan polwan yang tadi pagi mengerjainya di kantor polisi. Antara kaget dan senang mengetahui info itu perasaan nya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Untuk memastikan nya dia coba menghubungi Hendra untuk minta penjelasan.
“ Halo Hendra. Apa betul kalo itu benar foto Naya?”, tanya Revi penuh keraguan.
“ Betul tuan muda. Itu foto Naya gue dapatkan saat mencoba melacaknya dari media sosial tadi dan anak buah gue bilang sama”, jawab Hendra mencoba menjelaskan.
“ Hmm coba selidiki lagi. Pastikan benar itu dia gue tidak mau salah orang, soalnya gue belum begitu yakin”, ucap Revi dengan keraguan. Ekspresi wajahnya yang tadi sedih berubah senang. Dan ingin memastikan info tersebut.
“ Baik tuan muda. Lo gak usah khawatir info ini gue dapet dari informan terpercaya. Ya udah gue mau lanjutin pekerjaan lagi”, ucap Hendra menenangkan tuan muda nya dan akan pamit.
“ Oke thanks. Semoga lancar”, ucap Revi berterima kasih pada Hendra.
Panggilan pun dimatikan tapi Revi masih begitu syok melihat foto tadi. Dia dari awal kejadian pagi tadi saat melihat Naya dari jendela taksi merasa seperti kenal dengan wajahnya. Revi merasa sangat senang dan akan memastikan nya besok ke kantor polisi lagi. Tapi dia sedang memikirkan sebuah rencana supaya bisa menyelidikinya. Gurat senyum diwajahnya muncul karena ada sebuah ide.
“ Akhirnya gue bakal ketemu lo Naya. Pantas gue tadi melihat lo kayak gak asing ternyata lo dah berubah dan makin cantik”, gumamnya dalam hati memandangi lagi foto kenangan nya dulu.
“ Gue akan bikin rencana dekati lo. Besok bakal gue eksekusi langsung hahaha”, ucapnya lirih dan tersenyum bahagia.
...MISI REVI...
Di pagi hari, Revi bangun terlambat karena baru bangun. Dia sempat begadang menyelesaikan pekerjaan mendadak dari Papa Wardhana membuatnya telat bangun. Dengan wajah malas dan ngantuk dia pun mandi kemudian berwudhu untuk sholat subuh. Setelah keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang menutupi bagian bawahnya dan bertelanjang dada. Dengan santai berjalan menuju lemari.
Dia mengambil baju kaos lengan panjang, jaket, celana jeans, sepatu sport, kacamata, dan topi. Dia pun memakai kaosnya dan celana jeans setelah itu sholat subuh sebentar. Setelah selesai dia memakai beberapa perlengkapan lain yang telah dikeluarkan tadi. Tidak ketinggalan memakai parfum dan pomade menampilkan wajah tampannya. Kemudian Revi keluar kamar dan turun ke ruang makan untuk sarapan bareng Papa dan Mama nya.
“ Pagi Pa Ma. Aku mau ikut sarapan ya”, ucap Revi dengan senyum lebar dan mencium pipi mama maupun papa nya bergantian.
“ Anak mama dah ganteng. Mau kemana sih kan masih libur besok Senin baru masuk sayang”, ucap Mama Nisa sambil keheranan melihat tingkah anaknya.
“ Ya ma. Revi tau kok mau jalan-jalan aja keliling Jakarta kan kangen. Dah lama juga”, ucap Revi kepada sang mama. Revi mengambil nasi goreng dan memakannya dengan lahap.
“ Paling mau nyari cewek ya. Mumpung hari ini masih libur semoga berhasil ya”, ucap Papa Wardhana menggoda Revi.
“ Benar kayak gitu nak. Kok mama gak dikasih tau, kan bisa sekalian ikut mama juga mau jalan-jalan”, ucap Mama Nisa penasaran.
“ Gak kok ma. Papa mah gitu suka bercanda, weekend aja ya ma. Kita ke Car Free Day sambil olahraga. Nanti Revi traktir makan”, ucap Revi menjelaskan ke Mama nya.
“ Ya udah. Janji ya weekend kita ke Car Free Day”, ucap Mama Nisa meminta Revi berjanji.
“ Siap, Ma. Udah selesai nih. Revi pamit ya”, ucap Revi pamit ke Papa dan Mama nya.
Setelah selesai sarapan pagi, Revi pamit dengan mencium punggung tangan Papa dan Mama nya. Dia mengambil kunci mobil dan menaiki mobilnya melaju ke tempat yang akan dituju. Mobilnya melaju dengan kecepatan sedang karena tidak ingin buru-buru dan sengaja berputar keliling kompleks rumahnya. Dalam mobil Revi terus tersenyum mengingat ide nya yang bakal langsung di laksanakan.
Jam tangannya menunjukkan pukul 8.30 pagi, dia sengaja berhenti didekat kantor Polda Metro Jaya untuk memantau keberadaan Naya. Secara kebetulan Naya keluar menuju kios foto kopi untuk membeli beberapa peralatan kantor yang sudah habis dan tinta printer. Revi pun turun dari mobilnya mengikuti langkah Naya, dia berhenti didekat lapak buah dengan berpura-pura membeli buah. Revi membeli buah dan sengaja menjatuhkan beberapa buah di jalan yang akan dilalui Naya.
Dengan wajah kemenangan Revi akan membalas kejahilan Naya kemarin. Naya melangkah keluar dari kios foto kopi setelah membayar beberapa kebutuhan kantor tadi sekaligus minta diantarkan oleh si pemilik kios foto kopi ke kantor pos jaga. Karena barang yang banyak Naya meminta tolong si pemilik kios foto kopi. Saat melangkah keluar Naya terpeleset oleh buah apel yang sudah dijatuhkan oleh Revi. Dengan wajah kesakitan dan menahan malu Naya mencoba berdiri tapi tetap jatuh. Tiba-tiba muncul Revi entah dari mana ingin menolongnya.
“ Sini biar gue bantu. Pegangan ke tangan gue”, ucap Revi menawarkan bantuan ke Naya.
“ Ehhh lo kok ada disini. Gak usah gue bisa berdiri kok”, ucap Naya menolak nya. Dan berusaha berdiri tapi tetap jatuh.
“ Sini gue bantuin. Tuh liat kaki lo kayaknya terkilir gue antar masuk ke kantor biar diobatin disana”, ucap Revi sekali lagi menawarkan bantuan ke Naya.
“ Hmm ya udah deh. Gue mau tapi lo jangan macam-macam sama gue”, ucap Naya memperingatkan Revi. Revi tidak menjawab dia berjongkok membelakangi Naya untuk mengendong dari belakang. Naya pun menurut karena kaki nya sangat sakit.
Revi menggendong Naya kearah kantor Polda seperti anak kecil yang digendong oleh bapaknya. Naya hanya tertunduk malu karena diliat banyak orang lewat wajahnya sudah merah karena menahan malu. Sedangkan Revi tersenyum merasa kalo misi nya sekarang berhasil. Revi merasa beruntung bisa menggendong Naya seperti dulu saat masih menjadi sahabat di Jambi. Naya juga merasa aneh oleh perasaannya karena nyaman saat digendong Revi.
“ Nyaman banget ya digendong sama cowok ini. Padahal kemarin kan gue ngerjain dia ko sekarang malah gendong gue. Tapi kok gue ngerasa kayak kenal sama dia ya mengingatkan gue sama seseorang”, gumam Naya dalam hati.
“ Sadar Nay lo jangan terpesona. Kan dia cowok nyebelin kemarin udah buat lo kesal banget”, gumamnya dalam hati.
Saat memasuki ke bagian kantor banyak polisi yang memperhatikan Naya dan Revi dengan tatapan penuh selidik. Ada yang kagum bahkan ada yang iri melihat kemesraan mereka berdu. Revi hanya cuek melangkahkan kaki nya masuk kedalam kantor. Naya diantar masuk ke ruang tunggu tamu oleh Revi dan Revi menanyakan obat P3K ke polwan lain. Setelah berlalu cukup lama Revi kembali menemui Naya.
Naya merasa salting akan perhatian Revi kepadanya. Dia pikir cowok nyebelin itu hanya bisa buat masalah ternyata bisa juga berubah perhatian. Hati nya bergemuruh menahan rasa deg-degan karena perhatian Revi. Naya sesekali melirik Revi yang mengobati kaki nya dengan obat dan kompresan air es agar bengkak di kaki nya tidak parah. Naya melamun cukup lama akibat memperhatikan wajah tampan Revi.
“ Kamu udah baikan Naya. Udah gak sakit kan?”, tanya Revi melihat Naya melamun.
“ Ehhh... maaf yah kurang fokus. Kamu kok tau nama ku”, ucap Naya kebingungan.
“ Tau lah. Kan itu dibaju mu ada nama nya”, ucap Revi menunjukkan bukti nya ke Naya.
“ Kamu kok keliatan bingung. Pasti ngeliatin wajah tampan ku kan”, ucap Revi dengan muka narsis nya.
“ Sembarangan aja lo. Gue gak liatin lo kok ihh kepedean”, ucap Naya mulai kesal melihat perilaku narsis Revi.
“ Hahaha yakin. Awas naksir loh, gak tanggung jawab. Tadi manggilnya aku-kamu sekarang kok gue-lo”, ucap Revi bercanda.
“ Idih ogah gue naksir lo. Biarin suka-suka gue lah mau panggil nama kek atau gak bukan urusan lo”, ucap Naya ketus.
“ Ya deh percaya. Kalo kaki nya dah gak papa gue pamit ya”, ucap Revi pamit ke Naya.
“ Udah buruan sono pulang”, ucap Naya mengusir Revi.
“ Assalamualaikum, jangan kangen ya”, ucap Revi pamit dan menggoda Naya.
“ Walaikumsalam, kepedean kali”, ucap Naya membalas salam Revi.
Setelah itu Revi pun pergi keluar kantor, dia merasa puas misi nya berhasil karena bisa mendekati Naya. Revi sampai di mobilnya dan menaiki mobilnya melaju pergi meninggalkan kantornya. Naya yang masih gak percaya hanya bengong dan menahan deburan jantung yang memacu begitu kencang. Dia belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Meskipun pernah menjalin hubungan dengan Dimas dia tidak merasakan perasaan aneh begini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments