CHAPTER 3

...BERTEMU TUAN MUDA...

Setelah mengendarai mobilnya selama 15 menit, akhirnya Hendra pun sampai didepan kantor Polda Metro Jaya. Diapun melajukan mobilnya menuju parkiran mobil yang masih kosong. Hendra langsung memasuki basement kantor dan bertanya ke petugas piket disana mengenai keberadaan ruangan Pak Andi. Beberapa petugas piket adalah polwan mereka tampak takjub dan terpesona akan ketampanan Hendra yang tengah menanyakan keberadaan tuan muda nya. Mereka yang memandangi Hendra pun tersadar dan mengarahkan arah ruangan Pak Andi di lantai dua sebelah kanan. Setelah mengetahui nya Hendra bergegas kesana, setelah melalui beberapa anak tangga akhirnya Hendra pun sampai dan mengetuk pintu ruangan Pak Andi beberapa kali sampai dibuka oleh Pak Andi sendiri.

Pak Andi mempersilahkan masuk Hendra keruangannya, alangkah terkejutnya Hendra melihat sang tuan muda makan nasi Padang dua bungkus. Sontak Hendra tersenyum geli melihatnya sedangkan Revi hanya mendengus kesal. Pak Andi yang memperhatikan hal itu hanya tersenyum ramah tanpa berbicara. Setelah selesai semua Hendra dan Revi akhirnya pamit pulang tak lupa berterima kasih atas bantuan pak Andi. Mereka pun langsung menuju mobil yang diparkir kan tadi dan memasukinya. Hendra melajukan mobilnya dia tampak tersenyum renyah mengingat kejadian tadi. Revi hanya diam karena kesal kepada Hendra yang menertawakan nya atas kejadian tadi. Sedetik kemudian mereka berbicara dan saling mengejek satu-sama lain.

“ Hahaha yang ngapelin polwan. Ehhh malah makan nasi Padang dua bungkus”, ucap Hendra mengejek Revi.

“ Sialan lo. Bukannya bantuin malah cuman ketawa aja. Siapa juga yang mau ngapelin polwan males keles”, ucap Revi kesal mendengar ejekkan Hendra.

“ Hahaha, ya kan gue bantuin jemput lo. Awas kecantol polwan cantik kapok”, ucap Hendra mengejek dan tertawa.

“ Awas aja lo masih ejek kin gue. Gak bakal gue kecantol polwan”, ucap Revi bertambah kesal mencubit tangan Hendra. Untung Hendra bisa menghindar kalo gak bisa sakit banget cubitan Revi.

“ Maaf bos. Seneng aja dah bisa ketemu orang rumah pada khawatir tuh”, ucap Hendra meminta maaf kepada Revi.

“ Udah gue maafin. Udah lupain aja kejadian tadi, lo gas aja mobilnya biar cepat sampe rumah”, ucap Revi menyuruh Hendra.

“ Oke bos, siap. Gas ken”, ucap Hendra melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Selama diperjalanan Hendra terus menggoda Revi sehingga membuat kesal dia. Hendra yang melihat tingkah Revi hanya ketawa saja. Mereka ganti-gantian saling ejek Revi mengejek Hendra bujang lapuk karena belum nikah padahal usianya sudah 30 tahun sedang Hendra mengejek Revi yang mau pdkt sama polwan dikantor polisi. Hendra sudah bekerja di kediaman Tuan Wardhana maupun perusahaan hampir 10 tahun. Jadi dia sangat dekat dengan keluarga Wardhana termasuk Revi. Mereka selalu meributkan hal-hal yang gak penting dan saling ejek meskipun begitu Hendra menganggap Revi seperti adadiknya

Dia akan khawatir kalo Revi gak ada kabar karena pernah Revi mendapatkan ancaman pembunuhan oleh saingan bisnis sang ayah tapi dapat digagalkan oleh Hendra Hendra sangat dikenal karena kemampuan nya dalam menjalankan tugasnya sangat baik. Dia sebelumnya pernah mengikuti pelatihan di Kepolisian Hongkong pada bagian pengamanan dan Intelijen selama 3 tahun mendapatkan nilai terbaik. Diapun juga pernah bertugas pada satuan khusus operasi Kepolisian Hongkong yang menangkap gembong narkoba dan kartel besar. Karena sepak terjangnya yang begitu mengagumkan Tuan Wardhana menarik nya pulang ke Indonesia untuk mengamankan keluarga Wardhana maupun perusahaan nya.

 

...BERTEMU PAPA DAN MAMA...

Setelah menempuh perjalanan 15 menit, Revi dan Hendra akhirnya sampai dikediaman Tuan Wardhana. Mereka pun langsung turun dari mobil saat melangkah memasuki dalam rumah semua orang disana menyambut kedatangan Tuan Muda Revi dengan sangat ramah. Disana ada Tuan Wardhana, Nyonya Nisa, Pak Gumara, para asisten rumah tangga, satpam, pengawal, dan tukang kebun juga ikut menyambutnya. Revi hanya menganggukkan kepala nya saat disambut diapun menyalami kedua orang tua nya dan Pak Gumara sedang Hendra mengekor dari belakang Revi. Revi pun diajak Papa dan Mama nya ke dalam ruang keluarga untuk mengobrol. Pak Gumara dan Hendra langsung berlalu menuju tempat kerja mereka dilantai satu.

“ Kamu apa kabarnya sayang?”, tanya Mama Nisa sambil mengelus kepala anaknya.

“ Aku baik-baik saja ma. Aku dengar Mama sudah sembuh ya jangan sakit lagi ya ma. Revi nanti sedih lo”, ucap Revi menanyakan kabar mama nya.

“ Tenang aja Vi. Mama sudah menyelesaikan kan operasi dan terapi nya dengan baik. Papa yakin mama bakal sehat”, ucap Papa Wardhana menjelaskan kondisi Mama Nisa.

“ Ya nak. Kanker payudara mama sudah diangkat karena bersifat jinak. Jadi mama dah sembuh total. Mama juga gak sabar nunggu kamu menikah dan menimang cucu”, ucap Mama Nisa penuh syukur. Perkataan terakhir mama nya membuat dia terkejut mengenai pernikahan.

“ Alhamdulillah kalo mama dah sehat. Kok mama bahas masalah nikah sih kan Revi belum siap apalagi Revi gak pernah dekat sama perempuan manapun”, ucap Revi keheranan.

“ Mama harus bahas itu dong sayang. Kan mama pengen liat kamu menikah dan memiliki anak ya kan pa”, ucap Mama Nisa menjelaskan dengan penuh perasaan kepada Revi.

“ Ya papa setuju. Kamu coba aja dulu menerima perjodohan ini. Dilihat dulu cocok gak nya. Percaya sama papa dan mama kamu pasti gak bakal nolak”, ucap Papa Wardhana meyakinkan Revi.

“ Ya sayang please. Mau ya sekali ini aja kamu gak mau kan liat mama sakit lagi”, ucap Mama Nisa sedih.

“ Ya udah deh kalo gitu. Aku terima tapi janji kalo gak cocok jangan maksa Revi ya. Revi bakal nyari sendiri”, ucap Revi menerima permintaan papa dan mama nya.

“ Deal, Minggu depan kita berangkat ke Jambi”, ucap Mama Nisa antusias.

“ Kok ke Jambi Ma? Kenapa gak disini kan banyak banget cewek di Jakarta”, ucap Revi hendak membantah dengan halus.

“ Papa setuju apa kata mama. Kamu ikut aja nanti bakal terkejut kan kita sekalian jenguk nenekmu disana”, ucap Papa Wardhana menambahkan.

“ Ya udah aku ikut. Sekarang aku pamit mau tidur ya ngantuk nih”, ucap Revi pamit hendak ke kamar nya.

“ Oke sayang. Nanti kalo mau makan minta ke Bik Asih ya. Mama udah masak banyak minta Bik Asih siapin”, ucap Mama Nisa. Revi hanya mengangguk tanda setuju dan berlalu ke kamarnya.

Papa dan Mama nya Revi ngobrol santai sambil meminum jus jeruk. Mereka disana menikmati me time bersama dengan menonton tv. Tuan Wardhana sedang libur dari perjalanan bisnisnya sedangkan Nyonya Nisa setelah operasi dan terapi memang sering berada dirumah tidak melakukan pekerjaannya. Dia melimpahkannya kepada asistennya di butik hanya setiap ada hal penting dia menghubungi Nyonya Nisa. Didalam kamar tidurnya Revi duduk sebentar dan memandangi foto di dalam dompetnya yang tak lain gadis pujaan hati nya.

Revi mencoba mengingat-ingat kisah masa lalu nya yang sangat indah. Meskipun keduanya memiliki perbedaan usia sekitar 4 tahun Revi sangat mencintai nya. Sampai saat ini dia belum move on dari sang gadis pujaannya dia pernah ditolak 3 kali saat mengutarakan perasaannya. Sang gadis saat itu sudah kelas 3 SMP sedangkan Revi kelas 6 SD karena perbedaan usia itu sang gadis impiannya itu menolaknya. Walaupun begitu mereka menjadi teman sampai sang pujaan hati nya ikut tes polisi dan dinyatakan lolos. Mereka pun terpisah karena tidak tau tempat tugas sang pujaan hati nya.

“ Naya aku sudah berubah, bukan si culun lagi. Aku harap kamu mau menerima ku apa adanya dan semoga kita bisa bertemu”, gumam Revi dalam hati.

Matanya berkaca-kaca melihat foto kenangan mereka berdua. Revi sampai menitikkan air mata nya karena menahan rindu selama beberapa tahun berpisah. Revi tidak pernah dekat dengan perempuan lain karena hati nya sudah untuk Naya sang gadis pujaan hati nya. Setelah menangis, Revi mengusap air mata nya dan tersenyum kembali memandangi foto itu. Sampai dia tertidur pulas menyelami mimpi nya.

 

...OBROLAN NAYA DAN LISA...

Saat ini Naya dan Lisa sedang makan siang di kantin. Setelah sholat zhuhur banyak rekan polisi yang makan disini ataupun sekedar nongkrong untuk merelaksasi kan diri. Naya merasa kepanasan karena tadi ikut simulisasi kendaraan bermotor di Lapangan Banteng. Kebetulan dia dapat shift pagi jadi setelah selesai bisa makan siang bareng Lisa. Naya lahap memakan bekalnya sedangkan Lisa hanya memandangi bekalnya tanpa menyentuh nya sama sekali.

“ Woy, kenapa kok diem awas kesambet lo. Makanan lo kok gak dimakan?”, tanya Naya penasaran kepada Lisa.

“ Hmm, gak papa kok Naya. Gue lagi diet nih makan gue kurangin”, ucap Lisa ragu-ragu.

“ Owhh ternyata lo diet. Gue kira lagi galau mikirin ayang wkwk”, ucap Naya menggoda Lisa.

“ Ihh, apaan sih lo. Mana ada cowok yang mau sama gue”, ucap Lisa mulai kesal.

“ Sore sister. Gue kan cuman bercanda aja”, ucap Naya meminta maaf atas candaannya kepada Lisa.

“ Oke gue maafin, ngomong-ngomong lo liatin apa sih kepo nih?”, ucap Lisa si biang kepo.

“ Nah lo penyakit kepo lo muncul. Ini lo gue liat foto nya Alm. Mas Dimas kayaknya kangen nih”, ucap Naya memperlihatkan foto Alm. Dimas di dompetnya diliatkan ke Lisa.

“ Ya kalo kangen didoain lah. Ehh.. tunggu dulu itu foto siapa bocah tengil yang senyum gembira”, ucap Lisa merasa penasaran dengan foto satu nya.

“ Udah gue doain kok. Ini tuh foto nya Adit cinta pertama gue meskipun usia nya beda 4 tahun dari gue tapi gak tau gue nyaman sama dia. Sekarang mungkin dia udah usia 22 tahun dan dah nikah”, ucap Naya tampak sedih memperlihatkan foto Adit yang tak lain adalah Revi.

“ Ternyata lo bisa naksir berondong ya. Pasti lo nolaknya gara-gara perbedaan usia kan bener gak tebakan gue?”, ucap Lisa asal nebak mengenai foto Adit yang diperlihatkan Naya.

“ Kok lo tau. Tapi gue salut sama perjuangannya meskipun gue nolak dia. Pas gue ikut tes polisi dia yang nemenin gue seleksi sampai dinyatakan lolos. Habis lolos tuh gue tugas di Aceh terus kita pisah deh”, ucap Naya menitikkan air mata nya karena sedih.

“ So sweet banget sih. Gue yakin kalo dia bakal balik lagi kok. Mau menikah sama lo terus jadi keluarga bahagia”, ucap Lisa menenangkan Naya yang tengah sedih.

“ Ya makasih bestie. Tapi gue bakal ingat kok janji nya dia bakal balik lagi dan perjuangan cinta kita”, ucap Naya mencoba kuat.

“ Dah mirip drakor aja. Aku doain lancar dan samawa ya”, ucap Lisa mendoakan Naya agar lebih kuat.

“ Hahaha, bisa aja lo. Masa mirip drakor sih, makasih doa nya Lisa”, ucap Naya yang mulai bisa tersenyum kembali.

Habis curhat Naya ke Lisa, mereka pun melanjutkan makan siangnya kembali dengan diselingi bercanda riang. Dari bahas drakor terbaru sampai bahas anak kost sebelah rumah kost Bu Narsih yang sering ngintipin mandi nya Naya maupun Lisa. Tapi gak pernah berhasil karena Naya dan Lisa lebih cerdik dari mereka. Sehabis waktu makan siang selesai mereka pun langsung pergi dari sana dan melanjutkan aktivitas kerja nya. Lisa masih bekerja mendata kegiatan pembinaan masyarakat, sedangkan Naya menjaga ruangan tes pembuatan SIM.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!