SINOPSIS

Panggil aja aku “ Nara ” aku punya kakak angkat yang bisa dibilang kelahiran korea, nama nya Kim Minn Kee, aku cukup sangat dekat dengannya.

Hingga kakak (tiri) ku memperkenalkan ku pada seorang lelaki yang umur nya lumayan lebih tua dari ku, berkisar antara 2thn.

(aku dengannya)

Namanya ji-won Lee aku bertemu dengannya saat aku kelas 6SD dan kita berteman baik hingga menjadi sahabat. (dekat)

Dia juga memperkenalkanku pada seorang perempuan blasteran, namanya elouna, dia adik dari lee tsu-minn yaitu kekasih dari kak lanar. (lanar adalah orang asing yang sudah dianggap kakak kandung olehku)

Umur elouna hanya beda satu tahun denganku, dia juga orangnya sangat dingin begitu terlihat dewasa, sedangkan jiwon dia seorang yang sangat petakilan.

Aku sangat bahagia bisa dikelilingi orang-orang yang baik padaku, hingga ada satu laki-laki yang datang mengganggu hubungan persahabatan kita bertiga.

Salah satu diantara mereka menyukai ku, iyaa namanya farel dia orang Indonesia sama seperti ku.. Saat itu dia menyatakan bahwa dia menyukai ku. dia mengatakannya diwaktu yang bisa dibilang kurang tepat.. Seketika suasana hari itu menjadi sunyi, dengan perasaan canggung kami semua. terlihat juga raut wajah jiwon berubah dan pergi meninggalkan kami semua yang tengah makan malam bersama hari itu.

(membuatku bertanya-tanya keheranan melihat tingkah laku jiwon)

Begitulah beberapa hari berlalu sangat susah sekali menjadi dekat lagi dengan jiwon, karena lelah aku menangis dan mengadukannya pada kakak perempuannya jiwon nama nya kak eunbi, dia tertawa saat mendengar cerita ku tentang jiwon yang tiba-tiba menjauh begitu saja.

-pov-

"Huwaaa kak eunbi! pen cerita hikss". ucapku berlari sembari menangis menyimpan wajahku diatas bantal yang sedang menjadi penopang sandaran nya eunbi.

" Ehh kenapa nangiss, kamu diapain hm? " tanya eunbi dengan raut wajah lumayan kaget.

" Hikss jiwoon.. jiwon benci sama Nara! dia jauhin Nara terus kak eunbii! " ucapku terus menangis sesenggukan.

" Emang nya Nara buat salah apa, sampe-sampe jiwon jauhin nara? " lanjut tanya eunbi keheranan mendengarkan aduanku padanya.

" Engga tau, seminggu sebelumnya kan jiwon pergi waktu makan malam.. terus udah gitu jadi ngga bisa deket lagi hikss.. " jawab ku dengan wajah banjir air mata.

" Astagaaa, nanti uni marahin deh jiwon nya.! Uni jewer biar dia ngga ngehindar mulu ke nara! " lanjut eunbi meyakinkan ku dengan jari yang diangkat dan wajah yang dibuat-buat sangat lucu.

" Bener nih kak?? " tanya ku sekali lagi memastikan nya.

"Iyaa Nara " ucap eunbi terlihat mengelap sisa air mata di pipiku dan menggandeng tanganku.

" Udah-udah jangan nangis, ayo kebawah.. kita bicara baik-baik sama jiwon " lanjut nya.

Begitu lah aku diajak untuk bertemu jiwon, dia membawaku ke lantai satu, terlihat seperti biasa jiwon sedang memainkan ps nya itu.. melihat kelakuan adiknya yang memasang wajah tanpa dosa, eunbi langsung memulai pembicaraan dengan bertanya sembari menahan tawa, aku yang kesal hampir dibuat nangis olehnya.

" Jiwon kemari, uni pengen bicara sama kamu! " ucap eunbi yang ingin tegas namun kalah dengan karakteristik nya.

" Cih apaan sih eonni, eonni ngganggu tau gak! " jawabnya, jiwon yang tau aku mengandu terlihat memasang wajah cukup marah menatapku yang sedang bersembunyi di belakang eunbi.

“ Ngga liat aku lagi main game? ”

" Cuma mau ngomong sebentar kok " lanjut eunbi meyakinkan jiwon.

" Iya deh iya, ada apa?! " mendengar itu jiwon melembutkan suaranya dan berusaha bersikap baik terhadap kakak tertuanya itu.

" Kamu kenapa ngejauhin Nara, dia sampe nangis loh?? " Tanpa ba bi bu be bo eunbi langsung bertanya to the point dan dijawab sama oleh jiwon dengan singkat nya.

" Aku ngga ngejauhin Nara kok! lagi pula ngapain aku gangguin cewe yang udah punya pacar " ucap jiwon dengan nada yang sedikit di tinggikan sembari menyindir kearahku.

"Emm.. Cemburu nih?? " goda eunbi kepada adik bungsunya itu.

" E-engga kok!! " elakkan jiwon membuat wajah nya memerah.

Wajahnya terlihat seperti kepiting rebus, sangat lucu sekali.

Terlihat juga eunbi menjelaskan bahwa ternyata jiwon cemburu padaku dan Farel, jiwon yang terus mengelak lalu dihampiri Farel dan elouna yang sempat mendengar kan kegaduhan di dalam rumah lalu di jelaskan lah semuanya secara baik dan benar.

Pada akhirnya kita berbaikan kembali.. Dan yah beberapa tahun terlihat berlalu, aku, jiwon dan elouna masuk ke sekolah yang sama.

Baru juga masuk sudah menjadi rebutan para betina, aku dan elouna yang melihat itu hanya tertawa puas sembari pergi meninggalkan jiwon yang di kerumuni cewe-cewe hari itu.

Begitu lah kami bertiga selalu bersama-sama hingga entah sejak kapan jiwon menjadi anak geng motor.

Disusul dengan elouna, aku juga jadi tidak mau kalah dan membuat geng ku sendiri dengan elouna yang menjadi wakil ketua dari geng yang aku buat. kita jadi nakal dan jarang sekali masuk sekolah.. Bolos disebut nya.

Saking berantem udah jadi hobi bagi kita, kita udah biasa bolak-balik masuk ke kantor polisi.

Begitu lah hingga pada tanggal 22 Desember kami semua tadinya mau ngadain konvoi kecil-kecilan dengan para anggota inti.

Tapi sangat disayangkan sekali aku mudah sekali di hasut oleh musuh dan pergi menuju markas mereka, jiwon dan elouna yang sudah menyerah dengan peperangan malah mencegah ku.

Yah aku yang memiliki dendam pribadi dan juga keras kepala memarahi mereka dan kekeh ingin pergi ke markas musuh sendirian.

Melihat jiwon yang akan pergi menyusul ku, entah karena sebuah ikatan atau apapun itu, elouna yang merasakan firasat buruk akan terjadi pun juga ikut pergi menyusulku. dengan anggota yang lainnya yang juga ikut serta mengikuti ku, aku pun tidak peduli dan terus melajukan kecepatan motor ku, dan dipikiran ku hanya ada kata "MEMBUNUH" .

Hingga akhirnya kita bertemu dengan para musuh bebuyutan. aku langsung mengintruksi semua nya untuk melakukan peperangan/berantem ala anak remaja.

Saat itu sedang asiknya gelut.. Penyakit jantung ku tiba-tiba kambuh, semuanya terlihat blur, aku hanya terdiam yang membuat itu semua menjadi momen pas untuk musuh melancarkan aksinya itu.

Dengan hujan deras yang membasahi jalanan, elouna terus menerus berusaha berteriak agar aku menjauh dari arah musuh. Suara nya begitu tidak terlalu jelas karena memang dengan diiringi suara hujan, aku jadi tidak dapat mendengar suara elouna saat sedang berbicara.

Banyak sekali anak buah musuh yang mengarahkan pisau dan pemukul bisbol ke arah ku, elouna yang kewalahan juga kesusahan untuk menyelamatkan ku.

Pada akhirnya saat itu aku dipukul oleh kayu berpaku yang membuat ku terjatuh ke tanah.

Sontak orang yang ingin menusuku dengan pisau terkaget-kaget karena.. Yang seharusnya aku yang tertusuk hari itu, pikir bodohnya.. malah jiwon yang melindungi ku itu terjatuh tepat dihadapan ku. membuat semuanya yang lagi gelut terhenti saat aku berteriakan nama “JIWON”

Aku yang tidak peduli dengan kepala ku yang kesakitan dengan darah yang terus menerus mengucur hingga pipi pun, sontak langsung memukul balik dengan kayu berpaku itu sampai orang itu tidak bernafas

Karena emosi aku menghajar anak buah si bajingan itu dengan brutal hingga saat ketua nya itu ingin aku habisi juga, samar-samar terdengar jiwon memanggil nama ku dengan rintihan kesakitan yang dirasanya.

Aku yang tersadar dari hawa nafsu mulai kaget melihat semuanya yang sudah kacau, ditambah terkagetkan saat melihat darah bercampur air hujan tepat ada di bawah kaki ku itu membuat ku langsung berlari menuju jiwon yang tengah menahan rasa sakitnya itu.

Jiwon yang cengeng, aku dibuat terdiam tanpa bersua melihat dia yang tersenyum kearahku, aku tidak melihat nya menangis sama sekali.

Dia mengatakan sesuatu yang begitu berharga, dan menyuruhku tersenyum, dan setelah itu dia tidak pernah muncul lagi dihadapanku.

Aku menangis histeris karena kepergian jiwon yang tidak disangka-sangka dengan kata-kata terakhir bahwa dia mencintaiku.

Elouna hanya terdiam melihat ku yang menangis bercampur air hujan yang semakin deras, aku yang tidak tau harus berbuat apa langsung berlari dan menghabisi ketua itu yang kuanggap sebagai musuh pribadi.

Hingga aku terbangun di rumah sakit, dan mendengar berita bahwa elouna masuk lapas remaja yang seharusnya aku yang ada disana, elouna mengorbankan dirinya untukku.

Eunbi yang terlihat marah padaku itu tidak berani mengucapkan sepatah kata apapun, namun pada akhirnya dia mengatakan beberapa kalimat lalu memberikan foto sewaktu jiwon kecil lalu pergi dari hadapanku.. Dan sampai sekarang aku tidak pernah bertemu dengannya lagi.

Aku mengunjungi makam jiwon dan lalu pergi ke negara asalku dan melanjutkan sekolah di jepang dan tinggal dengan kak lanar.

Sampai sekarang aku tidak pernah bertemu lagi dengan elouna, aku merindukan nya...

Cerita fiksi yang diangkat dari kehidupan author, murni fiksi!

Terpopuler

Comments

Arsya

Arsya

Games are number one in my heart, right?

2023-03-27

6

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!