banyak dari mereka yang hanya menilai dengan apa yang mereka lihat tidak lebih dari 5 menit.
tapi banyak dari mereka yang tidak bisa memberi solusi setiap permasalahan yang terjadi kepada orang sekitarnya.
jangan menganggap dirimu benar jika pada kenyataannya kalian tidak tahu bagaimana sakitnya berjuang hidup tanpa sandaran.
bagaimana berjuang hidup tanpa ada yang bisa mengarahkan .
hidup seseorang tidak segampang apa yang kalian lihat.
jika mereka tersenyum itu hanya untuk menutupi semua luka yang bahkan tidak tahu kapan sembuhnya.
jangan jadi orang bodoh yang berlagak sok pintar.
jadilah orang yang seakan tidak tahu apapun namun diam diam ikut memberi arahan kepadanya.
pagi hari seperti biasa rutinitas yang dilakukan Karin dan Kiran untuk bekerja.
tak lama setelah mereka siap berangkat.
tiba tiba salah satu tetangga yang memang sejak dulu sukanya mengusik kehidupan para tetangga itu datang dan langsung berkata.
"kalian mau kemana kok sudah rapi begitu.
kok dilihat lihat kalian setiap pagi keluar malemnya pulang.
apa pekerjaan kalian memang seperti itu
yang pergi pagi pulang malem."
mendengar mulut tetangga yang satu ini sudah biasa bagi mereka berdua.
Karin dan Kiran yang memang memiliki sifat tidak pernah takut hanya menoleh dan menatap sinis.
"apa pekerjaan ibu disini hanya jadi biang gosip.
"hati hati ibu , dari pada sibuk mengurusi kehidupan kita berdua, lebih baik ibu masak dirumah buat suami ibu yang gak pernah betah dirumah.
jangan lupa juga urus juga anak perempuan ibu agar tidak pacaran dipinggir jalan ."
ibu Sri yang mendengar perkataan sarkas dari Karin mendadak emosi.
"siapa yang bilang suami aku tidak betah dirumah, jangan sok tahu kalian berdua ya." dasar tidak punya sopan santun.
terus kalian bilang anak aku pacaran dipinggir jalan.
itu sama sekali tidak mungkin pacar anak aku itu orang kaya terpandang, jadi tidak mungkin pacaran dipinggir jalan.
apa kalian iri melihat Sinta anak aku yang bisa pacaran dengan anak orang kaya."
mereka berdua yang mendengar perkataan dari ibu Sri hanya bisa tertawa.
"ibu jangan terlalu percaya diri nanti jatuh sakit.
lebih baik ibu pulang ke rumah dan lihat apa di pagi ini suami ibu masih ada dirumah.
soalnya aku tadi lihat suami ibu keluar dengan buru buru.
dan untuk Sinta,
kenyataannya kemarin aku lihat sendiri nongkrong dipinggir jalan sepi .
apa anak orang kaya gak bisa buat pacaran hanya di cafe saja."
ibu Sri yang mendengar semua yang jelas jelas kenyataan itu terdiam kikuk, dan langsung pergi begitu saja.sambil terus mengoceh yang tidak jelas.
"awas saja kalian berdua sudah kurang ajar ,
jangan belagu kalian.
kalian juga pasti tidak akan pernah bisa mendapatkan laki laki mapan seperti Sinta .
ya jelas Sinta lebih cantik lebih segalanya dari kalian huh.
membuat emosi saja ."
"ayo Karin kita berangkat nanti telat lagi kerjanya.
mengganggu saja ibu Sri itu.
apa dia tidak punya pekerjaan, sehingga semua urusan orang di kampung sini dia juga ikut campur menjengkelkan sekali."
"sudahlah Kiran memang watak ibu Sri dari dulu sudah begitu.
ayo berangkat Jangan ngoceh terus nanti kita telat."
sepanjang perjalanan tidak ada obrolan dari keduanya, sampai tiba di lampu merah.
tidak sengaja mereka berhenti tepat di sebelah mobil yang tak lain adalah milik Arga dan Yuda.
Yuda yang dari awal sadar dengan dua gadis di samping mobilnya tersebut hanya diam. berpikir entah apa yang dipikirkan olehnya. sampai senyum senyum tidak jelas.
sesampainya di kantor semua sudah masuk dan mulai aktifitas kerja masing masing.
tak lama setelah itu pintu ruangan di ketuk dari depan. masuklah ucap Arga dengan masih fokus kepda berkas berkas yang ada di atas mejanya."
seseorang yang tadi mengetuk pintu langsung masuk begitu mendengar jawaban dari dalam ruangan kerja itu.
lalu melangkah mendekat ke meja kerja Arga.
"ini pak , ada berkas yang harus bapak periksa terlebih dahulu" ucap sekretaris perempuan itu sambil menunduk sopan."
"baiklah kamu letakkan saja di atas berkas berkas itu" ucap Arga sambil menunjuk ke arah berkas yang sudah ada di atas meja sebelumnya.
"kalau begitu, saya permisi dulu pak" ucap sekretaris itu lalu melangkah pergi dari dalam ruangan menuju ke meja kerjanya kembali.
tak lama pintu ruangan terbuka tanpa ada ketukan, siapa lagi yang bisa begitu kalau bukan Yuda.
Arga yang melihat Yuda melangkah ke arahnya hanya bisa diam sambil tetap fokus membaca berkas yang tidak pernah ada habisnya itu.
"Ar, tadi sekretaris Sheila sudah ngasih kamu berkas apa belum" tanya Yuda.
"sudah barusan , memangnya kenapa kamu nanyain itu" tanya balik Arga.
"enggak, takutnya belum nyampe ke kamu berkasnya, soalnya itu penting buat besok .
kalau begitu ya sudah aku kembali keruangan ku lagi" jawab Yuda sambil melangkah pergi.
sebelum sampai di pintu keluar, Arga memanggil Yuda.
"Yuda apa nanti ada pertemuan penting dengan klien tanya Arga.
Yuda yang di tanya seperti itu langsung berbalik dan menatap Arga.
" kalau nanti gak ada Ar, memangnya kenapa" tanya Yuda lagi.
"kalau enggak ada , gapapa aku mau kamu kasih tahu ke Sheila, bilang sama dia, jangan masuk ke dalam ruangan saya kalau tidak ada yang sangat penting. soalnya saya mau fokus ngerjain berkas berkas ini " ucap Arga.
" baiklah Ar, nanti aku kasih tahu Sheila, yasudah kalau tidak ada lagi, aku keluar" jawab Yuda dan langsung melangkah pergi dari dalam ruangan Arga.
sesampainya meja sekretaris Sheila, yuda langsung memberi peringatan kepadanya.
"Sheila , nanti kalau ada apapun, jangan kamu biarkan mereka masuk kedalam ruangan Pak Arga, tadi pak Arga berpesan untuk tidak mengganggu dalam bekerja , kamu mengerti?" ucap Yuda sekaligus bertanya.
"baiklah pak, saya mengerti" jawab Sheila.
"baiklah kalau begitu kamu lanjutkan saja pekerjaan kamu, aku juga mau kembali keruangan ku ."
lalu setelah itu Yuda melangkah pergi meninggalkan meja sekretaris dan menuju ke ruangannya.
setelah sampai Yuda langsung masuk dan kembali fokus dengan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda.
" ini berkas kapan kelarnya sih, heran setiap hari masih numpuk saja" keluh Yuda dengan memandang berkas berkas yang tidak pernah sehari saja meja kantor nya bersih dari tumpukan berkas.
sambil ngomel sendiri, Yuda tetap mengerjakan pekerjaannya sekaligus tanggung jawabnya di kantor.
kalau ngeluh terus tapi enggak di kerjakan ya enggak bakalan selesai selesai kan itu kertas kertas .
hai hai aku up lagi dan jangan lupa dukung karya aku ya..
jangan pernah bosen dan tunggu kejutan kejutan yang akan kalian lihat nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments