Pak Dikta menatap tajam siswi tersebut sehingga membuat nyali Veranda menciut.
"Cantik" Batinnya namun ekspresinya tetap datar
"Baik anak-anak sekarang kalian kan sudah kenal dengan pengganti Bapak. Sekarang Bapak pamit ya soalnya besok Bapak akan berangkat" Ucap Pak Samsudin
"Hati-hati ya Pak jangan lupain kami" Ucap Ikhsan
"Pasti yasudah Bapak pamit yah pelajaran akan dilanjutkan oleh Pak Dikta" Ucap Pak samsudin sambil tersenyum
"Saya permisi dulu Pak" Pamit Pak Samsudin dan dianggukin oleh Pak Dikta
Setelah Pak Samsudin pergi kelas tampak sunyi dikarenakan masih sedih akibat pisah dengan Pak Samsudin.
"Ekhem" Suara deheman Pak Dikta
"Baik karena ini pertemuan pertama kita saya ingin tau nama kalian masing-masing terlebih dahulu" Terang Pak Dikta
"Alif Pratama" Pak Dikta mulai mengabsen siswa-siswi satu persatu
" Hadir Pak" Ucap Alfi
"Alyana Putri"
" Hadir Pak" Ucap Alya
"Fiona Hafiza"
"Saya Pak" Ucap Fiona
"Ikhsan Maulana"
"Hadir Pak" Ucap Ikhsan
"Veranda Claudysa Shakila"
"Saya Pak" Ucap Veranda sambil mendongakkan kepala
"DEG"
Mata mereka bertemu cepat-cepat Veranda mengalihkan ke arah lain.
"Veranda nama yang cantik" Batin Pak Dikta
"Baik disini saya akan menjelaskan peraturan yang akan diterapkan selama pelajaran saya :
Siswa-siswi sudah harus berada dikelas tidak ada yang boleh telat sekalipun
Apabila ada yang telat akan saya keluarkan dari kelas
Dilarang tidur dikelas
Dilarang ribut apabila saya belum datang
Dilarang memakai riasan mencolok
Dan dilarang mencontek.
Itu peraturan yang ada di pelajaran ini kalo ada yang melanggar saya gak segan-segan untuk ngurangin nilainya" Ucap Pak Dikta dengan mata menajam ke seluruh kelas
"Paham semuanya" Lanjutnya
"Paham Pak" Sahut seluruh murid kelas
"Karna jam pelajaran sudah habis saya akan memulai pembelajaran di pertemuan selanjutnya. Saya akhiri pertemuan hari ini selamat siang semuanya" Ucap Pak Dikta
"Siang Pak" Ucap seluruh murid
Pak Dikta melangkah keluar kelas matanya sempat menoleh ke arah Veranda tatapan mereka sempat bertemu tapi Pak Dikta segera mengalihkan dan berjalan keluar kelas.
"Eh buset peraturannya gak main-main cuy" Ucap Fiona
"Iya mana gue suka telat lagi" Ucap Veranda
"Jangan sampai telat loh pelajaran dia bisa berabe nilai kita" Ucap Alya dan diangguki Fiona
"Hmm" Deheman Veranda sebagai jawaban ia masih kesal dengan guru baru tersebut.
"TET TET TET"
Bel pulang telah tiba semua murid bergegas untuk pulang tapi tidak dengan Veranda karna ia masih harus menjalankan hukuman dari Bu Preti.
"Eh lo gak pulang Ver? " Tanya Alya sambil ngemaskan barang-barangnya dan dimasukkan kedalam tas
"Gak" Ucap Veranda singkat
"Ngapain lo betah amat di sekolahh ohh gue tau lo mau ngapel guru baru itu ya? " Ledek Fiona yang membuat Alya terkekeh
"Najisun woii kagak gue dihukum sama Bu Preti suruh bersihin toilet" Ucap Veranda sambil memutar bola matanya
"Mau kita tungguin gak Dir? " Ucap Alya
"Gak usah kalian duluan aja gue bawa motor" Ucap Veranda
"Yakin gak mau kita temenin aja nih" Tanya Fiona
"Iyaa kek sama siapa aja lo udah sana balik" Usir Veranda
"Ck iyaa gue sama Alya pulang duluan ya lo jangan lupa pulang" Ucap Fiona
"Iya iya" Sahut Veranda
"Dahhh Ver" Ucap keduanya serempakk
Sesampainya di toilet Veranda membuka sepatu dan kaos kakinya dan menaruhnya di depan pintu toilet lalu ia memulai pertempuran dengan sikat dan pengepel lantai di toilet.
"Huu akhirnya beress juga gilaa njir capek banget gak mana kurang tidur lagu gue" Keluh Veranda
Setelah membereskan alat pertempurannya Veranda memakai kembali kaos kaki dan sepatunya lalu melangkahh ke parkiran saking gak sabar untuk pulang Veranda gak ngeliat ada seseorang yang dari arah berlawanan sambil menenteng buku-buku.
"BRUKK"
"Aduh siapa lagi sihh yang nabrak gak liat apa orang segede ini" Sewot Veranda
"Maaf saya gak liat" Ucap orang itu
"Gak liat mata lo bu.. Eh Pak Dikta belum pulang Pak? "Ucap Veranda sambil tersenyum kikuk
"Belum" Ucap Pak Dikta singkat
"Emm yaudah saya pulang duluan ya Pak untuk masalah tadi saya udah maafin kok Pak saya pulang ya Pak" Ucap Veranda
Pak Dikta hanya mengangguk sebagai jawaban ekspresinya masih dingin dan datar. Veranda tak ambil pusing ia segera menyalakan motornya dan menjalankannya tak lupa ia menghidupkan klakson sebagai tanda pamit.
"Gadis yang menarik" Ucap Pak Dikta sambil tersenyum tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments