Pil pahit kehidupan

Saat paman dan bibi serta Anita sudah pulang, Yumna pun kembali kekamarnya. Untuk mandi dan bersiap-siap.

Hari ini ia memutuskan untuk menemui calon suaminya yang entah hilang kemana untuk membicarakan pernikahan mereka, yang akan digelar beberapa hari lagi itu.

Karna semenjak dua minggu yang lalu, terakhir mereka bertemu saat dibutik untuk fiting baju pengantin. Setelah itu, bahkan sampai hari ini, mereka tidak pernah menemui Ayumna. Bahkan di acara pemakaman kedua orang tua Yumna pun mereka tidak ada yang hadir satu pun Alan sendiri sebagai calon suaminya saja tidak hadir. Padahal yang Ayumna harapkan kehadirannya untuk mensuport dirinya saat terpuruk seperti ini.

Setelah melajukan mobil kesayangannya, kini Yumna sudah berdiri didepan pintu apartemen tempat Alan tinggal selama ini. Yumna sudah berulang kali membunyikan bel pintu. Namun tidak ada sahutan dari dalam ataupun orang yang kluar. Yumna pun langsung masuk karena memang tahu kode sandi apartemen Alan. Yumna memutuskan untuk masuk saja, toh itu juga sebenarnya apartemen milik Yumna. Tapi memang sementara ditempati oleh Alan, dikarnakan lebih dekat dengan tempat kerjanya.

''Kak Alan!''

''Kak!'' Namun tetap tiada sahutan dari sang punya nama.

Yumna melihat pintu kamar Alan yang sedikit terbuka. Yumna pun perlahan mendekati pintu tersebut. Namun hatinya langsung mencelos tak kala Yumna mendengar hal-hal yang sangat menyakitkan hatinya.

"Sayang bagaimana dengan calon istrimu itu." Tanya seorang wanita, yang tak lain Silvana sahabat sekaligus pacar selingkuhan Alan selama ini.

"Oh! Ayolah sayang! Saat kita sedang berdua, jangan membahas wanita bodoh itu." Alan mengerang nikmat setelah berada di puncak kenikmatan.

''Silvana....''

Yumna menutup mulutnya menahan emosi yang mulai memenuhi pikiran dan ruang hatinya. Yumna membuang nafas dengan kasar. ''Lalu selama ini, Alan menganggap dirinya yang notabennya adalah calon Istrinya. Dan Silvana, orang yang selama ini sudah ia anggap seperti saudara baginya ternyata malah menusuknya dari belakang.

"Tapi sayang, bukankah pernikahan kalian tinggal beberapa hari lagi." kata Silvana lagi.

"Pernikahan konyol itu sudah dibatalkan oleh Mama dan Papaku sayang. Lagi pula siapa yang mau menikahi perempuan miskin itu. Kamu tau sendiri bukan? Aku menerima perjodohan itu hanya karena mereka sudah banyak membantu perusahaan Papaku sayang. Sekarang mereka sudah bangkrut. Jadi kami sudah tidak membutuhkan mereka lagi." Alan tersenyum remeh mengingat wajah Yumna yang baginya sangat konyol sekali.

Yumna jatuh lemas dibalik pintu. Bagaimana bisa Alan berpikir seperti itu. Kurang apa ia selama ini?. Bahkan Yumna pun sudah mulai menerima kehadiran Alan.

Tapi apalah artinya tangisan ini. Yumna bangkit, dia tidak mau menjadi wanita lemah lagi.

Yumna pun masuk tanpa permisi dan melihat?

''Oh! pemandangan yang sangat menjijikan!'' Yumna berdecih melihat pasangan menjijikkan itu.

Sepasang kekasih sedang diburu nafsu dan gairah. Bahkan berhubungan suami istri tanpa setatus resmi.

"Sungguh menjijikkan."

''Yumna...'' Alan dan Silvana terkejut saat melihat Yumna masuk begitu saja dan melihat keadaan mereka yang yak pantas untuk dilihat.

"Ciiih" Kalian benar- benar pasangan yang sangat menjijikan!'' Teriak Yumna yang suaranya menggelegar diruangan itu sambil bertepuk tangan. Yumna pun sudah menelpon security yang jaga untuk segera datang ke apartemen tersebut.

Alan dan Silvana segera mengambil baju-baju mereka yang berserakan di lantai. Melihat posisi mereka yang sangat tidak menguntungkan itu. Terlebih keadaan mereka yang tanpa busana sehelai benang pun.

Belum selesai keterkejutan mereka, kini bertambah lagi dengan kedatangan Security yang juga sudah datang dan melihat keadaan mereka.

"Pak tolong usir mereka berdua dari apartemen saya pak." Ucap Yumna penuh penekanan. Mata yang memerah menahan amarah dan emosi.

"Sayang ini semua salah faham dan tidak ....

belum selesai ucapan Alan, namun langsung dipotong dengan sebuah tamparan dari Yumna.

"Menjijikan! Jangan lagi berbicara denganku. Aku tidak sudi mengirup udara dalam satu ruangan bersama kalian!''

''Yumna.... Kumohon dengarkan kami. Bagaimana pun kita masih bersahabat.'' Silvana mengiba mengharap agar hati Yumna melunak.

Namun Yumna segera menepis genggaman tangan Silvana.

''Sahabat! Sahabat mana yang berani tidur dengan calon suami sahabatnya sendir? Jawab! Sahabat mana yang tega berpacaran dan bahkan berhubungan badan dengan tunangan sahabatnya sendiri? Jawab! Jawab Silvana. Jawab!....''

Silvana hanya diam membisu mendengar semua ucapan Yumna yang tidak ada salahnya dan memang benar apa adanya. Yumna hanya tersenyum getir melihat kebisuan Tunangan dan sahabatnya itu.

''Kamu benar. Pernikahan kita batal! Dan aku harap! ini adalah pertemuan terakhir kita.'' Dan tanpa berbicara lagi, Yumna merebut pakaian yang belum sempat Alan dan Silvana pakai. Lalu membuangnya keluar apartemen mereka.

"CEPAT PERGI DARI SINI!''

Usir Yumna.

Alan dan Silvana terkejut melihat Yumna membuang pakaian mereka. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi saat Security langsung menyeret mereka berdua. Setelah itu Yumna mengemasi baju-baju dan barang-barang milik Alan dan Silvana kedalam tas, dan langsung dilemparkan kelantai bawah tepat dihadapan Alan dan Silvana.

...BRAK!........

Dengan keras Yumna membanting pintu apartemennya. Yumna terduduk dibalik pintu. Ia menelungkupkan kepala diantara tangan dan kakinya. Yumna menangis sejadi-jadinya. Mengapa ujian datang bertubi-tubi. Baru saja ia kehilangan kedua orang tuanya, sekarang ia harus menelan pil pahit, karna dihiyanati calon suaminya yang bahkan beberapa hari lagi penikahan mereka akan digelar.

Yumna mengambil ponsel yang ada di sakunya. Ia pun langsung menghubungi Paman dan Bibinya.

"Halo Paman."

"Iya nak ada apa?" Jawab Pamannya setelah saling terhubung.

"Paman." Yumna mau meminta tolong kepada Paman." Ucap Yumna di sela-sela tangisnya.

"Iya sayang ada apa nak? Kenapa suaramu terdengar sesenggukan?"

"Tidak apa-apa Paman, hanya beberapa tikus tanah yang menggangu Yumna.''

''Tikus tanah?'' Paman Yumna terdengar bingung mendengar ucapan keponakannya itu.

''Paman, Yumna mau meminta tolong pada paman. Paman tolong datanglah kerumah Paman Harun dan Tante Dewi. Tolong katakan bahwa Yumna menyetujui pembatalan pernikahan, paman." Ucap Yumna.

"Apa yang kamu katakan nak?. Jangan bercanda, pernikahan kamu tinggal beberapa hari lagi nak," ucap paman yang bingung, kenapa tiba- tiba Yumna membicarakan pernikahan mereka yang dibatalkan.

"Yumna tidak bercanda paman. Lagi pula mereka juga memang sudah membatalkan penikahan kami, Paman. Dan Alan, dia ternyata menghiyanantiku Paman." Yumna yang tadinya sudah bisa mengatur emosinya kini mulai terisak kembali tak mampu membendung air matanya lagi.

"Ya Allah nak," Bagaimana ini bisa terjadi?. "Baiklah" Paman akan pergi kerumah Harun. Tapi kamu harus menceritakan terlebih dahulu semuanya ya?" ucapnya penuh kekhawatiran.

"Iya paman. Besok Yumna akan datang kerumah paman dan menceritakan semuanya,"

"Ya sudah nak! Sekarang istirahatlah! Nanti Paman akan suruh Kakakmu kerumahmu untuk menemanimu ya?"

"Ya Paman asalamualaikum." Pamit Yumna.

"Waalaikum salam.'' Dan sambungan telepon mereka pun sudah terputus.

Yumna menghela nafasnya perlahan dan mulai kembali mengatur emosinya. Ia pun segera bangkit. Mengunci pintu apartemen lalu kembali melajukan mobilnya untuk pulang ke rumahnya.

Terpopuler

Comments

📴🦋⃟🍾⃝ ʜͩᴀᷞᴍͧɪᷠᴅͣ✿᭄ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠ᴸᴷ

📴🦋⃟🍾⃝ ʜͩᴀᷞᴍͧɪᷠᴅͣ✿᭄ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠ᴸᴷ

cobaan yumna bertubi tubi bangett...
sabarr yumnaa😢😢

2022-10-20

2

📴🦋⃟🍾⃝ ʜͩᴀᷞᴍͧɪᷠᴅͣ✿᭄ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠ᴸᴷ

📴🦋⃟🍾⃝ ʜͩᴀᷞᴍͧɪᷠᴅͣ✿᭄ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠ᴸᴷ

ya allah tega banget itu calon suami sama calon besan,,
masa iyaa ga dateng buat berbelasungkawa.

2022-10-20

2

Radiah Ayarin

Radiah Ayarin

lanjut lagi

2022-09-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!