Persahabatanku dengan mereka yang terjalin sudah hampir menginjak 3 tahun yaitu selama SMA.
Tanpa kusadari seiring berjalannya waktu, aku merasa ada rasa yang tersirat untuk Willy, yang kebetulan kami adalah tetangga rumah dan kami sering pulang bersama, entah perasaan ini kapan datangnya.
Mungkin benar kata orang kalau saja dalam sebuah persahabatan yang terjalin antara 2 orang yang berkelainan jenis itu pastinya akan timbul sebuah rasa, dan itulah yang mungkin kurasakan saat ini.
Dan walaupun dia terkenal playboy dan aku sudah mengetahuinya sejak lama tetapi aku juga terpana dengan ketampanannya.
Hal Ini membuatku gila, setiap dia berada didekatku, aku merasa gugup dan jika dia punya pacar baru atau menggoda cewek lain, aku merasa sangat kesal dengannya.
Mungkin inilah yang dinamakan cemburu. Tapi apa hakku untuk cemburu? Sedangkan dia menganggapku hanyalah seorang sahabat.
"Ehhh kita duduk disitu aja!" Ujar Willy dengan menunjuk kesalah satu meja yang tampak kosong, dan membuat kami mengangguk.
"Silahkan duduk nyonya Salsaku!" aku kaget seketika dia menarik kursi itu untukku, layaknya seorang pasangan yang sangat perhatian dengan kekasihnya.
"Lo jangan goda gue dehh, gue nggak suka!"
Willy seketika terdiam tatkala mendengar ucapanku, sangat terlihat jelas diwajahnya rasa kecewa.
Ada apa dengannya?
"Sal!, lo nggak boleh kayak gitu!, di tolak itu sakit lohh" jawab Lena.
"Ya udah.., gue nurut!" aku terduduk kupandangi lagi wajahnya, senyumnya sekarang merekah, membuatku ikut tersenyum juga, entah apa maksud dibalik senyumannya itu.
"Nahhh kalian mau pesen apa?, hari ini kalian bisa bebas makan apa aja, biar gue yang traktir!" lanjut David membuat kami berempat bahagia kegiragan.
Kebetulan David ini tidak hanya tampan, namun dia juga anak seorang pejabat kaya raya, jadi dia punya dompet tebal yang senantiasa menjadi bank berjalan kami.
"Ya ampun nihh orang memang sahabat gue yang luar biasa baiknya!" ucap Dita dengan memukul lembut pundak David
"Gue pesen coto! " lanjutnya.
"Bakso dehh" ujarku.
"Gue sama, kayak nyonya Salsaku. heheh" ucap Willy.
"Apaan nyonya-nyonya.. lo kira gue ini sudah jadi mak-emak dipanggil nyonya? dan kenapa lo harus pesan yang sama kayak gue? "
"Terserah gue dong hihi (cengingisan) "
"Kalau lo Lena? mau pesan apa? " tanya David.
"Kalau gue mau pesen hatinya!" ucap Lena bucin.
"LLenaaaa lo mau makan, apa mau begitu terus?" jawab David yang geram dengan Lena.
"Tau nihhh terLena!!!, taunya cuman ngebucin doang!" ketus Dita
"Hahah maaflaahh gue kan cuman bercanda doang, ohh gue pesen kayak Dita coto juga!".
"Oke kalian tunggu disini, biar gue kekasirnya dulu! " David berdiri melangkah pergi menuju kasir.
"Sal!, gue mau nanya sesuatu sama lo, boleh nggak? "
"Tanya apa Will?" tanyaku sedikit memutar wajah kesamping karena yang duduk disampingku sekarang adalah Willy.
"SSebelumnya lo nggak pernah yang namanya pacaran kan?" tanyanya membuatku tercengang.
"Hmmmkk, kenapa lo nanya soal itu?"
"Kalau misalnya gue nembak lo, lo bakal terima gue nggak?" hal tersebut membuatku gugup, namun kulihat, Lena dan Dita yang duduk didepanku tertawa terbahak-bahak.
"Hahahah, sal jangan percaya sama nih orang, kkalau lo percaya bisa-bisa nanti lo botak!" ucap Dita.
"Nahh betul banget tuhh, Sal!, nihh orang , playboynya udah terkenal sejagad raya, jadi lo jangan sampai termakan gombalannya!" lanjut Lena.
"Kalian berdua, siapa yang suruh kalian bicara? kalian ini kayak lalat aja sihh, Diamlah.., gue ngomongnya sama Salsa, kenapa kalian yang jawab!" Willy sedikit kesal dengan mereka.
"Bagaimana Sal, lo mau kan? " tanyanya penuh harap
"Gue.... " aku memalingkan wajah menghindari tatapannya, kulihat Dita dan Lena terus menggelengkan kepala memberi isyarat agar aku tak menerimanya.
"......... " tak ada suara yang mampu ku ucapkan hanya kebisingan dari siswa lain yang memecah sedikit keheningan.
"Wahhh kalian lagi bahas apaan nihh?" Tanya David yang datang secara tiba-tiba mengejutkan kami.
"Lohh kok gue nggak dijawab, gue datang, kalian jadi diam semua, Dan kenapa kalian kayaknya gugup ya! , lagi gosipin gue? "lanjutnya
Huffff aku menarik nafas, sembari menatap kearah mereka yang hanya diam membisu
Bahkan ketiga sahabatku tak ingin menjawab pertanyaan David.
"Kita gugup karena lapar, lo sihh ditungguin dari tadi tapi lama banget" ucapku berusaha memecah keheningan.
"Ohhh gitu ya, maaf tadi antri banget pas lagi mau bayar!"
Beberapa menit kemudian pesanan kami datang 3 coto dan 2 mangkok bakso untukku dan Willy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Khik Mah
hadir thor
2022-01-03
1
ai_ratna
mampir di cerita ku ka...
Aku Anak Ibu
2021-12-06
0
Stmdua🍻
author nya masih abegeh kah?
2021-12-01
1