Best Sahabat

Setelah sekian lama perjalanan,akhirnya dua bus parawisata terparkir di parkiran khusus.

"Akhwat Ukhti semua,saya minta perhatiaan Nya sebentar!" kata Kholil menggunakan pengeras suara setelah semua santriyyin santriyyat turun dari bus.

"Untuk santriyyin,ikuti Ustadz Noval untuk beristirahat untuk pergi ke vila yang bernama villa clouds dan beristirahat! Dan untuk santriyyat ikuti saya ke vila dew!" kata Kholil.

Dengan hati senang,para santri itu mengikuti pimpinan mereka masing masing dengan mata melihat lihat ke arah lautan dengan pantai yang cantik yang di hias dengan ombak yang beruntun dan hamparan pasir.

"Indah banget ya!" kata Vanny salah satu santriyyat Nurul Qolbi dan salah satu teman yang paling dekat dengan Alifa yang paling cerewet.

"Ciptaan yang maha kuasa emang gak bisa di ragukan!" kata Anisa juga sahabat karib Alifa yang selalu bijaksana.

"fa bi-ayyi aalaaa-i robbikumaa tukazzibaan

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" Adinda si kepo.

"Gak baik kalau ngobrol sambil jalan!" kata Rahma si es batu.Sikapnya cuek terhadap apapun itu dan dia paling anti banyak bicara apalagi bicara depan orang banyak.

"Bener kata Rahma!" kata Alifa.

"Yeh dasar kulkas! sekali ngomong nyeletuk gak enak,tapi selalu bener!" kata Nabila dengan nada bicara tinggi.Dan Nabila ini si gampang naek emosi.

"Nabila! kebiasaan kamu!" kata Alifa.

"Apa?"

"Bicaranya pelan aja Bil,kami gak budeg!" kata Alifa.

Tidak lama kemudian,santriyyat sampai di vila cukup besar dan cantik dengan di depannya bertuliskan vila dew yang berarti embun.

Bangunan vila itu di cat warna putih.Tanaman bunga warna warni tersusun rapi di halamannya di tambah kolam renang dengan air jernih.

"Wah vila nya cantik banget!" kata Vanny.

"Kalau saja aku punya rumah seperti ini,pasti aku bakal betah di rumah!" kata Adinda.

"Buat apa rumah bagus,cantik,mewah,enak di pandang,ujungnya rumah kita di dalam tanah!" kata Anisa.

"MasyaAllah Ustadzah Adinda!" kata Vanny meledek temannya.

"Masa iya lu gak pengen punya rumah bagus!" kata Rahma.

"Bukannya gak mau,tapi gak terlalu di fokuskan! jalani apa aja yang ada! qona'at! cukup dengan apa yang ada! tidak perlu memaksakan apa yang kita inginkan kalau itu hanya impian!" kata Anisa.

"Nikah sono sama Ustadz Noval! cocok!" kata Vanny.

"Heh,Ustadz Noval calonnya Alifa!" kata Adinda.

Mendengar kata Anisa,Alifa jadi ingat kalimat ayahandanya yang mengatakan bahwa Alifa akan di jodohkan sama Ustadz Noval.

"Bener Fa?" tanya Adinda.

"Nggak! lagian aku belum mau nikah!" jawab Alifa.

"Ustadz Noval cocoknya sama si Rahma! sama sama es batu! atau gak sama Anisa! sama sama pintar!" kata Vanny.

"Udah ah,apaan bahas bahas seperti itu! bisa dosa!" kata Alifa.

"Hey,ayo masuk!" kata Balqis setelah semua santriyyat masuk ke dalam vila kecuali enam orang ini yang masih asik ngobrol.

"Eh,iya baik Ustadzah!" jawab Adinda.

"Ayo cepat,nanti lanjut di dalam ngobrolnya! asal jangan ghibah aja!" kata Balqis.

"Rahma yang ghibah!" kata Vanny.

"Eh,kata siapa? jangan begitu kamu!" kata Rahma.

"Aku yang ngomong barusan! gak denger?" Vanny.

"Aku gak pernah ghibah,pernah sih tapi gak sering!" kata Rahma.

"Barusan apa? ngomongin Ustadz Noval!" kata Vanny.

"Dosa ghibah itu bukan hanya yang ngomong! tapi yang denger juga dosa!" kata Anisa dengan dingin dan pergi duluan ke dalam vila melewati Balqis dengan sopan.

"Tuh kan,gara gara kamu aku jadi dosa! gara gara denger ghibahan kamu!" kata Vanny.

"Cepet hey! malah debat!" kata Balqis.

Alifa menyered kedua temannya yang debat agar masuk ke dalam vila karena jika di biarkan gak akan beres....

Alesha Alifa Hibatillah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!