..._________🍃🌺🍃_________...
...Assalamualaikum Wr.Wb....
...Reader jangan lupa support...
...Like dan Kembang Kopinya ya!...
...Selamat Membaca!...
..._________🍃🌺🍃_________...
...“Jika salah seorang dari kalian telah selesai dari tujuan/kebutuhan berpergiannya (safar), maka hendaknya dia kembali kepada keluarganya” ...
...(HR. Bukhari dan Muslim)....
Arsyila sudah menapaki kakinya di bandara soekarno hatta.
"Alhamdulillah ya Allah. Segala puji bagimu, aku kembali ke kampung halamanku, tanah airku. Semoga apa yang bawa bisa menjadi bekal yang bermanfaat tidak hanya bagiku tapi untuk banyak orang." rasa syukur terucap menatap langit negeri tercinta yang telah lama Syila ditinggalkan.
Kedua orang tua Syila sudah tahu bahwa hari ini Syila akan pulang.
Masih butuh 3 jam perjalanan menuju rumahnya.
Syila menatap takjub. Banyak yang berubah. Sepanjang jalan ia menelisik setiap sudut kota yang tampak perubahan disana sini.
5 tahun bukan waktu yang singkat namun cukup membuat Syila terpukau akan perubahan yang dilihatnya.
Hanya saja jalanan bertambah macet dengan jumlah kendaraan lebih banyak dibanding 5 tahun lalu saat ia meninggalkan negeri tercintanya.
Syila kembali teringat akan pertama kali keberangkatannya, betapa kala itu untuk pertama kalinya ia pergi jauh sendirian ke negeri orang.
Tentu saja rasa takut, cemas dan khawatir pasti ada. Keyakinan dan Keikhlasan kedua orang tualah yang menguatkan Syila bahwa ia pasti mampu.
Tanpa terasa airmata Syila menetes, betapa kini akhirnya ia kembali pulang setelah jutaan kerinduan yang ia bendung untuk kedua Bapak dan Ibunya.
Rumah yang sederhana masih tampak sama, tidak ada yang berubah seperti saat 5 tahun lalu Syila tinggalkan.
Tanaman rimbun, hijau dan beberapa bunga anggrek menjadi pemanis dan terlihat berbeda dengan saat ia tinggalkan.
"Assalamualaikum." untuk pertama kalinya setelah 5 tahun Syila mengucap salam dari luar rumahnya yang sesaat lagi akan ia masuki berkumpul bersama kedua orang tua tercinta.
"Waalaikumsalam." pintalan benang rajut yang sedang dipegang Ibu jatuh manakala terdengar salam dari putri yang telah lama ia rindukan.
"Ibu." tanpa banyak kata Syila meraih tangan ibu mencium tangan wanita yang senantiasa menjadi keramat berjalannya, memeluk dan menumpahkan segala rasa rindu akan surga yang selama ini jauh dari pandangan matanya.
"Alhamdulillah ya Allah. Kamu sudah balik Ndok. Ibu kangen." bulir airmata tak henti menetes membasahi pipi wanita baya yang setiap hari tak henti melantunkan doa bagi putri tercintanya nun jauh di negeri orang menimba ilmu meraih cita-cita.
"Syila juga rindu sekali dengan ibu. Bapak dimana Bu?" Arsyila mengurai pelukannya menghapus sisa airmata dipipi wanita yang berhak mendapatkan penghormatannya 3 kali lipat dibanding pada ayah.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Bapak!"
"Syila!"
Betapa haru dan bahagia bercampur menjadi satu, kerinduan akan cinta pertama anak perempuan kepada laki-laki yang akan selalu menjadi patokan kala ia mencari suami kelak kini ada dihadapannya.
Syila mencium tangan Bapak dengan takzim, membuatnya basah oleh tetesan airmata kerinduan.
"Alhamdulillah ya Allah. Kamu akhirnya kembali Ndok. Jangan pergi lagi ya. Bapak tidak bisa lagi menahan rindu." pria baya yang selalu terlihat tegar seketika melankolis melihat putri tercintanya yang 5 tahun hanya mampu ia lihat dari layar ponsel.
"Insha Allah Syila akan disini menjadi Bapak dan Ibu." Arsyila menatap wajah senyum sang ayah meski ada gurat lelah.
"Ayo kita ke dalam Syila, Pak, Ibu sudah masak. Ada sayur lodeh dan ikan mas goreng, plus sambel terasi. Kamu masih suka kan Ndok?" ibu menggenggam jemari Syila membawa sang putri menuju makanan kesukaan yang tersaji dimeja makan.
"Syila rindu sekali masakan ibu. Meski disana Syila sering membuatnya namun rasanya tidak seenak buatan ibu."
"Yowes, kita makan dulu, setelah itu kita shalat magrib berjamaah ya."
Tak ada selezat masakan selain masakan yang dibuat oleh ibu kita, tak ada yang paling kita rindukan saat jauh kecuali pelukan hangat seorang ibu saat kembali.
Syila bahagia ia memiliki kesempatan berharga dalam hidupnya untuk menggapai mimpi menuntut ilmu dan masih diberi kesempatan untuk bisa kembali bersama orang tua tercinta.
Shalat Magrib kali ini terasa begitu berbeda, kepulangan Syila melengkapi kekosongan yang selama ini terasa.
Syila mencium tangan kedua Bapak dan Ibu selepas salam.
Bapak memimpin doa dengan khusyuk dan khidmat.
Kata demi kata doa yang terucap dari bibir Bapak seakan meluruhkan airmata Syila yang tak berhenti menetes bersamaan kata aamiin yang terucap.
Sekian banyak doa terucap namun satu yang mengganjal di hati Syila.
Jodoh!
Betapa lirih dan menyayat kala seorang Bapak memohon agar putrinya diberikan jodoh yang terbaik menurut Allah SWT.
Tentu saja di usia Syila yang tak muda lagi ada kekhawatiran dalam diri meski jodoh adalah rahasia sang ilahi.
"Syila, setelah ini apa rencanamu Ndok?" Bapak tersenyum menatap putri semata wayangnya dalam pelukan Ibu.
"Bapak, Ibu Alhamdulillah sebelum pulang Syila mendapatkan tawaran sebagai Dosen di Universitas Gemilang. Insha Allah lusa Syila akan kesana untuk mengurusnya. Bapak dan Ibu apakah memberikan izin?"
"Tentu Ndok. Bapak dan Ibu senang dan mengizinkan kamu. Kamu sudah jauh-jauh menimba ilmu dinegeri orang tentu harus bisa bermanfaat bagi banyak orang."
"Terima kasih Pak, Bu. Syila lega Bapak dan Ibu memberikan izin."
"Syila, Bapak dan Ibu senang kamu telah berhasil mencapai apa yang kamu cita-citakan. Kamu juga akan menjadi dosen. Apakah kamu tidak ada kepikiran untuk berumah tangga?" Bapak dengan hati-hati.
Deg!
Syila tahu secepatnya Bapak dan Ibu akan menanyakan perihal jodoh kepadanya.
"Begini Ndok, Bapak dan Ibu bukan memaksa kamu untuk segera menikah, hanya usiamu rasanya sudah cukup untuk berumah tangga." Ibu dengan hati-hati merangkai kata agar tidak melukai perasaan Syila.
"Iya Bu Syila mengerti maksud Bapak dan Ibu. Syila juga menyadari usia Syila sudah cukup untuk itu. Namun sampai saat ini Syila belum terpikir dan memang belum ada yang Syila pikirkan." meski pendidikannya setinggi Doktor, usia sudah matang, kodrat Syila sebagai wanita tak menutupi jikalau rona merah jambu dan tersipu malu itu terlihat dari wajah seorang gadis kala ditanya perihal hati.
"Ndok, ada yang ingin Bapak sampaikan. Sebenarnya saat beberapa bulan lalu menelponmu, Pak lurah hendak menjodohkanmu dengan putra sulungnya. Bapak belum memberikan jawaban apapun karena bagaimanapun semua Bapak serahkan kepadamu."
"Ibu tidak memaksakan Ndok, hanya saja baiknya kamu mencoba untuk mengenal terlebih dahulu, jikalau cocok dan kalian saling menyukai ya monggo, namun jika tidak pas semua Ibu dan Bapak kembalikan kepadamu keputusannya."
Arsyila mematung tak bisa berkata apapun.
Hatinya memang belum disinggahi nama seorang pria, getaran cinta juga belum pernah mampir didalam relung terdalam.
Arsyila tahu jika ia menolak pasti kedua orang tuanya akan kecewa, terlebih ia juga belum melihat bagaimana putra Pak Lurah tersebut.
"Syila akan coba Pak, Bu. Syila mempersilahkan untuknya bersilahturahmi. Tapi seperti yang Bapak dan Ibu selalu ingatkan pada Syila, Syila tidak akan menemuinya tanpa Bapak dan Ibu."
Bapak tersenyum, bangga rasanya melihat putrinya yang masih memegang nilai-nilai agama meski 5 tahun berada di negeri yang dikenal kebebasannya.
"Kalau begitu Bapak akan kabari soal silahturahmi itu pada Pak Lurah. Kalian bisa saling mengenal dulu."
Anggukan Arsyila membuat kelegaan dihati kedua orang tuanya.
...Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”...
...(QS. Al-Furqan: 74)...
..._________🍃🌺🍃_________...
...Waalaikumsalam Wr.Wb....
...Reader jangan lupa support...
...Like dan Kembang Kopinya ya!...
...Terima Kasih sudah membaca karya Author...
...Alhamdulillah...
..._________🍃🌺🍃_________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
anak Ragil❤️💕
hy kk livy mampir di mari
2022-12-05
1
Nethy Sunny
👍👍💪
2022-11-01
2
TIARA
makasi ka
2022-11-01
1