Sudah hampir satu bulan Lara menunggu dan akhirnya hari ini dia akan ke Amerika memulai kehidupan barunya disana dengan mandiri. Setelah mendapatkan rumah beserta toko dengan halaman yang luas sang ayah langsung mengurus semuanya, dimulai dari izin usaha dan pemidahan Lara kesana.
Semua barang barang Lara sudah di bereskan semalam, dia hanya akan membawa pakaian dan keperluan lainnya. Karna semuanya sudah di persiapkan oleh kedua orang tua Lara.
Sebenarnya sang mommy sedikit berat untuk melepas kepergian sang putri tapi mau bagaimana lagi itu semua adalah keinginan anaknya. "Kau harus bisa menjaga dirimu sendiri disana. Kami akan sesekali kesana untuk melihat mu,"
"Iya mommy tenang saja, lagi pula ada Maria yang ikut bersamaku,"
"Aku juga akan ikut kesana. Karna ada sedikit urusan," timpal Arthur pada sang ibu.
Sang ibu langsung melihat ke anak pertamanya. "Berapa hari kau disana?"
"Dua hari, setelah itu aku akan langsung pulang,"
Setelah mendengar penuturan sang putra ibunya kembali beralih nenatap Lara.
"Jangan lupa makan, istirahat yang cukup, jangan terlalu lelah bekerja. Pikirkan kesehatanmu," sambil mengelus surai panjang anak perempuannya.
"Iya mom," Lara lantas memeluk sang ibu.
Sekarang giliran sang ayah yang memeluk sang putri yang sudah beranjak dewasa menjadi gadis yang sangat cantik.
"Maaf daddy tidak bisa mengantarmu kebandara,"
"It's okey dad,"
"Jika nanti ada yang menyakitimu disana kau harus bilang pada daddy, jangan sungkan untuk pulang," dengan mengeratkan pelukannya pada sang putri.
"Anak gadisku sudah besar dan akan hidup mandiri," terdengar suara lirih dari sang ayah.
"Dad ... Aku pasti bisa mejaga diriku, kau jangan khawatir, jika aku ada waktu aku akan pulang. Lagi pula kalian bisa sering sering kesana,"
"Nyonya barang barang nona sudah dimasukan kedalam mobil," bisik seorang maid karna tidak ingin mengganggu suasana antara ayah dan putrinya tersebut.
"Kau yakin akan naik pesawat komersial, kau bisa pakai pesawat daddy," ujar sang ayah setelah mengurai pelukannya.
Dengan tersenyum Lara melihat kearah ayahnya. "Iya dad, lagi pula kakak juga bersamaku,"
Arsenio yang dari tadi hanya diam saja akhirnya mendapat giliran untuk memeluk sang adik. "Hey little sister. Kau harus bisa menjaga dirimu sendiri, kau ingatkan semua telah kuajarkan padamu. Dan jika nanti ada laki laki yang mendekatimu kau harus melapor padaku, Dan jika nanti ada yang menyakitimu kau harus bilang padaku .. Aku akan sering sering kesana untuk melihatmu,"
Lara yang mendengar penuturan sang kakak hanya memutar bola matanya dengan jengah. "Kau terlalu berlebihan ... Jika nanti ada yang menyakitiku aku sendiri yang akan memberinya pelajaran," dan kakak nya hanya terkekeh sambil mengusap kepala adiknya.
"Ayo ... Sudah waktunya kita pergi," ucap Arthur yang melihat jam di lengannya.
Sekali lagi Lara memeluk kedua orang tuannya. "Aku akan merindukan kalian,"
"Sering seringlah menelpon kami,"
"Iya mom ... Kalian harus menjaga diri kalian selagi aku tidak disini, daddy jangan terlalu banyak bekerja, masih ada kak Arthur dan kak Arsen yang akan mengurusinya,"
"Iya princess ..." ucap sang daddy.
"Aku titip mommy dad," Lara mengecup pipi kedua orang tuanya dengan bergantian.
"I love you,"
"I love you too," balas orang tua Lara berbarengan.
"Kami pergi dulu," pamit Arthur.
"Jaga adikmu, selagi kau disana," dan Arthur hanya menganggu sebagai jawaban.
"Aku akan mengantar mereka kebandara," pamit Arsenio yang akan membawa mobilnya untuk mengantar adiknya tersebut.
Sesekali Lara akan melihat kearah kedua orang tuanya dan melambaikan tangannya.
Setelah dirasa semuanya sudah pergi, munculah 2 pria berbadan tegas dengan pakaian rapi nya berdiri tepat di depan Jonattan dan Grisela. Grisela yang melihat itu pun langsung paham dan melihat kearah suaminya.
"Ikuti anakku, laporkan semua kegiatannya selama di Amerika setiap 2 jam sekali," titah Jonattan dengan tegas.
"Jo__" Grisela yang hendak bersuara langsung di potong oleh suaminya.
"Honey ... Aku tidak tenang jika meninggalkan Lara sendiri hanya dengan Maria, lagi pula mereka hanya akan mengawasi nya dari jauh dan tidak mencolok,"
"Lalu bagaiaman jika Lara tau?"
"Aku yang akan menjelaskannya padanya nanti,"
Setelah berbicara dengan istrinya Jonattan kembali menatap dua pria tersebut. "Ingat ... Tidak ada satu laporan pun yang terlewat," peringa Jonathan.
"Baik tuan,"
Dengan patuh mereka siap menjalankan perintah yang di berikan majikannya, setelah mengatakan itu mereka pun langsung bergegas pergi meninggalkan kediaman besar itu.
Sementara itu di dalam mobil yang di kemudikan oleh Arsenio Lara tampak sedang berbincang dengan Maria, di depan mereka tampak Arthur dan Arsenio hanya mendengarkan obrolan mereka berdua.
Arseni melihat kearah Arthur dan sesekali melihay kearah belakang memastikan jika Lara tidak mendengarkan pembicaraan mereka.
"Kau kesana ingin menemui Pria itukan?" bisik Arsenio.
Arthur langsung melihat kearah Arsenio dengan wajah datarnya. "Ya ... Aku hanya ingin meminta bantuannya saja,"
"Aku tidak yakin dia bisa menemukannya ... Dia saja belum menemukan calon istrinya yang tidak tau diri itu," sinis Arsenio.
"Padahal dulu aku sudah memperingatimu ... Lihatkan sekarang kau menyesal sendiri dan mencarinya,"
"Apa yang kalian bicarakan?" timpal Lara.
"Tidak ada," sanggah Arthur.
Arsenio yang melihat itu hanya tersenyum miring. "Hanya sedang membicarakan kakak ipar ... Bukan begitu kak?" Arsenio langsung mendapat tatapan tajam dari kakaknya itu.
"Kak Freya? Aku jadi merindukannya," dengan wajah lesu Lara langsung menatap kearah kakaknya.
"Ya ... Aku juga, mungkin sekarang dia sudah menikah lagi dan memiliki anak," Arsenio mencoba untuk memanas manasi Arthur dan itu sukses membuat Arthur terpancing
"Habis kau setelah ini Arsenio," geram Arthur dan hanya mendapatkan kekehan dari Arsenio.
Tak terasa akhirnya mereka sampai di bandara. Arsenio memeluk adiknya sebelum merek memasuki pesawat.
"Bye kak ... Aku akan merindukanmu, dan carilah istri agar kau cepat menikah dan memberiku keponakan yang lucu," sambil teesenyum melihat kearah kakak keduanya.
"Seharusnya kau bilang itu pada Arthur. Suruh dia cepat temukan istrinya dan memberi kita keponakan," timpal Arsenio yang sempat sempatnya memancing Arthur.
"Sialan kau," dengan wajah kesalnya dia menjitak kepala adiknya.
"Hey ... Kau menyakiti adikmu," keluh Arsenio.
"Ayo, sudah waktunya," ajak Arthur.
"Bye kak," ucap Lara sambil melambaikan tangannya pada kakak keduanya dan di balas lambaian tangan pula oleh Arsenio.
____________________
Sebuah bunyi telpon yang nyaring terpaksa membangunkan tidur nyeyak seorang pria tampan.
"Kenapa grandma menelponku? disini masih jam 2 dini hari," keluh pria tersebut dengan suara seraknya.
"Grandma akan pulang, kemungkinan grandma akan sampai jam 2 siang waktu Amerika. Jadi jemput grandma di bandara,"
"Grandma sudah selesai berliburnya," Sindirnya
"Ckk... Kau ini,"
"Aku akan menyuruh Billy untuk menjemput grandma,"
"No ...no ... Grandma mau kau sendiri yang menjemput,"
"Billy saja, aku sibuk grandma,"
"ETHANNN ..." teriak sang nenek dari sebramh telpon.
"Baiklah," pasrah Ethan dan langsung mematikan panggilannya dan kembali melanjutkan tidur yang sempat di ganggu oleh sang nenek.
______________
"Hari ini tidak ada jadwal apapunkan?" tanya Ethan pada pada Billy.
"Tidak ada,"
"Aku akan menjemput grandma. Jika ada yang mencariku dengan urusan tidak penting bilang aku sibuk,"
"Baik,"
Setelah mengatakan itu pada Billy Ethan langsung menuju basement untuk mengambil mobil miliknya. Roll Royce Cullinan, salah satu dari sekian banyak koleksi mobil mewah milik Ethan.
SUV Cullinan, Rolls-Royce Motor Cars mengedepankan mesin tradisional 6,75 liter V12 twin-turbo dengan torsi raksasa 850 nm yang diraih pada putaran serendah 1.600 rpm. Dijamin dengan pengantaran tenaga super-halus dan linier, membuat pengemudi dan penumpang kabin tak akan sadar tengah melaju pada kecepatan tertentu.
Ethan memakai mobil itu karna sang nenek yang sangat menyukainya.
Tidak perlu waktu lama Ethan sampai di bandara, setelah memakirkan mobil mewahnya, dia langsung masuk ke area bandara, Ethan menghubungi sang nenek bahwa dia sudah sampai, hingga tiba tiba.....
BRUKKK...
"Aww..." terdengar ringisan seorang wanita.
Ethan mengalihkan perhatiannya pada wanita yang sedang mengambil ponselnya yang jatuh.
"Anda tidak apa apa?" tanya Ethan dengan suara datarnya.
"Saya tidak apa apa ... Maaf, tadi saya yang tidak hati hati," balas wanita itu yang belum memperlihatkan wajahnya.
Wanita itu pun berdiri setelah mengambil ponselnya, dia melihat kearah Ethan dengan senyum manisnya. "Sekali lagi saya minta maaf sir ..."
Wanita itupun pergi dengan sopan meninggalkan Ethan yang masih terdiam di tempatnya sambil memperhatikan pergerakan wanita tadi hingga menghilang diantara orang orang yang berlalu lalang.
"Ethan," panggil sang nenek yang tiba tiba datang.
Setelang mengatur kembali ekspresi wajahnya dia melihat kearah sang nenek . "Grandma kemana saja? Kenapa lama,"
"Maaf ... Tadi ada sedikit masalah, untung nya ada gadis cantik yang membantu grandma,"
"Ayo kita pulang," ajak Ethan dan membantu membawakan barang bawaan neneknya.
TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR KE KARYAKU.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SETELAH MEMBACA AGAR AUTHOR LEBIH SEMANGAT LAGI.
VOTE
LIKE
COMMENT
FAVORIT
IG : @rositta.li
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
asih nuzuliana
lanjut
2023-06-01
0
anggita
ok👌👌,,
2022-10-07
3
reedha
Mr. Jonathan, anda benar-benar seorang ayah yang protektif...
2022-09-28
4