Kenalan

Johan mengikuti jejak Fania. Dia juga meninggalkan sekolah karena takut akan ketahuan oleh gurunya.

Dari belakang Johan mengikuti Fania diam-diam. Dia ingin mengetahui kemana wanita itu pergi. Terlebih ia penasaran dengan Fania karena sebelumnya tak pernah bertemu dengannya.

Bahkan Fania juga tak mengetahui tentangnya. Anak yang paling ditakuti di sekolah. Fania berjalan pelan. Menuju tempat bermain anak-anak yang tak jauh dari sekolah mereka.

Disekitar area sekolah memang ada sebuah taman bermain. Taman itu mencari target konsumen dari kalangan pelajar jikalau telah pulang sekolah.

Taman bermain dilengkapi dengan permainan berbagai wahana. Termasuk ada tempat karoke koin, foto-foto, capit boneka, dan masih banyak lainnya.

Karoke koin adalah favorit Fania Indriani. Di Bogor ia juga sering berkaroke bersama teman-temannya. Bedanya karoke yang ia datangi adalah ruang karoke keluarga dengan jam waktu.

Berbeda dengan karoke koin yang hanya sekali pakai koin baru bisa bernyanyi. Fania sampai di taman bermain. Dari belakang Johan memandangi Fania dan ikut masuk ke taman bermain tersebut.

Beruntung Johan sudah mengantongi beberap jumlah uang dari hasil malakin teman-temannya pagi tadi sebelum memulai pelajaran.

Sehingga ia ada pegangan jika sewaktu-waktu ketahuan tengah mengikuti Fania. Fania masuk kedalam satu ruangan koin karoke. Sebelumnya ia telah membeli koin yang banyak untuk menghilangkan stressnya.

Ia ingin berteriak sekencang-kencangnya menikmati lantunan lagu. Fania bahkan malas pulang ke rumah karena malas melihat ibunya dan ayah tirinya yang baru karena sering bermesraan dengan teman-temannya.

Sementara ayah kandungnya pun jarang menghubunginya karena sibuk bekerja dan juga dengan keluarga barunya.

Nasib Fania luntang lantung setelah menjadi anak broken home. Beruntung ia masih punya tempat kembali. Walaupun ibunya sudah sibuk dengan dunia barunya dan jarang mengurus hingga memperhatikan Fania.

Satu-satunya jalan untuk menghibur diri yaitu Fania sering bermain sendiri dan jalan-jalan sesuka hati.

Dia juga selalu pulang sore ke rumah. Tak pernah tepat waktu. Meski pulang sore, ibunya tak pernah menanyai tentangnya termasuk sekolahnya. Hal itu yang membuat Fania mulai ogah-ogahan sekolah padahal dulunya menjadi murid teladan.

Setelah memasuki ruang karoke ia mulai menyanyikan satu lagu. Lagu favoritnya dari one direction berjudul History.

Fania sangat suka dengan grup one direction. Ia sudah menjadi fansnya sejak lama. Lagu history sendiri merupakan lagu yang diciptakan khusus untuk para fans one direction karena telah mendukung karya-karya mereka.

Sementara Johan duduk dikursi menunggu dari kejauhan sambil menikmati musik di earphonenya.

Tak terasa sudah lina lagu dinyanyikan oleh Fania. Lima belas menit ia berada disalam ruangan koreka koin itu. Saat keluar tak sengaja ia melihat Johan yang sedang duduk dikursi sambil menutup matanya dan menyandarkan kepalanya disandaran kursi yang didudukinya.

Ia mengagetkan Johan. "Duaarrr...," sambil memegang pundak Johan.

Seketika Johan terbangun dan sadar akan keberadaan Fania. "Apaan sih," kata Johan kaget.

"Eh loh ngikutin gue ya?" tanya Fania.

Johan tak mengaku dan malah menangkisnya. Dia berkata hanya mampir ditempat bermain karena ingin bersantai. Tempat itu cukup sepi dikala jam pelajaran sekolah berlangsung.

"Nggaklah. Gue mau nyantai aja disini karena sepi," ujarnya menyakinkan Fania.

Fania mulai bertanya tentang siapa Johan. Dia belum mengenal bos geng di sekolahnya itu. Sebab baru ketemu dihari ini. Sama halnya dengan Johan, dia juga belum mengenal Fania.

"Loe kelas berapa? kok berani bolos," tanya Fania.

"Gue kelas 3. Lah loe sendiri anak baru ya?," tanya balik Johan.

"Iya gue baru tiga hari di sekolah ini," ceritanya.

"Gue malas belajar dan gak punya teman," lanjutnya lagi.

"Sama dong," sambar Johan.

Johan mengajak Fania untuk keluar dari taman bermain. Tak terasa telah masuk jam makan siang, perut Fania terdengar keroncongan. Hingga Johan berinisiatif untuk mengajaknya makan di kafe terdekat.

Cukuplah uang hasil palakan tadi pikir Johan, untuk mentraktir anak baru itu. Fania mengikuti Johan. Berjalan bersebelahan sambil menceritakan tentang kepindahannya dari Bogor ke Jakarta.

Akhirnya Johan mengetahui alasan mengapa Fania pindah ditingkat akhir pendidikannya itu. Bahkan mereka mulai dekat satu sama lain. Tak ada kata sungkan untuk saling bercerita.

Hanya saja Johan belum mengaku kalau ia mempunya geng di sekolahnya bahkan sudah menjadi bosnya selama dua tahun terakhir.

Johan khawatir Fania akan takut dengannya jika mengetahui dia bos geng di sekolah tersebut.

Fania dan Johan duduk berhadap-hadapan. Memesan makanan di kafe yaitu nasi goreng pilihan yang tepat untuk pelajar seperti mereka. Selain harga yang murah, nasi goreng makanan yang enak dan unggulan kuliner saat ini.

Sambil makan mereka juga berbincang-bincang. Kali ini Johan bercerita tentang dirinya. Ia menceritakan kalau dia sangat malas belajar dan ingin segera lulus dari sekolah itu.

Nilai pelajarannya pun tak ada yang istimewa. Semua biasa-biasa saja. Namun Johan tak bercerita tentang keluarganya yang miskin berbeda dengan Fania yang bercerita kesal tentang perceraian kedua orangtuanya.

Sama halnya tentang gengnya pun tak diceritakan oleh Johan. Dia tidak mau memiliki image yang buruk dimata Fania.

Usai makan siang Fania dan Johan berlanjut jalan-jalan ke alun-alun dekat sekolah. Keduanya bersantai bak sedang berpiknik diatas rumput yang hijau didalam alun-alun.

Tak terasa sudah sore hari. Fania dan Johan sama-sama nyaman dengan pertemanan mereka.

Namun Johan melarang Fania untuk bercerita ke anak-anak lainnya kalau mereka pernah berjalan berduaan seperti ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!