Sementara di sisi lain, Violet sedang mengajar menyanyi bersama murid-muridnya dan begitu jam menunjukkan jam pulang dia pun segera menyelesaikan pelajarannya dan memulangkan murid-muridnya.
Seperti biasa dia selalu memastikan murid-muridnya itu sudah pulang semua barulah dia pulang tapi saat dia akan mengambil sepeda motornya ada seseorang yang menahan tangannya, “Viola!” panggil seorang pria.
Violet yang sangat mengenal suara siapa itu pun hanya bisa menggenggam tangannya erat lalu berbalik menatap seseorang yang begitu dibencinya itu, “Siapa itu Viola?” tanya Violet sinis.
“Viola jangan seperti ini, aku minta maaf padamu tapi aku mohon jangan membenciku apalagi menatapku seperti itu.” Ucapnya lagi.
“Hahah,, kenapa anda baru minta maaf sekarang. Apa anda pikir saya akan memaafkan semuanya, saya memang sudah melupakan itu tapi ingatlah bekasnya masih tetap ada. Jadi saya mohon jangan pernah datang lagi menemui saya di sini jika tidak ingin ketahuan oleh orang tua dan tunangan anda. Sudah cukup kalian menghancurkan hidup saya jadi jangan lagi. Saya mohon dengan sangat tuan Morgan Carlos pergilah dari sini dan jangan pernah datang lagi.” Ucap Violet lalu segera mengambil sepeda motornya dan pergi dari sana menuju tempat di mana dia menenangkan perasaannya yang campur aduk karena baru saja bertemu dengan seseorang yang tiga tahun ini dilupakannya.
Seseorang yang begitu dia cintai sekaligus seseorang yang menorehkan luka yang begitu dalam di hatinya. Kesedihannya mungkin tidak akan lebih sakit jika penolakan itu dia peroleh saat awal hubungan mereka tapi penolakan itu dia peroleh saat dia sudah sangat mencintai pria brengsek itu. Seseorang yang melukainya hanya dengan tiga kata saja yaitu “Status kita berbeda.”
Morgan membiarkan Violet pergi meninggalkannya tanpa berniat menyusulnya karena dia melihat begitu banyak kebencian di mata mantan kekasihnya itu sekaligus gadis yang begitu dia cintai hanya bisa menahan pedih. Dia sadar sudah menyakiti gadis itu terlalu dalam hanya karena keinginan keluarganya yang menentang habis-habisan hubungannya dengan Violet karena status mereka yang berbeda.
“Tunggu aku Viola, aku akan kembali padamu.” Batin Morgan lalu segera kembali ke mobilnya lalu melajukannya menuju bar untuk menghilangkan kesedihannya. Dia memang sangat mencintai Violet bahkan hingga kini hanya gadis itu yang dia cintai walau dia sudah bertunangan pasca 6 bulan berpisah dengan Violet tapi hal itu dia lakukan untuk menuruti keinginan orang tuanya yang menjodohkannya dengan putri relasi bisnis mereka.
Morgan awalnya menentang perjodohan itu karena dia hanya mencintai Violet. Tapi akhirnya dia menyetujuinya karena di ancam tidak akan menerima warisan apapun dari keluarganya. Dia memang begitu bodoh saat itu karena yang ada di pikirannya, dia belum siap jika harus kehilangan kemewahan yang sudah dia dapat sejak kecil hingga membuatnya harus kehilangan wanita yang dia cintai.
Tapi setelah tiga tahun dia pergi meninggalkan Violet tanpa kata maaf sedikitpun kini dia memberanikan diri untuk kembali dan menemui gadis itu karena dia sudah memiliki usahanya sendiri tanpa sepengetahuan orang tuanya. Untuk itulah dia kembali untuk mengejar Violet lagi karena dia tidak takut lagi jika harus kehilangan warisannya. Dia juga menyadari bahwa setelah tiga tahun berpisah ternyata dia tidak bisa melupakan Violet.
***
Sementara Violet kini dia sudah tiba di resto langanannya dan segera masuk, “Non Vio!” ucap Albert pelayan resto itu serta pelayan yang memang selalu melayani Violet jika datang kesana.
“Albert!” ucap Violet menatap pria yang mungkin berumur 40-an tapi Violet memang memanggilnya dengan namanya karena itu permintaan Albert sendiri serta mereka memang sudah akrab. Albert sangat ramah kepada pelanggan resto itu hingga dia pun tahu setiap masalah yang di alami oleh pelanggannya.
“Non Vio apa kau punya masalah?” tanya Albert.
“Sedikit Albert tapi gak apa karena masalah itu gak penting.” Ucap Violet.
“Baiklah jika begitu, aku harap perkataanmu benar.” ucap Albert.
Violet pun hanya tersenyum, “Mau pesan apa?” tanya Albert.
“Seperti biasa saja, Hot Chocolate.” Jawab Violet, Albert pun hanya menganggukinya dan kini dia semakin yakin bahwa pelanggannya itu sedang memiliki masalah karena Violet akan memesan segelas coklat panas jika dia sedang dalam suasana hati yang buruk. Menurutnya segelas coklat panas bisa meredakan emosinya serta manis coklat bisa mengembalikan moodnya yang buruk.
“Kenapa dia harus kembali lagi?” gumam Violet.
“Tidakkah dia merasa bahwa mengatakan maaf saat ini sudah sangat telat dan justru membuat luka itu terbuka kembali. Morgan Carlos kau memang brengsek! Kenapa kau kembali saat aku sudah bisa menata hatiku kembali.” Batin Violet berperang.
“Violet kau harus kuat, kau sudah melupakannya dan dia hanyalah sampah bagimu.” Lanjut batin Violet.
“Hot Chocholate untukmu. Aku harap moodmu kembali baik. Lupakan masalalu dan segera nikmati minumanmu.” Ucap Albert.
“Terima kasih Albert!” ucap Violet.
“Hey kau itu temanku jadi jangan sedih. Okay girl?” ucap Albert.
Violet pun hanya mengangguk lalu tersenyum, “Albert aku ingin melihat putrymu.” Ucap Violet.
“Ouh maaf girl kau tidak bisa menemuinya karena dia saat ini sedang berlibur dengan sweety-ku.” Jawab Albert tersenyum.
“Kau membuatku geli Albert.” Ucap Violet lalu Albert pun hanya tertawa.
“Tenang saja aku akan menyampaikan salammu kepadanya jika istriku menelpon.” Ucap Albert.
“Okay katakan aku menunggunya.” Ucap Violet yang di balas jempol oleh Albert karena dia harus melayani pelanggan yang lain.
“Albert setidaknya kau sudah sedikit mengembalikan moodku yang rusak.” Ucap Violet lalu langsung meminum coklat panas di hadapannya itu.
Setelah menghabis minumannya itu dia lalu segera pergi dan tidak lupa membayar serta berpamitan pada Albert, “Apa suasana hatimu sudah membaik?” tanya Albert.
Violet pun mengangguk, “Yah syukurlah segelas coklat panas memang sang ampuh.” Jawab Violet tertawa.
“Jangan sedih lagi girl, aku tidak ingin melihatmu terpuruk lagi.” Ucap Albert.
“Tapi sepertinya kau akan sering melihatku lagi Albert.” Ucap Violet.
“Ada apa?” tanya Albert.
“Dia kembali lagi Albert dan dia datang menemuiku hari ini untuk meminta maaf. Apa dia bodoh baru mengatakannya sekarang.” Ucap Violet.
“Ouh girl jangan sedih dong. Lupakan pria brengsek itu, aku yakin kau akan segera bertemu dengan pangeranmu.” Ucap Albert.
“Thanks Albert. Aku pamit!” ucap Violet.
“Okay girl jangan sedih dan hati-hati di jalan.” Ucap Albert. Violet pun hanya mengangguk lalu segera keluar dari resto itu dan mengambil vespa kesayangannya lalu segera melajukannya menuju rumahnya karena ternyata itu sudah pukul 14:37.
Sekitar 45 menit dia mengendarai vespa kesayangannya dan kini dia sudah tiba di rumah peninggalan sang ayah yang kini di tempati olehnya, ibu dan adiknya. Violet pun segera masuk ke rumahnya lalu menuju kamarnya begitu memeriksa kamar sang ibu yang ternyata ibunya sedang tidur. Violet pun segera mengganti pakaiannya lalu mencari makanan karena dia belum makan siang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments