“Selamat pagi ibu, kakak!” ucap seorang gadis yang memiliki tinggi sekitar 168 dan berat badan ideal bak model.
“Selamat pagi juga nak!” ucap Ibu Anggi menyambut pelukan gadis itu.
“Kak!” ucap gadis itu beralih memeluk Violet.
“Pagi juga Carra sayangku!” balas Violet menyambut pelukan dari Carra. Yah, gadis itu adalah Carramel Berlian Robert atau biasa di panggil dengan Carra. Gadis yang sama yang menjadi topic pembicaraan mereka saat sarapan.
“Kakak! Seminggu lagi ulang tahunku, kau harus datang yaa!” ucap Carra melepas pelukannya dan segera duduk di samping Violet.
“Emm,, i-itu,,” ucap Violet berpikir.
“Ouh ayolah kakak. Pokoknya kau harus hadir titik tidak pake koma.” Ucap Carra bersikeras.
“Huh, baiklah sayangku. Ohiya kamu ingin hadiah apa dari kakak?” tanya Violet menatap gadis bermata biru itu.
“Aku tidak butuh hadiah apapun darimu, aku hanya butuh kau hadir saja.” Balas Carra.
“Baiklah akan kakak usahakan untuk datang.” Ucap Violet.
“Harus kak!! Aku memaksa.” Ucap Carra cemberut, Violet pun tersenyum.
“Sayang, kapan kau tiba?” tanya Edgar yang baru saja keluar dari kamarnya dengan setelan kampusnya.
“Sekitar sepuluh menit yang lalu.” Jawab Carra lalu segera mendekati sang kekasih.
Violet dan ibu Anggi pun hanya tersenyum melihatnya, “Edgar lama banget sih siap-siapnya, kakak aja perempuan kalah denganmu.” Goda Violet.
“Itu karena kakak tidak harus make up karena jika kakak make up maka pasti lama.” Ucap Edgar.
“Edgar benar kakak, riasanmu ini terlalu natural tapi aku menyukainya. Kau sangat cantik kak walau riasanmu seperti itu, aku mengagumimu kak.” Ucap Carra.
Violet yang di puji pun hanya tersenyum, “Kau ini padahal kau lebih cantik dari kakak Carra. Kau bagai model!” puji Violet balik.
“Hahahh,, itu karena kau tidak memakai riasan kak jika kau memakai riasan maka aku yakin model papan atas pun pasti kalah darimu.” Ucap balik Carra.
“Sudah-sudah sana kalian berangkat nanti terlambat loh.” potong ibu Anggi karena jika tidak di hentikan maka akan terus berlanjut.
“Okay, sayang ayo kita berangkat. Ibu kami pamit! Kakak kami pamit!” izin Edgar lalu segera menyalami dan mengecup kening kedua wanita kesayangannya itu.
“Kakak, ibu kami pamit!” izin Carra lalu memeluk kedua wanita berbeda generasi itu.
“Iya kalian hati-hati di jalan.” Ucap Ibu Anggi dan Violet bersama-sama lalu sambil melambai tangan kepada sepasang kekasih itu. Edgar dan Carra pun segera melaju menuju kampus mereka.
“Ibu, Vio pamit juga yaa mau ke sekolah.” Izin Violet menyalami tangan ibunya lalu mengecup pipi sang ibu.
“Kamu juga hati-hati sayang.” balas ibu Anggi.
“Siap ibuku sayang. Ibu juga jaga diri dengan baik di rumah jangan lupa istirahat.” Balas Violet lalu segera mendekati vespa kesayangannya yang merupakan pemberian ayahnya saat ulang tahunnya yang kedua puluh tahun. Violet segera melajukan vespanya menuju sekolah TK tempat di mana dia berbagi pengetahuan dan kebahagiaan bersama anak-anak kesayangannya.
Ibu Anggi pun segera masuk kembali ke rumah sederhana mereka itu karena hanya tinggal rumah sederhana itu yang bisa mereka beli saat semua aset keluarga Smith di jual untuk melunasi hutang. Untunglah rumah itu walau sederhana tapi tetap terlihat indah karena selalu di jaga kebersihan dan perawatannya oleh mereka.
***
Sekitar 30 menit akhirnya Violet sampai di TK Melati di mana TK itu merupakan tiga besar TK terbaik di kota itu hingga TK itu terlihat seperti sekolah mewah lainnya dan tentu saja murid yang sekolah di sana sudah pasti anak-anak orang berada. Kelas di TK itu pun terbagi menjagi beberapa kelas dan Violet mengajar di kelas D dimana itu adalah kelas keempat dari lima kelas yang ada.
Begitu Violet sampai sudah ada juga murid-muridnya, “ Selamat pagi, Ibu Vio!” sapa mereka.
“Pagi juga anak-anak! Ohiya apa semua sudah tiba?” tanya Violet sambil mengecek muridnya satu persatu.
“Okay, karena semuanya sudah tiba ayo kita ikut berbaris dulu.” Ajak Violet begitu dia selesai mengecek muridnya.
Mereka pun berbaris dengan di pandu oleh guru mereka masing-masing dan setelah 15 menit berlalu akhirnya kini mereka sudah masuk ke kelas dan mulailah Violet mengajar anak-anak itu membaca, menulis, menyanyi, bergambar dan tentu saja dengan metode yang menarik agar anak-anak itu tidak bosan.
Violet mengajar di sana dari pukul 08.00 sampai pukul 11.00 dengan satu kali istirahat. Setelah memastikan semua anak didiknya pulang di jemput oleh orang tua atau bodyguard mereka barulah Violet akan pulang karena dia merasa bertanggung jawab akan keselamatan anak didiknya sehingga kadang Violet akan terlambat pulang ketika ada orang tua muridnya yang terlambat menjemput anaknya. Tapi Violet menikmati profesinya itu dengan senang hati karena dengan bertemu mereka segala kegundahan yang ada di hatinya hilang dengan melihat celotehan dan tawa dari anak didiknya.
***
Sementara di sisi lain, “Wow, bagus sekali kau baru pulang. Apa sekarang sudah ingat mommy? Bilangnya tiga hari tapi kenyataannya baru saja pulang.” Omel wanita yang kira-kira seumuran dengan ibunya Violet.
“Maaf mom. Aku harus menyelesaikan masalah yang ada di New York lalu tiba-tiba ada masalah juga dengan perusahaan yang ada di Paris jadi mau tak mau setelah selesai masalah perusahaan di New York aku harus pergi ke Paris. Jadi maafkan anakmu ini yang baru pulang hari ini.” ucap seorang pria tampan dengan mata hijaunya yang mungkin memiliki tinggi sekitar 183 cm.
“Mommy tidak ingin mendengar alasanmu. Apa kau sudah menemukan kekasih?” tanya Mommy Grysia menatap sang putra.
“Mom, bukankah sudah ku katakan aku masih belum ingin menikah.” Ucapnya.
“Lalu kapan kau akan menikah? Apa nanti setelah Mommy tiada?” tanya Mommy Grysia.
“Mom jangan ngomong begitu. Aku yakin penyakit mommy akan sembuh. Aku akan mengarahkan semua dokter jantung terbaik untuk menangani mommy. Aku tidak ingin kehilanganmu Mom.” Ucap Deren menatap sang mommy. Yah, dia adalah Deren Brillian Robert putra sulung keluarga Robert sekaligus pewaris kerajaan bisnis keluarga Robert yang mendunia yang cabangnya hampir di semua Negara.
“Deren, Mommy tahu bahkan sangat tahu dengan penyakit dan kondisi Mommy. Jadi satu permintaan Mommy sebelum mommy tiada menyusul daddy, mommy ingin melihatmu menikah. Bisa?” Mommy Grysia menatap sang putra dalam.
Deren yang di tatap seperti itu pun hanya diam saja, “Jika kau belum memiliki kekasih maka lebih baik menikahlah dengan Carra. Mommy ingin melihatmu menikah selain itu juga agar ada yang menjaga Carra saat mommy tiada.” Ucap Mommy Grysia.
Deren yang mendengar ucapan mommy-nya itu pun hanya bisa terperagah kaget, “Maksud mommy Carra? Carramel Berlian Robert?” tanya Deren menyebut nama lengkap adiknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments