Disebuah ruangan yang temaram dengan pencahayaan yang minim dan disertai suara jeritan yang sangat pilu. Dua orang paruh baya tengah duduk dikursi yang sudah usang dengan kedua tangan dan kakinya terikat, siapapun yang melihatnya pasti akan merasa iba dengan penampilan dari dua orang yang tengah terikat itu.
Dua orang itu adalah seorang mafia asal America dan istrinya, Edeve Biancaro dan Yatty Biancaro. Wajah mereka sudah penuh lebam dan luka sayat. Seperti biasa, Mad duduk didepan mereka sambil menyesap champagne milik Edeve yang ia ambil dari lemari pendingin milik Edeve. Bukan Mad yang menyiksa mereka melainkan anak buahnya.
"Gaston!!" panggil Mad dengan suara tingginya dan menggema diruangan tersebut. Kali ini Mad ingin menyiksa Edeve dan Istrinya Edeve digudang yang ada dimansion milik Edeve sendiri.
"Ya tuan?" tanya Gaston dengan hormat.
"Ambil semua uang milik Edeve dibrankas dan juga pistol produksi kita yang ia curi" ucap Mad dengan santai.
"Hei!! Aku tak mencuri pistolmu bodoh" balas Edeve.
"Baiklah, Pistol yang Edeve Biancaro beli dengan uang palsu" ucap Mad dengan tatapan tajamnya mengarah pada Ed.
"Momy!!!! Dady!!! Where Are You?" teriak seorang bocah dari luar.
"Hohoho.... Putramu sudah bangun rupanya. Apa sebaiknya aku membawanya kemari ya?" ucap Mad dengan seringaiannya.
"Kumohon jangan sakiti putraku, ia masih sangat kecil" pinta Yatty dengan airmata yang sudah deras.
"Sstt jangan menangis istriku, jika Edran dengar gimana?" ucap Edeve dengan pelan. Edran Biancaro adalah nama putra dari Edeve dan Yatty.
"Biarkan Edran dengar. Ingat ini juga salahmu telah membeli pistol dengan uang palsu. Jika saja kau tak melakukan itu, mungkin aku dan Edran tidak akan terancam nyawa seperti ini" balas Yatty dengan bentakan.
"Yat--"
"Apa kau tak punya banyak uang untuk membeli pistol murahan itu hah? Kau juga terlalu egois Ed. Menyesal aku terlambat mencegahmu melakukan itu Ed" ucap Yatty lagi dan memotong ucapan suaminya Edeve.
"Apa? Coba kau ulangi kalimat terakhir mu tadi" pinta Mad dengan raut wajah yang dingin.
"Aku menyesal terlambat mencegahnya" ucap Yatty dengan nada yang lirih.
"Maksudnya?" tanya Mad masih dengan wajah yang dingin.
Dan mengalirlah cerita dari mulut Yatty.
Flashback On
Yatty masuk kedalam mansion dengan menggandeng seorang bocah laki-laki ditangan kanannya dan tangan kirinya membawa tas berisi belanjaanya. Yatty mendudukkan Edran disofa yang ada diruang keluarganya.
"Mom, mainan Edran mana?" ucap Edran dengan polos. Walaupun diusianya yang masih terbilang sangat kecil, Edran sangat fasih dalam mengucapkan huruf 'R'.
"Iya, mau main yang mana dulu?" tanya Yatty dengan lembut.
"Yang mobil remot dulu mom" balas Edran sambil mengusap hidung mancungnya.
"Baiklah" guman Yatty dan memberikan tas belanjaan yang berisi mainan milik Edran.
"Mainnya yang anteng ya. Mom mau kebelakang dulu ambil minum" ucap Yatty sambil mengusap puncak kepala Edran. Edran pun hanya mengangguk dan tersenyum.
Yatty berjalan kearah dapur, disana ia bertemu dengan anak buah suaminya yang sedang bersiap siaga.
"Siang nyonya" sapa anak buah tersebut.
"Siang juga Dam" balas Yatty dengan ramah. Nama bodyguard tersebut adalah Damian.
"Kemana Edeve?" tanya Yatty sambil mengambil sirup jeruk dilemari pendingin.
"Tuan lagi melakukan pembayaran dengan anak buah Mr. Madrick" balas Damian.
"Apa Edeve melakukan kecurangan kali ini?" tanya Yatty dengan khawatir sehingga ia menghentikan aksinya.
"Emmm ti- tidak nyonya" jawab Damian dengan ragu.
"Jangan bohong padaku Damian" ucap Yatty masih dengan tenang walaupun dalam hatinya ia khawatir suaminya melakukan kecurangan pada Mr. Madrick
"Iya Nyonya, Mr. Edeve melakukan pembayaran menggunakan uang palsu" ucap Damian dengan pasrah.
"Bodoh, kenapa tidak ada yang mencegah aksi konyolnya itu hah? Kalian tau kan kalo
Mr. Madrick itu mafia yang sangat kejam" teriak Yatty dengan suara yang meninggi.
Yatty mengusap wajahnya dengan kasar dan menjambak pelan rambutnya.
"Antarkan aku ke bandara" ucap Yatty dengan wajah takutnya.
"Tidak Nyonya" balas Damian.
"Apanya yang tidak?! Suamiku akan dapat masalah besar" bentak Yatty.
"Oke kalo kalian tak ingin mengantarkanku, aku akan berangkat sendiri" putus Yatty dan melangkan melewati Damian.
"Nyonya, akan kuantar nyonya" cegat Damian, ia sudah mengabdi pada Edeve untuk menjaga keluarga kecilnya saat tuannya sedang melaksanakan aksinya
"Kasa!!" teriak Yatty pada kepala maid disini. Kasa pun datang dengan berlari
"Ya nyonya?"
"Jaga Edran, aku akan ke bandara" ucap Yatty lalu berlari kecil keluar mansion.
"Mom mau kemana mom?" tanya Edran saat Yatty melewatinya.
"Mom ada perlu sebentar, kamu main sama Kasa ya?" ucap Yatty dan dibalas anggukan oleh Edran.
Yatty pun masuk kedalam mobil yang sudah ada didepan pintu mansion dan ada Damian yang menyopirinya. Yatty beberapa kali mencoba menelpon Edeve tapi nomornya selalu sibuk.
"Lebih cepat lagi Damian" ucap Yatty dengan raut wajah ketakutan dan tak sabar.
Akhirnya Yatty dan Damian sudah sampai dibandara. Yatty memasuki bandara dan mulai menanyakan pesawat pribadi milik suaminya akan berangkat pukul berapa. Harapan Yatty pun pupus, pesawat pribadi milik Edeve sudah berangkat 16 menit yang lalu dan tidak ada jadwal penerbangan menuju Italy pada jam segini dan akan ada 6 jam lagi. Yatty hanya bisa berdoa agar Madrick si mafia kejam itu akan memaafkan kesalahan suaminya.
2 hari kemudian
Edeve masuk kedalam mansion, hari ini ia sehabis pulang dari Italy untuk melakukan kecurangan terhadap Mad.
"Edeve" panggil Yatty dengan suara tinggi.
"Ya?" balas Edeve sambil merangkul Yatty dari samping.
"Edeve, kamu nipu Mr. Madrick ya?" tanya Yatty dengan sinis.
"Iya, emang kenapa?" balas Edeve dan menanyakan pertanyaan balik.
"Kamu taukan, kalau Mr Madrick itu mafia yang kejam, aku gak mau ya kalau sampai keluarga kita terancam. Kamu yang bakalan tanggung semuanya" setelah mengucapkan itu, Yatty pergi meninggalkan Edeve yang masih berdiri ditempat. Yatty mengabaikan panggilan Edeve.
Flashback Off
"Sebulan yang lalu, kami berencana kabur dan bersembunyi di negara Indonesia dengan kota yang terpencil yaitu kota Sulawesi. Hampir 3 minggu kami tinggal disana. Setelah kami merasa aman, kami kembali ke America dan baru tadi pagi kami sampai dan nasib baik tak berpihak pada keluarga kecilku, kami terancam nyawa saat ini" ucap Yatty dengan menangis sesegukan.
"Gion lepaskan Yatty" ucap Mad dan membuat Yatty mengangap tidak percaya. Gion melepaskan rantai pada tangan dan kaki Yatty dan mulai mengobati luka lebam dan sayat pada tubuh Yatty.
"Kau dan anakmu bisa bebas. Tapi tidak dengan suami laknatmu ini" ucap Mad dengan seringaiannya menatap Edeve.
"Terima kasih tuan" balas Yatty dengan senang walaupun jauh dalam lubuk hatinya ia begitu sayang dan khawatir pada suaminya.
"Yatt kamu tega ninggalin aku?" ucap Edeve.
Yatty hanya menatapnya sinis
"Kamu juga tega padaku dan Edran. Kamu hanya memikirkan kesenangan duniamu, tidak memikirkan nasibku dan Edran. Lagipun aku menikahimu bukan karena cinta tapi demi Edran. Kau merebut keperawananku dan menanam benihmu dalam tubuhku. Maka itu aku mau menerimamu hanya untuk Edran. Agar dia lahir memiliki seorang ayah" ucap Yatty dengan bentakan dan Edeve hanya menunduk merutuki aksi bodohnya.
Seandainnya ia tak melakukan kecurangan pada Mad.
Seandainya ia tak melakukan kecerobohan dimasa lalu
Seandainya ia dulu mencintai Yatty dengan cara yang benar. Mungkin ini semua takkan pernah terjadi. Tapi sayang waktu terus berputar maju dan tak bisa untuk mundur walau hanya sedetik.
"Maafkan aku, maaf. Aku memang salah, aku memang egois. Pergilah, jaga Edran baik-baik. Carilah pendamping yang kamu cintai dengan tulus. Mad bunuh aku sekarang, aku sudah siap menghadapi kematianku" ucap Edeve dengan tegas.
"Ed--"
Dorr
"EDEVE!!" pekik Yatty saat melihat suaminya sudah tak berdaya, kepalanya tertembak oleh Mad
"Ed.... Hiks hiks" Yatty menggucang tubuh Edeve yang masih terikat dikursi.
"Terima kasih sudah berbaik hati untuk membebaskanku dan juga Edran" ucap Yatty dan melangkah untuk keluar gudang, namun langkahnya terhenti ketika Mad mengucapkan hal yang membuat hatinya menjadi sangat takut.
"Berani kau melaporkan polisi, nyawamu dan anakmu akan melayang sebelum aku masuk penjara" desis Mad dengan tatapan tajamnya.
Yatty hanya menggeleng sebagai jawaban tanpa berniat menoleh kearah Mad dan melanjutkan langkahnya untuk keluar gudang. Yatty melihat anaknya yang sedang asyik memakan camilan sambil menonton televisi diruang tamu. Edran berlari kearah Yatty dan memeluk kaki Yatty.
"Mom darimana? Edran panggil dari tadi" ucap Edran dengan polos sambil mendongak kearah Yatty.
"Mom... Emmm mom" Yatty bingung ingin menjawab apa kepada putranya, akankah ia beritahu bahwa Dadynya telah dibunuh oleh seorang mafia kejam? Tidak! Ed masih terlalu sangat kecil untuk mengetahui itu semua.
"Mom, adaapa? Kenapa mom gugup sekali? Mom sakit?" tanya Edran dengan raut wajah yang khawatir.
Yatty berjongkok dihadapan Edran untuk menyamakan tingginya dan mengusap pipi gembil milik Edran
"Tidak sayang, mom sehat kok" ucap Yatty dengan senyuman dan mencium pipi gembil Edran.
"Apa aku bisa percaya padamu mom?"
"Kenapa tidak?"
"Bajumu banyak sekali noda darah mom. Itu darah siapa?" tanya Edran dengan polos
"Ini darah ti--" ucapan Yatty terpotong saat tiba-tiba Mad datang sambil memasukkan tanganya ke saku celananya.
"Itu darah Dadymu" ucap Mad dengan dingin
"Darah Dady? Kenapa dengan Dady? Apa Dady terlukan Mom?" tanya Edran dengan mata berkaca-kaca seperti ini menangis.
"Dadymu--"
"Dadymu terbunuh" lagi-lagi Mad menyela ucapan Yatty. Edran sudah merintikan airmata, anak mana yang tak menangis ketika ayahnya terbunuh? Kecuali, dia yang tak menyayangi ayahnya dan menginginkan ayahnya pergi.
"No!!! Mom, paman ini bohongkan? Dady have promise with me for buy play station for me" teriak Edran dengan airmata yang sudah deras dipipinya.
"Sstt tenanglah sayang" ucap Yatty dengan merangkul putranya penuh sayang. Tidak hanya Edran yang merasa kehilangan, namun dirinya pun sama. Sama merasakan kehilang seseorang yang ia cintai. Edran melepaskan pelukan Yatty dan berlari meninggalkan Yatty yang sedari tadi memanggilnya.
"Kenapa kamu mengatakan itu semua pada Edran?" tanya Yatty dengan sinis.
"Lebih cepat, lebih baik" balas Mad dengab santai. Tiba-tiba Edran datang dengan sebilah pisau dapur, Yatty terkejut dengan apa yang dilakukan Edran, Edran menggores tangan putih mulusnya dengan pisau.
"EDRAN!!! APA YANG KAU LAKUKAN?" pekik Yatty dan menggenggam tangan Edran yang memegang pisau dan hendak digoreskan pada denyut nadinya.
Edran memberontak dan Yatty tetap merangkulnya dengan erat.
"Lepaskan mom, lepaskan Edran!!! I want together with Dady" ucap Ed dengan teriakannya.
"Edran tenanglah sayang, tenang" bisik Yatty. Edran sudah tenang dan memberontak lagi, namun masih dapat didengar isakan tangisannya. Yatty melepaskan pelukannya dan mengambil pisau ditangan Edran lalu membuangnya. Yatty menangkup wajah merah Edran akibat menangis.
"Setelah Dady yang meninggalkan Momy, apakah Edran juga berniat meninggalkan Momy sendirian?" ucap Yatty dengan lembut.
"Apakah Edran juga tega membiarkan Momy hidup sendiri, tanpa Dady dan Edran?" sambung Yatty. Edran hanya menggeleng dan menangkup wajah Yatty.
"No mom, Edran tidak akan meninggalkan mom sendirian, Edran akan menggantikan posisi Dady untuk menjaga Momy" balas Edran dengan polos, lalu memeluk Yatty dengan sangat erat.
"Good Boy" bisik Yatty sambil mencium puncak kepala Edran.
Mad menyaksikan semuanya yang dilakukan Anak dan Istri Edeve. Mad tersenyum miring saat melihat Edran menggoreskan pisau ditangannya, Edeve mewariskan sifatnya pada Edran.
"Gaston!!" teriak Mad dengan suara kerasnya. Gaston datang dengan menunduk hormat.
"Ya tuan?" tanya Gaston
"Siapkan helikopternya, kita akan kembali ke Italy sekarang" ucap Mad dan melenggang pergi meninggalkan Yatty dan Edran yang diam mematung melihat dirinya.
Gaston mulai mengarahkan anak buahnya untuk bersiap-siap. Gaston sendiri bingung dengan tuannya, Mad bilang akan selama 3 hari di America. Namun sebelum sehari Mad sudah mengajakanya kembali. Gaston pikir, tuannya akan jalan-jalan dahulu mengunujungi negara bebas ini, namun pikirannya salah. Mad tetaplah Mad, yang tak menyukai jalan-jalan, baginya hanya membuang waktu berharganya.
Mad sudah berada didalam heli, dengan perlahan heli mulai menaikan ketinggian dan melaju meninggalkan mansion milik Edeve. Mad juga tak habis pikir, sudah sering kali ia ditipu dengan bertransaksi menggunakan uang palsu. Mad memandangi awan gelap dimalam hari, tiba-tiba wajah cantik milik Oliv tergiang penuh dipikirannya. Perlahan Mad menarik sudut bibirnya dan membentuk sebuah lengkungan senyuman.
"Gadis nakal, berani sekali kau mengusik pikiranku" guman Mad dengan senyumannya.
Olivya sedang menonton televisi dengan camilan kentang dipangkuannya. Rasa gemetar dalam dirinya begitu kentara saat ia melihat berita ditelevisi yang menunjukkan korban pembunuhan yang sangat sadis yaitu ulah Mad.
"Seorang korban ditemukan tewas dimansion rumahnya sendiri. Diduga korban tersebut adalah seorang mafia yang menjadi buronan para polisi. Walaupun ia menjadi buronan polisi tapi tetap saja polisi akan menyelidiki kasus pembunuhan ini..."
"Setelah hasil otopsi keluar, mafia tersebut tewas dengan tiga peluru yang bersarang diotaknya dan banyak sekali luka sayat disekujur tubuhnya. Polisi tetap menyelidiki kasus ini, karena pembunuh tersebut sangat main bersih" ucap reporter tersebut. Olivya mengehela nafas gusar, sejak dua hari yang lalu, ada korban pembunuhan juga yaitu sama korbannya seorang mafia.
Apakah pembunuhnya seorang mafia? batin Olivya sambil melamun dan menggigit ujung kukunya.
"Ahhh, kenapa para mafia suka sekali membunuh? Aku sangat trauma pada seorang mafia. Karena mafia lah, aku hidup sebatang kara" ucap Oliv dengan sendu. Oliv benar-benar trauma akan mafia, sangat trauma.
"Ya Tuhan semoga jodohku bukan bagian dari seorang mafia atau anak buah mafia" gumannya sambil menatap keatas seperti memohon sesuatu dengan Tuhan.
"Semoga aku takkan bertemu lagi dengan yang namanya mafia"
***
To Be Continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Niha Aina Alsakina
sabar aja jodohmu itu mafia
2020-06-04
3
Tasya Sukma
ya tapi sayangnya jodohmu itu mafia
2020-04-08
8
Lisa Yen
jodohmu mafia killer
2020-04-04
6