Bab 1 - Alexa Loen

Alexa mengibaskan rambut panjangnya saat ia mulai merasa panas, keramaian yang dibuat oleh laki-laki yang kepalanya sedang mencium sepatu nya itu membuat senyum iblisnya mengembang. Sebenarnya niat awalnya ia tak akan lagi membully kakak tingkatnya secara terang-terangan begini.

Namun, bagaimana lagi, Kakak tingkatnya ini bersikap sangat kurang aja padanya. Memintanya untuk menjadi pacar dengan ancaman, mencoba melecehkan nya dengan rekaman di kamar mandi karena mendapat penolakannya. Benar-benar sangat menggangu.

Karena merasa muak, Alexa pun meminta Sagara dan teman-temannya untuk menghajar kakak tingkat yang sudah mengibarkan bendera perang dengannya itu. Ia harus mencium kakinya sebagai permintaan maaf.

" Ekhem, mumpung uda rame, gue mulai aja deh" Alexa menepuk tangannya sekali.

"Peringatan buat lo semua!" Alexa mengeraskan suaranya, mata kelabunya menatap penuh tajam kesemua orang yang mengerubuninya, tak peduli kalau sebagian dari mereka adalah kakak tingkatnya.

"Peringatan dan pemberitahuan buat lo semua, jangan pernah ada yang ngusik gue lagi, kalau kalian gak mau gue jadiin sampah kayak ketua kesayangan kalian ini, "

"Kenapa lo semua natap gue kayak gitu hah? lo fikir gue takut sama tatapan lo semua itu? Gak, Jangan sementang-mentang kalian kakak tingkat gue, kalian bisa intimidasi gue sama mata gak guna kalian itu!" Alexa menunjuk beberapa orang yang paling dekat dengannya, yang tadinya menatapnya penuh kebencian.

"Heh, iblis gue masukkan sosmed baru tau rasa lo!" Salah satu orang berceletuk ditengah kerumunan yang membuat suasana semakin riuh karena hampir semua yang berkerubun menyetutujui sorakan itu. Bahkan beberapa dari mereka mulai berani mengeluarkan kamera ponsel mereka.

Alexa mendengus, "Rekam aja, dan setelah itu say good bye untuk kampus, dan masa depan kalian,

"Gak peduli, lo pikir lo bisa apa hah!" Sorakan itu semakin ramai.

Alexa mengepalkan tangannya, "Lo tanya gue bisa apa?" Perempuan berdarah Belanda itu mengedarkan mata kelabunya dengan berani. "Gue bisa buat siapapun yang ngusik gue hancur sampai akarnya. Lo, Keluarga lo, usaha keluarga lo, nama lo, semuanya bisa gue blacklist dari semua perusahaan dan kampus di negara ini, gue bisa buat kalian mati sengsara dijalanan sedetik aja setelah kalian main-main sama gue!"

"Gue bisa lakuin semuanya, Coba aja," Alexa mengatur nafasnya sesaat setelah berteriak, beberapa kamera yang tadinya menyorotnya itupun perlahan turun. yah, siapa juga yang berani bermain ancam-ancaman dengan salah satu pewaris tunggal sebuah perusahaan yang menjadi pilar dan kiblat dari hampir semua perusahaan besar dinegara itu. Alexa memang bukan orang terkaya dinegara nya, bukan juga anak petinggi dinegaranya itu. Namun, siapa sih yang bisa mengalahkan keroyalan dari banyaknya relasi keluarganya dan juga keluarga tunangannya. Tak ada yang berani bermain-main untuk itu.

"Gue mati dijalanan, lo juga mati nahan malu di penjara kalau vidio ini sampai viral!" Teriak satu-satunya orang yang masih mempertahankan kameranya, dia salah satu teman dekat dari laki-laki yang sekarang bersujud dengan tubuh bergetar dibawah kakinya. Teralalu lemas karena memar disekejur tubuhnya.

"Wah, setia kawan ya, duh jadi terharu, tapi sayangnya. Sorry ya kak, gue gak semiskin lo buat hapus vidio lo itu dan bayar media buat berita lain yang justru buat lo sengsara dan Boom! Kita liat siapa yang yang bakal nahan malu di Penjara nantinya."

Susasana menjadai ricuh sebentar karena hampir semua orang menahan kamera laki-laki yang berniat membela temannya itu tadi, "Uda Bim, udah, nanti lo yang rugi, udah Bim"

"Udah Bim, kita uda mau lulus gak usah mainan sama Iblis kayak dia,"

Alexa masih bisa mendengar orang-orang itu merebut kamera orang yang setia kawan dan ternyata bernama Bima itu.

"Sok banget" Dengus Alexa pelan, lalu ia menunduk untuk melihat kakak tingkat dibawahnya.

" Oya buat Kak Tirta ,Jadi sekarang uda ngerti kan?" Tanya Alexa sambil menjongkokkan badannya, mengelus pelan kepala seorang anggota salah satu organisasi kampus juga yang merupakan Ketua kelas Jurusan Bisnis tingkat 4 yang terkenal tampan dan cerdas.

"Uda ngerti kan kalau Sampah itu gak pantes buat berlian kayak gue, selama ini gue diem bukan berarti gue ngalah ya sama lo. Gue cuma males ngotorin tangan bersih gue untuk sampah kayak lo, tapi lo seenaknya mancing emosi gue. Heh! Gue gak peduli jabatan lo dikampus atau dikelas itu apa, gue juga gak peduli lo kakak tingkat gue atau apalah itu. Lo berani sentuh gue lagi, mati lo ditangan gue" Alexa menepuk pelan bahu kakak tingkatnya itu.

"Kak Tirta, Hello, Lo ngertikan!"

"Heh, gue tanya!!! lo sekarang uda ngerti kan?" Bentak Alexa sambil memukul pelan kepala yang sedikit ia tahan untuk terus mencium sepatunya.

"B*jingan!" Maki laki-laki itu mengepalkan tangan, namun tetap berusaha menahan berat badan dan kepalanya untuk tidak bersujud penuh pada sepatu Alexa.

Kepalanya pening dan darah mimisan sudah menetes ke sepatu putih Alexa saat perempuan beradarah Belanda itu memukul kepalanya.

"****!!! Sepatu putih gue! hapus nggak itu darah!" Alexa sudah hampir menginjak kepala kakak kelasnya itu sangking emosinya, namun untungnya Sagara- Orang yang tadi membantu Alexa menghajar Tirta menarik perempuan itu kebelakang punggungnya.

"Lepas Gara!!!" Amuk Alexa mengibaskan tangannya, mencoba melepas kan cekalan Sagara yang kuat.

"Uda lah, Xa, uda mau mati anak orang itu" Kata Sagara pada Alexa.

Alexa mendengus, "Dia kotorin air jord*n gue Gar!"

"Diem, " Bentak Sagara tegas. "Riana, bawa temen lo ini" Sagara memanggil Riana- Teman satu-satunya Alexa. Riana yang tadinya agak melamun karena merasa ngeri saat melihat sahabatnya itu membully kakak tingkat mereka itu tersentak, dan segera menarik Alexa seperti apa yang diperintahkan Sagara. Tampaknya Alexa bisa berubah menjadi iblis jika dibiarkan sendiri.

Dan Alexa walaupun agak kesal tapi tetap mengikuti tarikan Riana, berusaha mengatur emosi dan kekesalnnya dalam sekejab waktu.

"Ria pelan-pelan lo mau buat gue jatuh hah!" Bentak Alexa saat Riana semakin kuat menariknya menjauh.

Rian menghentikan langkahnya, lalu melepas cengkraman tangannya pada Alexa. "S-sori Xa, gue takut"

Alexa mendengus, ia mengusap pergelangan tangannya yang memerah. "Nyebelin banget"

"Sori Xa" Sesal Riana agak takut.

Alexa mendengus. "Hm"

"Beneran nih dimaafin"

"Hm"

"Gue traktir deh"

"Lo fikir gue miskin, yang ada gue yang harus sedekah sama manusia miskin kayak lo"

Riana tertawa pelan, ia lalu menggandeng tangan Alexa, tak merasa tersinggung dengan bentakan dan sindiran sahabat sejak SMA nya itu. Bagi Riana, Alexa adalah pelindungnya. dan Bagi Alexa, Riana hanyalah budak untuk pengerjaan tugasnya. Namun walaupun begitu, Riana tak pernah pergi dari Alexa, ntahlah, padahal Riana sangat tau kalau dirinya hanya dimanfaatkan, tapi ntah kenapa Riana tetap mau bertahan, ntah untuk alasan apa.

*****

"Masalah apa lagi yang lo buat!"

Alexa dan Riana sedikit agak tersentak saat Rion- Tunangan Alexa itu- menggebrak meja kantin tempat keduanya makan.

"Lo apa-an si Yon" Marah Alexa.

Rion menatap Alexa marah, "Apa-an lo bilang, heh, lo buat Tirta masuk rumah sakit bego! mikir dong otak lo itu Xa, gak punya hati ya lo buat anak orang hampir mati. kelewatan tau nggak lo"

"Kalau lo gak tau ceritanya gak usah sok tau ya" Dengus Alexa jengah.

Rian menendang kaki meja dengan kesal, membuat kuah mie Alexa dan Riana tumpah begitu saja. "Apalagi yang nggak gue tau hah! lo yang ngebully adik tingkat, atau lo yang permaluin semua orang yang nyatain cinta ke elo. Heh, Xa, lo itu punya otak nggak sih sebenarnya, kalau lo-

"Kalau Alexa apa?" Potong Sagara yang baru saja menghampiri mereka.

"Gak usah ikut campur lo" Ketus Rion pada Sagara.

"Kenapa? Takut lo? " Balas Sagara meremehkan.

"Gue mau ngomong sama tunangan gue anj*ng!" Marah Rion saat Sagara mendorong bahunya mundur.

"Dan gue mau belain sahabat gue b*bi"

"Ck, ngeropotin" Alexa mengedarkan pandangannya keseluruh kantin yang juga hampir semua penghuninya menatap kearahnya dengan tatapan penuh kebencian dan juga kerendahan.

"Xa mau kemana? Itu Gara sama Rion-

"Lo urus deh, gue males" Alexa melangkah keluar kantin meningglkan Gara dan Rion yang sudah mulai saling pukul.

"Gak ada gunanya, Tunangan sampah!" Alexa mengumpati Rion disepenjang perjalanannya keluar, namun langkahnya tiba-tiba terhenti saat ia menyadari kalau ia meninggalkan tasnya yang dibawa Riana. Hal yang biasa sih, selain menjadi budak tugasnya, Riana itu juga merangkap sebagai babunya. Membawa ini- itu, dan disuruh ini-itu.

"Ck, nggak ada yang nyenengin gue sehari aja sih, nyusahin semua!" Dumel Alexa berbalik badan dan kembali masuk kearah kantin yang masih ricuh oleh pertengkaran Sagara dan Rion.

"Minggir!" Alexa membentak saat kerumunan yang melihat pertengkaran Sagara dan Rion itu menghalanginya.

"Udah, udah guys"

Alexa menaikkan alisnya saat melihat Riana mencoba menegahi Sagara dan Rion. Riana itu bodoh atau apa sih, ada orang berantem malah berdiri ditengahnya. Dan benar saja, Boom, Riana terjatuh saat Sagara melayangkan tinjunya. Suara pekikan kaget memenuhi aula kantin. Mereka semua kaget dengan tindakan Riana yang kelewat nekat itu.

Namun, bukan itu yang menjadi fokus utama Alexa, ia tak peduli dengan Riana omong-omong, hanya saja, ekspresi khawatir dan paniknya tunangannya lah yang ia perhatikan.

Tentang bagaimana paniknya Rion yang memeluk Riana, atau tentang bagaimana marahnya Rion pada Sagara karena Riana.

Alexa menelengkan kepalanya, Rion tak pernah sekhawatir ini dengannya, namun dengan Riana yang bahkan bukan siapa-siapanya tampak sangat peduli. Wah, Alexa tampaknya bisa menyimpulkan sesuatu.

Cinta bersemi rupanya.

Alexa mendengus, ia lalu menatap Riana remeh.

Ternyata Riana orangnya ya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!