Setelah menyetujui permintaan dari kakeknya, hari itu Olivia pergi kesebuah restoran untuk menemui pria yang akan dijodohkan dengannya.
Jika bukan demi kakeknya mana mau dia melakukan hal seperti itu? Memangnya dia tidak bisa mencari pacar sendiri?
Dia bukan gadis jelek, dia juga masih muda. Dia tidak butuh dijodohkan tapi mau dibilang apa, semua Olivia lakukan demi kakeknya.
Dengan supir pribadinya, Olivia menuju kesebuah restoran jepang yang ada di kota California.
Dia tidak tahu pria seperti apa yang akan dikenalkan padanya yang pasti dia harus menemui pria itu terlebih dahulu agar mereka saling mengenal barulah mereka membicarakan tentang perjodohan diantara mereka lebih lanjut.
Setelah tiba, Olivia segera masuk kedalam restoran itu dan Olivia dibawa kesebuah ruangan exclusive oleh pegawai disana karena memang pria yang akan dia temui telah memesan sebuah tempat untuk mereka bertemu.
Olivia mendesis dalam hati saat masuk kedalam ruangan itu dan disana tampak seorang pria sedang duduk ala seiza dilantai tatami didepan sebuah meja kotatsu, meja makan khas jepang.
"Cih, tinggal di Amerika tapi gaya sok Jepang." desisnya dalam hati.
Dengan cepat, Olivia segera melangkah mendekati pria itu.
"Maaf lama menunggu." Olivia langsung duduk didepan pria yang akan ditunangkan dengannya itu.
Tapi pada saat dia melihat pria yang sedang menikmati teh hijau mata Olivia terbelalak kaget.
"You!" ucapnya tidak percaya.
"Nona Olivia akhirnya kau datang juga." ucap pria itu dengan santai.
Olivia memegangi dahinya, mana mungkin pria yang akan bertungan dengannya adalah pria yang dia temui dijalan kemarin?
Pria yang telah dia bakar mobilnya, apa-apaan ini?
"Maaf, sepertinya aku salah ruangan." Olivia bangkit berdiri tapi pria itu menahan Olivia dengan ucapannya.
"Kau Olivia Smith bukan? Cucu dari Michael Smith?"
Olivia mengurungkan niatnya dan kembali duduk ditempatnya.
"Benar." jawabnya dengan cepat.
"Kalau begitu kau tidak salah ruangan." pria itu kembali menyeruput teh hijaunya dengan santai.
"Jangan bilang kau Lewis Simone?" tanya Olivia tidak percaya.
"Anda benar." jawab Lewis dengan santai.
"Oh my God, dunia ini sangat sempit." gerutu Olivia dengan pelan.
"Jadi Olivia Smith mari kira bicarakan mengenai perjodohan kita lebih lanjut." ujar Lewis padanya.
"Nanti saja, aku lapar."
Olivia memanggil pelayan yang ada disana tanpa menunggu jawaban dari Lewis, perutnya lebih penting dari pada pria itu.
Olivia memesan beberapa jenis sushi dan semangkok ramen yang terkenal ditempat itu. Untuk terlihat sopan Olivia mengikuti duduk gaya Lewis, duduk ala seiza walaupun dia tidak begitu bisa.
Sepuluh menit dalam keheningan Olivia sudah tampak gusar, kakinyapun sudah mulai kesemutan gara-gara gaya duduk yang tidak semua orang bisa itu.
Lewis diam saja memperhatikan Olivia yang sudah tampak gelisah karena kakinya dan tanpa pikir panjang lagi Olivia segera meluruskan kakinya dan memijit-mijitnya sambil mengerutu.
"Ya ampun kakiku, aku bisa gila duduk seperti ini begitu lama." gerutunya kesal.
Senyum mengembang diwajah Lewis saat melihat tingkah Olivia, bahkan gadis itu mengangkat kakinya diudara dan menendang-nendangnya supaya kram dikakinya cepat hilang.
"Kau tidak perlu memaksakan diri Olivia." ujar Lewis dengan santai.
"Hei Lewis, bisa lain kali kita bertemu ditempat lain?" pinta Olivia kesal.
"Tentu, kita bisa makan direstoran jepang lainnya."
"Oh my God, bukan itu maksudku!"
Saat itu makanan yang dipesan Olivia sudah datang, dengan cepat Olivia mulai makan karena dia memang sudah lapar sedangkan Lewis hanya memperhatikannya saja.
"Hei kenapa kau tidak makan?" tanya Olivia penasaran.
"Tidak, aku sudah makan makanan dari kekasihku."
Olivia menghentikan makannya dan menatap Lewis dengan tajam. Jika sudah punya kekasih untuk apa mengikuti perjodohan ini?
"Hei kau! Jika kau sudah punya kekasih sebaiknya cepat kau tolak perjodohan ini!!" kata Olivia kesal.
"Aku sangat ingin tapi aku tidak bisa karena kondisi kakekku yang sedang sakit."
"Cih, dasar kau ba*ci! kau ini seorang pria, seorang pria harus menjadi pemimpin. Aku sungguh tidak mau terjebak dalam asmaramu dan aku tidak pernah suka dianggap pengrusak hubungan asmara orang lain." kata Olivia dengan kesal.
Lewis hanya melihat Olivia dengan tatapan tajamnya, dia ingin lihat seperti apa Olivia Smith? Gadis yang dipilihkan oleh kakeknya.
Dia sudah banyak mendengar tentang keluarga Smith dari kakeknya, bahkan saat Kakeknya memintanya untuk bertunangan dengan Olvia membuat Lewis sedikit kaget, ditambah lagi pertemuan tidak sengaja mereka dijalanan membuatnya semakin kaget lagi.
Gadis yang berani membakar mobilnya ternyata gadis yang akan dijodohkan dengannya, mungkin benar kata Olivia Smith, dunia ini sempit.
Olivia meletakkan gelas diatas meja dengan kasar, dia segera menyeka mulutnya setelah selesai makan sedangkan Lewis masih melihat kearahnya dengan tajam.
"Jika kau tidak bisa menolak perjodohan ini maka aku akan berusaha membujuk kakekku, aku tidak mau menggangu hubunganmu dengan kekasihmu."
Olivia hendak bangkit berdiri tapi lagi-lagi Lewis menahannya.
"Sudahlah jangan salah paham, aku hanya bercanda denganmu."
"Hei Lewis, apa maksudmu?" Olivia sudah tampak kesal.
"Aku tidak punya kekasih dan aku hanya ingin melihat reaksimu saja." jawab Lewis dengan santai.
"Wow, beraninya kau ingin melihat reaksiku? Lewis Simone, kau kira kau itu siapa?" Olivia melototot dan menatap Lewis dengan tajam.
Apa dia tembak saja kepalanya? Rasanya sangat ingin dia lakukan tapi dia masih punya akal sehat.
"Olivia Smith, jadi demi kakek kita bagaimana jika kita mengikuti keinginan mereka untuk tinggal satu atap selama 30 hari?"
Olivia menatap Lewis dengan tajam begitu juga dengan Lewis, mereka saling melemparkan tatapan mereka satu sama lain.
"Setelah 30 hari apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Olivia.
"Katakan saja jika kita tidak cocok dan meminta kakek kita membatalkan perjodohan kita, lagi pula kita tidak memiliki perasaan satu sama lain jadi setelah 30 hari kita kembali jadi orang asing, tidak saling mengenal."
Olivia berpikir sejenak, mungkin ini lebih baik. Lagi pula hanya 30 hari setelah itu dia tidak akan melihat pria itu lagi dan bukankah dengan demikian dia sudah memenuhi permintaan dari kakeknya?
Lagi pula perjodohan itu bukan didasari dengan paksaan, mereka berdua hanya mengikuti permintaan kakek mereka berdua untuk tinggal satu atap selama 30 hari.
"Baiklah, aku setuju."
Olivia mengulurkan tangannya kearah Lewis sedangkan pria itu segera menyambut tangannya dan menggenggamnya.
"Sepakat " kata Lewis dengan yakin.
"Ingat setelah 30 hari jangan mencariku, sekalipun kita kebetulan bertemu atau kita bertemu dijalan jangan saling memanggil, harus kembali jadi orang asing dan tidak saling mengenal." pinta Olivia.
"Seperti keinginanmu Olivia Smith." jawab Lewis pula.
Hari itu kedua orang itu membuat kesepakatan diantara mereka untuk mengikuti permintaan kakek mereka.
Sesuai kesepakatan, mereka akan tinggal satu atap selama 30 hari dan hal itu akan mereka jalani sebentar lagi.
#Lewis#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Stephanie Kilanmasse
Ya Ampun Thoor🥰🥰🥰🥰🥰
2023-09-09
1
🍁K3yk3y🍁
keren lewis
2023-01-27
0
im3ld4
dr semua poto stok cogan.. lewis tuh.. paling bikin aku ngiler sampe terpaksa .. aku save
2023-01-20
0