Takdir Tuhan Siapa Yang Tau?

Takdir Tuhan Siapa Yang Tau?

Perkenalan

Tari Utami, atau kerap disapa Tami.

Gadis desa dengan sejuta pesona, terlahir dari keluarga sederhana dengan tiga bersudara, Tami si gadis bungsu yang ceria, ke dua kakak tami sudah berkeluarga, sedangkan ayah dan ibu nya sudah terlebih dulu dipanggil yang maha kuasa ketika gadis itu menginjak usia remaja.

Setelah kedua orang tua nya meninggal, Tami kemudian tinggal bersama kakak perempuan satu satu nya.

meski di usia belia nya ia sudah di tinggal oleh kedua orang tua nya, gadis kecil itu tetap terlihat ceria dan menjalani hari hari nya seperti teman teman nya yang lain, saat pagi hari ia akan berangkat sekolah menengah pertama, pulang kemudian istirahat bermain dengan teman teman sebaya nya, lalu pergi mengaji.

ya, itu lah rutinitas yang ia jalani setiap hari, keadaan di desa memang sedikit berbeda dengan di kota.

saat anak anak masih mengenyam pendidikan sd, smp maupun sma, anak anak di desa masih di haruskan untuk pergi mengaji pada sore, atau malam hari. belajar di pondok kecil atau di mesjid bersama guru ngaji atau ustadz pembimbing, lingkungan yang masih hangat,membentengi anak anak agar terarah ke hal hal yang baik dan positif, menghabiskan waktu mereka dengan kegiatan kegiatan yang ber manfaat, orang tua di desa menang cenderung lebih posesif kepada anak anak nya, setidak nya apabila anak anak mereka tidak melanjutkan pendidikan formal, biasa nya para orang tua akan memasukan anak anak mereka ke pondok pesantren. Ketika orang tua sibuk dengan segala urusan nya, setidak nya mereka masih membekali ilmu kepada anak anak mereka melalui pendidikan di lingkungan sekolah, maupun pondok pesantren.

Beruntung pendidikan di zaman sekarang sangat di mudahkan, meski untuk orang orang tidak mampu sekalipun, bahkan pemerintah menggratis kan pendidikan untuk warga nya yang kurang mampu, asalkan mereka mau menimba ilmu. Begitu pula dengan Tari Utami, latar belakang keluarga yang sederhana, dengan diri nya yang yatim piatu, tak menyulitkan nya untuk mengenyam pendidikan selagi ada kemauan di situ ada jalan.

Kondisi kakak perempuan Tami yang hidup nya sederhana juga sudah berkeluarga dengan dua orang anak juga bukan lah keluarga yang berada. kakak ipar tami hanyalah pekerja buruh harian lepas, bisa memenuhi kebutuhan sehari hari saja rasanya sudah sangat bersyukur.

Meski usia nya masih belia, Tami bukan lah sosok yang manja, gadis remaja itu sudah cukup faham dengan kehidupan nya, ia harus pandai pandai menata hati, harus belajar menerima apapun yang tuhan gariskan untuk nya. Sedih memang, disaat teman teman sebaya nya bisa dengan mudah mendapat kan apa yang mereka mau, tami harus menahan diri, ia harus sadar, mendapat kan apa yang ia mau bukan lah hal yang mudah, untuk sekedar membeli peralatan sekolah pun, dia harus mengumpulkan uang pemberian kakak kakak nya terlebih dulu.

Saat ini, Tami sudah menginjak kelas dua belas di sekolah menengah pertama di desa nya, sekolah terdekat dari rumah nya memang menjadi satu satu nya sekolah menengah pertama di lingkungan Tami, kebanyakan pondok pesantren berdiri di lingkungan itu, gadis remaja kecil yang cantik dan manis, memiliki hidung mancung dan kulit putih bersih memiliki lesung pipit di kedua pipi nya, sekalinya tersenyum gadis kecil itu akan menularkan senyuman manis juga untuk orang orang di sekitar nya, pembawaan nya yang periang membuat dia banyak di sukai teman teman nya,

tak hanya berteman dengan banyak teman teman perempuan dia juga banyak berteman dengan teman laki laki, bagi Tami, berteman tak harus pandang bulu, anak yang supel dan mudah berteman dengan siapa saja tak membuat ia kesepian, hidup nya di kelilingi dengan orang orang baik dan teman teman yang baik di sekeliling nya, membuat gadis kecil itu sedikit melupakan rasa kehilangan kedua orang tua nya.

Oh ya, lingkungan di desa tami memang banyak berdiri pondok pesantren, namun demikian warga nya masih banyak yang acuh tak acuh dengan kehidupan masing masing, namun demikian masih tinggi nya toleransi dan saling menghargai, seperti hal nya berhijab, ketika mereka memasuki lingkungan pondok, otomatis dari cara berpakaian, mereka akan sangat sopan, berbaur dengan para santri dan santriwati pondok dan yang sering mangadakan acara pengajian rutin di pondok bersama ustadz ustadzah dan juga warga, namun ada juga yang pada keseharian nya mereka tidak berhijab, namun masih berpakaian sopan

Ya, seperti itulah gambaran keseharian dan juga lingkungan sekitar Tami.

Next, part selanjut nya othor mulai cerita seru nya yaa..

Haii reders novel ini hasil karya dan pemikiran juga sudut pandang author yang minim pengetahuan, mohon maaf bila banyak kekurangan dan salah salah kata ya.😊 mohon dukungan nya🥰🥰

Terpopuler

Comments

Bukan mawar🥀

Bukan mawar🥀

bukan juga sih kak😅😅

2022-10-13

0

Hulapao

Hulapao

kampung santri yaaa

2022-10-13

1

Bukan mawar🥀

Bukan mawar🥀

Haii kak auliasiamatir✋ salam kenal juga 🥰

2022-10-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!