NovelToon NovelToon

Takdir Tuhan Siapa Yang Tau?

Perkenalan

Tari Utami, atau kerap disapa Tami.

Gadis desa dengan sejuta pesona, terlahir dari keluarga sederhana dengan tiga bersudara, Tami si gadis bungsu yang ceria, ke dua kakak tami sudah berkeluarga, sedangkan ayah dan ibu nya sudah terlebih dulu dipanggil yang maha kuasa ketika gadis itu menginjak usia remaja.

Setelah kedua orang tua nya meninggal, Tami kemudian tinggal bersama kakak perempuan satu satu nya.

meski di usia belia nya ia sudah di tinggal oleh kedua orang tua nya, gadis kecil itu tetap terlihat ceria dan menjalani hari hari nya seperti teman teman nya yang lain, saat pagi hari ia akan berangkat sekolah menengah pertama, pulang kemudian istirahat bermain dengan teman teman sebaya nya, lalu pergi mengaji.

ya, itu lah rutinitas yang ia jalani setiap hari, keadaan di desa memang sedikit berbeda dengan di kota.

saat anak anak masih mengenyam pendidikan sd, smp maupun sma, anak anak di desa masih di haruskan untuk pergi mengaji pada sore, atau malam hari. belajar di pondok kecil atau di mesjid bersama guru ngaji atau ustadz pembimbing, lingkungan yang masih hangat,membentengi anak anak agar terarah ke hal hal yang baik dan positif, menghabiskan waktu mereka dengan kegiatan kegiatan yang ber manfaat, orang tua di desa menang cenderung lebih posesif kepada anak anak nya, setidak nya apabila anak anak mereka tidak melanjutkan pendidikan formal, biasa nya para orang tua akan memasukan anak anak mereka ke pondok pesantren. Ketika orang tua sibuk dengan segala urusan nya, setidak nya mereka masih membekali ilmu kepada anak anak mereka melalui pendidikan di lingkungan sekolah, maupun pondok pesantren.

Beruntung pendidikan di zaman sekarang sangat di mudahkan, meski untuk orang orang tidak mampu sekalipun, bahkan pemerintah menggratis kan pendidikan untuk warga nya yang kurang mampu, asalkan mereka mau menimba ilmu. Begitu pula dengan Tari Utami, latar belakang keluarga yang sederhana, dengan diri nya yang yatim piatu, tak menyulitkan nya untuk mengenyam pendidikan selagi ada kemauan di situ ada jalan.

Kondisi kakak perempuan Tami yang hidup nya sederhana juga sudah berkeluarga dengan dua orang anak juga bukan lah keluarga yang berada. kakak ipar tami hanyalah pekerja buruh harian lepas, bisa memenuhi kebutuhan sehari hari saja rasanya sudah sangat bersyukur.

Meski usia nya masih belia, Tami bukan lah sosok yang manja, gadis remaja itu sudah cukup faham dengan kehidupan nya, ia harus pandai pandai menata hati, harus belajar menerima apapun yang tuhan gariskan untuk nya. Sedih memang, disaat teman teman sebaya nya bisa dengan mudah mendapat kan apa yang mereka mau, tami harus menahan diri, ia harus sadar, mendapat kan apa yang ia mau bukan lah hal yang mudah, untuk sekedar membeli peralatan sekolah pun, dia harus mengumpulkan uang pemberian kakak kakak nya terlebih dulu.

Saat ini, Tami sudah menginjak kelas dua belas di sekolah menengah pertama di desa nya, sekolah terdekat dari rumah nya memang menjadi satu satu nya sekolah menengah pertama di lingkungan Tami, kebanyakan pondok pesantren berdiri di lingkungan itu, gadis remaja kecil yang cantik dan manis, memiliki hidung mancung dan kulit putih bersih memiliki lesung pipit di kedua pipi nya, sekalinya tersenyum gadis kecil itu akan menularkan senyuman manis juga untuk orang orang di sekitar nya, pembawaan nya yang periang membuat dia banyak di sukai teman teman nya,

tak hanya berteman dengan banyak teman teman perempuan dia juga banyak berteman dengan teman laki laki, bagi Tami, berteman tak harus pandang bulu, anak yang supel dan mudah berteman dengan siapa saja tak membuat ia kesepian, hidup nya di kelilingi dengan orang orang baik dan teman teman yang baik di sekeliling nya, membuat gadis kecil itu sedikit melupakan rasa kehilangan kedua orang tua nya.

Oh ya, lingkungan di desa tami memang banyak berdiri pondok pesantren, namun demikian warga nya masih banyak yang acuh tak acuh dengan kehidupan masing masing, namun demikian masih tinggi nya toleransi dan saling menghargai, seperti hal nya berhijab, ketika mereka memasuki lingkungan pondok, otomatis dari cara berpakaian, mereka akan sangat sopan, berbaur dengan para santri dan santriwati pondok dan yang sering mangadakan acara pengajian rutin di pondok bersama ustadz ustadzah dan juga warga, namun ada juga yang pada keseharian nya mereka tidak berhijab, namun masih berpakaian sopan

Ya, seperti itulah gambaran keseharian dan juga lingkungan sekitar Tami.

Next, part selanjut nya othor mulai cerita seru nya yaa..

Haii reders novel ini hasil karya dan pemikiran juga sudut pandang author yang minim pengetahuan, mohon maaf bila banyak kekurangan dan salah salah kata ya.😊 mohon dukungan nya🥰🥰

Hari kelulusan Smp

Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat, Tari Utami si gadis manis berlesung pipi itu, kini tengah mempersiapkan hari kelulusan setelah mereka melewati masa masa ujian beberapa waktu lalu.

Tami dan ke dua sahabat nya Mira dan Rani sedang duduk di bangku taman, hari ini mereka sengaja datang ke sekolah untuk ikut andil dalam acara perpisahan dan kelulusan sekolah.

"Tami, setelah lulus nanti kamu mau lanjut masuk Sma atau ke pondok?"tanya Mira yang duduk di samping kanan Tami.

"Kaya'nya aku lanjut Sma Mir, kalau kamu?"

"Kaya nya, aku mau lanjut di pondok aja Tam, kasihan bapak ku, tahun ajaran sekarang Ridwan mau masuk smp, Dina juga masuk SD, kasihan bapak dan ibu, pasti mereka kesulitan untuk membiayai sekolah kita bertiga."

Ridwan dan Dina adalah adik Mira, ibu dan bapak nya hanyalah buruh serabutan tani, untuk sekolah memang biaya nya gratis, tapi Mira fikir biaya ongkos dan bekal sehari hari pasti akan menyulitkan orang tua nya, kalau dia memilih melanjutkan mengaji di pondok, setidak nya dia bisa belajar mengaji sambil bantu bantu ke dua orang tua nya di rumah.

"Gak papa Mir, setidak nya, kita tidak boleh putus mencari ilmu" Tami berusaha menghibur sahabat nya, setidak nya sahabat nya itu bisa tetap belajar, karna di pondok juga tidak hanya di ajarkan soal agama, tapi juga pendidikan dan juga bahasa asing dan berbagai keterampilan.

"Udah ah, jangan melow melow, beberapa hari lagi kita kelulusan, jadi waktu nya kita bersenang senang!" Rani berkata sambil berdiri dan nenarik ke dua sahabat nya untuk ikut berdiri,

" eh ..eh.. ehh.. tunggu Ran, kita mau kemana?" Tami kembali duduk di bangku tak terima tangan nya di tarik tarik Rani

"Udah sih Tam, sampai kapan mau duduk disini terus, ayo kita pulang" ajak Rani

"iya Tam kita pulang yuk, latihan nya kan udah selesai" ajak Mira

"iya iya ayo, eh Ran, kamu jadi pindah ke Bandung setelah kelulusan nanti?!"

"Iya Tam, Mir, maaf yaa kaya nya keputusan bapak gak bisa di tawar lagi, bapak pengen nya kita pindah dan tinggal disana"

Rani memang sudah memberitau ke dua sahabat nya dari sebelum ujian kemarin, setelah lulus nanti Rani dan bapak nya akan pindah ke Bandung.

setelah kepergian alm ibu nya Rani, bapak nya menjadi sakit sakitan, sedangkan Rani dari tiga bersaudara, kakak tertua nya menetap di Bandung dan sudah berkeluarga dan meminta bapak dan adik nya untuk pindah ke Bandung supaya bapak nya bisa berobat dengan baik, karna tentu saja fasilitas kesehatan di desa dan di kota juga banyak perbedaan nya. dan Rani juga bisa melanjutkan sekolah disana, sementara kalu dirinya tetap dikampung, hawatir nanti bapak nya tidak ada yang mengurus saat Rani tinggal sekolah, jadi mereka memutuskan untuk pindah.

Tidak lama berjalan ber iringan akhir nya ke tiga sahabat itu sampai di rumah nya masing masing,

"Assalamualaikum, Tami pulang" teriak Tami sambil duduk di teras dan membuka tali sepatu nya

"Tami ih kebiasaan pulang pulang suka teriak teriak!" Kakak perempuan tami keluar sambil menggendong putra ke dua nya yang masih bayi.

"hehe iya teh maaf, Tami kira nggak ada siapa siapa di rumah"

"ya udah, sana masuk, solat dulu, abis itu makan siang, teteh mau ke bu bidan dulu, Bayu belum imunisasi"

"iya teh, hati hati dede Bayuu yang comel" tami mencubit gemas pipi bayi berusia delapan bulan yang ada di gendongan kakak nya, bayi itu berceloteh ria dengan bahasa nya, Tami sangat senang menggoda keponakan nya yang menggemaskan itu,

"udah ah, teteh pergi dulu, assalamu'alaikum"

"Waalaikum salaam" jawab Tami, sambil masuk ke rumah dan menutup pintu, kegiatan nya sehari hari sepulang sekolah, beristirahat makan, mengerjakan tugas solekolah,sore hari kemudian bersiap ikut mengaji di mesjid bersama teman teman nya yang lain, sampai malam.

Tak terasa, hari kelulusan yang dinanti Tami dan juga teman teman nya yang lain pun tiba, mereka memakai seragam putih hitam para laki laki biasa nya memaki dasi hitam dan jas, banyak teman laki laki tami yang sudah menunggu di gerbang sekolah, mereka sudah berjanjian kemarin sehabis pulang mengaji, akan berfoto di depan gerbang sekolah mereka sebagai kenang kenangan, Tomi,bayu, wira, sandi, Agam, Diki, yoga dan Raka mereka adalah sahabat sekampung Tami yang juga satu pengajian dan satu sekolah dengan Tami Mira ran Rani.

"dasar yah tuh si Tami end the geng, lelet nya minta ampun, kemaren katanya mesti cepet cepet dateng, sebelum anak anak yang lain dateng, eh tau nya ngaret, jam segini belum pada nonghol" Wahyu berkata sambil berdecak pinggang, di antara para sahabat cowok memang Wahyu lah yang paling cerewet, dia pria tapi bawel hihiii

"ya udah lah, tungguin aja, paling bentar lagi mereka dateng" Jawab Raka

Yoga yang memang sifat nya acuh tak acuh hanya memperhatikan.

Di antara yang lain memang yoga lah yang berasal dari keluarga ber ada, bapak Yoga se orang tentara, dan ibu nya sebagai guru, Yoga dua bersaudara, kakak yoga saat ini sedang berkuliah di Yogya.

"Eh itu dia mereka!"Wira yang melihat kedatangan Tami segera bangun dari duduk nya "kalian ko lama banget sih abis ngapai aja hah?! Wahyu yang emosi melihat ketiga cewek itu berjalan dengan santai nya, sementara diri nya dan teman teman yang lain sedari tadi menunggu berpanas panasan di depan gerbang sekolah.

" ish dasar si paling nggak sabaran!" Cibir Rani menatap Wahyu dengan tidak suka

" apa?!! Wahyu menatap dengan tidak terima,

kalian lama banget ! Ini pasti karena kalian abis pake dempul yang tebel nya lima centi ya biar kelihatan kaya badut ya kan?!

" Enak aja kaya badut, kita itu ciwi ciwi kan emang mesti banget kelihatan cantik paripurna tau, ini kan hari bersejarah buat kita, nggak boleh dong tampil biasa biasa aja!" Mira dengan percaya diri nya mengibas ngibas kan rambut nya yang sudah rapi di catok lurus dengan riasan wajah alakadar nya hasil karya tangan nya sendiri. Maklum lah di desa masih belum ada make up artist profesional, mereka mengandalkan keahlian nya sendiri dalam merias wajah.

"Idih, wajah B aja gitu di bilang paripurna, hoek hoekk .. gaya mau muntah andalan Agam pun di keluarkan."

"apa sih Gam, hargai dong ini tuh hasil karya tangan sendiri tau, puji dikit ke biar kita seneng!" Tami memasang wajah sedih nya,

"udah udah, kalau ayang Tami sih cantik nya emang udah dari orok, meski tanpa di poles juga udah paling madep deh ayang Diki mah tetep love you full poko nya"

"idih apaan sih lo Dik, alay banget!" Yoga yang sedari tadi hanya menyimak dan diam ahir nya bangun dari duduk nya,

"udah udah ah, debat mulu, kapan nih kita foto foto nya" Ucap Tomi akhir nya, dia nggak sabar dari tadi melihat teman teman nya saling ejek.

" ya udah ayo..... jawab yang lain

salah satu adik kelas mereka kebetulan lewat, dan di mintai Tami cs dan yang lain nya untuk jadi fotografer dadakan, selesai berfoto ria bersama para sahabat nya, acara yang lain pun mereka ikuti dengan suka cita, belajar bersama sama dari hari ke hari bulan ke bulan hingga tahun ke tahun, tak ayal membuat hati mereka tertaut satu dengan yang lain saling menyayangi sebagai sesama teman, adanya pertemuan pasti ada juga perpisahan, disini lah mereka harus bersiap melepaskan kebersamaan demi cita cita yang harus di raih untuk masa depan yang lebih baik. Acara demi acara mereka lalui bersama berfoto ria bersama teman sekelas, teman se angkatan, sahabat dan juga para guru menjadi penutup acara perpisahan dan kenaikan kelas kali ini,

" Rani, kalau kamu sudah di bandung nanti, jangan lupa sama aku ya, jangan lupa tetep kasih kabar sama aku" Mira tetunduk sedih, tak terbayang rasa nya kebersamaan nya dengan sahabat sahabat nya harus berpisah kali ini

" ya enggak lah Mir,aku nggak bakalan lupa ko sama kalian, iiiihhh aku kan jadi nangis lagi ini" rani memeluk Tami dan Mira mereka bertiga menangis meluapkan emosi di diri mereka, nggak rela rasa nya, persahabatan ini harus dipisahkan jarak dan waktu,

"Udah lah Mir, kamu kan disini masih ada Tami,Tomi yoga, raka dan lain lain mereka masih mau lanjutin sekolah disini, aku pasti sering berkabar ko sama kalian" Rani berusaha menenangkan sahabat nya ini, meski untuk dia sendiri juga tentu ini sangat berat berpisah dengan sahabat baik

" gak papa,Mir, bener kata Rani,kita kan masih ada disini, kita saling mendo'akan aja, supaya suatu saat nanti kita masih bisa berkumpul dengan kesuksesan menyertai kita, !" tami memang sahabat ter bijak di antara yang lain nya, dia berusaha sekuat tenaga menangkan diri dan hati nya, berat bagi Tami melepas sahabat sebaik Rani, sahabat yang selalu ada saat dia merasa kesepian,sahabat yang menerima segala kekurangan nya dan tak memandang rendah orang lain.

"Udah lah kalian ini ciwi ciwi pada lebay lebay banget deh kita kita kan masih bisa ketemu keles! Wahyu si mulut lemes mulai buka suara

"apaan sih Wahyu nyamber aja!" Rani yang tidak terima waktu perpisahan mereka di ganggu Wahyu cs

"ayang Tami sini dong ayang Diki nya juga di peluk! Diki yang suka nyeleneh ikut menimpali, sebener nya Diki ini bucin banget sama Tami dari mulai masuk sekolah ia tak henti henti nya mengganggu Tami, tapi Tami hanya menanggapi nya dengan senyum, dia hanya berfikiran ini hanya bercandaan sebagai sesama teman, Yoga hanya melirik Tami yang sedang tersenyum menanggapi Diki yang sedang menggoda nya.

ya, diam diam Yoga yang bersifat dingin ini sebener nya suka memperhatikan Tami, senyum nya yang manis dan menular itu, sebener nya sangat di sukai Yoga. namun dia sadar, saat ini mereka masih kecil mungkin perasaan nya ini hanya cinta monyet saja. Tak ambil pusing dengan itu, mereka masih saja bercanda ria, saling menggoda dan tertawa.

Terik matahari mulai terasa,begitu juga dengan acara sekolah yang sejak satu jam lalu sudah selesai, semua anak anak kelas tiga dinyatakan lulus semua, kini mereka telah kembali ke rumah nya masing masing

Sore itu di rumah Tami sedang bermain dengan keponakan nya Bayu si bayi kecil yang sedang di suapi kakak perempuan nya,

" teh, boleh nggak kalau Tami lanjutin sekolah Sma?

" Boleh aja, teteth mah nggak akan ngelarang, kalu memang tami mau, dan yakin, berusaha, belajar dengan tekun, insya allah, tteh yakin semua cita cita tami bisa tercapai, tteh hanya bisa ber doa yang terbaik untuk adik teteh ini!"

" Makasih ya teh, tami pasti belajar dengan giat!" Ujar tami semangat,

Usai minta izin dengan kakak perempuan nya, tami masuk ke kamar dan menelfon ke dua kakak laki laki nya untuk meminta persetujuan kakak nya untuk melanjutkan sekolah Sma, kakak tami pun setuju, dan mereka akan mengusahakan biaya untuk bekal tami, ya, selama ini ke dua kakak tami patungan untuk membiayai adik mereka ini menimba ilmu, maklum mereka sudah berkeluarga, jadi untuk ke uangan mereka se bisa mungkin membagi nya dan menyisihkan sebagian untuk membiayai kebutuhan tami.

" alhamdulillah, kakak kakaku setuju dan mengizinkan aku lanjut ke Sma, aku harus berusaha, dan belajar dengan giat lagi, supaya aku nggak ngecewain mereka" tami bergumam dengan semangat, dia memang anak yang rajin, meski tidak termasuk siswa unggulan, namun dirinya tetap masuk lima besar, bagi nya itu masih belum cukup, semangat Tami dalam belajar memang luar biasa.

Masuk SMA

Waktu berlalu begitu saja,

tak terasa kini tahun ajaran baru sudah masuk, Tami masih celingukan di depan gerbang, menunggu kedatangan teman baru nya Alia, ya mereka bertemu dan berkenalan kemarin saat kedua nya mengikuti kegiatan MOS sekolah, kedua nya kini menjadi akrab, Tami memanglah gadis yang supel dan mudah bergaul, tidak heran dimanapun diri nya ber ada, tidak lah sulit untuk menemukan teman ngobrol, Wahyu, Raka, Tomi, Diki, wira dan Agam juga masuk Sma yang sama, namun tidak sekelas dengan Tami dan Alia, sementara Yoga melanjutkan Sma nya di Sma paforit di wilayah mereka, yang letak sekolah nya lumayan jauh dari tempat tinggal mereka, namun bukan kendala sulit baik dari jarak maupun masalah biaya bagi Yoga dan keluarga meski harus pulang pergi, Yoga yang termasuk berasal dari keluarga berada kini di bekali kendaraan motor besar dan keren, ya itu menurut cerita Wahyu si bawel dan punya tingkat ke kepoan yang luar biasa dahsyat, dia ini seperti informan amatiran yang setiap masalah apapun dan siapa pun pasti akan dia cari tau sampai ke akar akar nya kalau perlu.

" sayang ya kali ini ayang Diki gak bisa satu kelas lagi dengan ayang Tami" ucap Diki memulai kembali merayu Tami

saat ini mereka sedang berkumpul di taman dekat gerbang sekolah, ya sebelum pulang mereka duduk santai sambil menunggu teman yang lain untuk pulang bersama.

"apaan sih Diki jangan ayang ayang mulu ihh, aku nya malu tau" tami menjawab sambil tersenyum menatap Diki

" iya ih si diki mah dari dulu bucin nya nggak ketulungan, ngaca dong Dik, si Tami juga malu kali di ayang ayangin lo mulu,"

" idih si Agam mah cemburu ya,mana ada ayang Tami malu, ayang Diki kan ganteng nya gak ke tulungan, ya nggak ayang Tami? " Ucap Diki dengan rasa percaya diri yang tinggi

" ya elah mana ada gue cemburu, gue tulen ya helloooowww!!" Agam berkilah sambil menggeleng mengusap usap rambut panjang nya, upppss..padahal rambut dia kan pendek, dari body dan tampang sih kelihatan nya sangar, nama nya aja kalem tapi kok ngondek?! hahaha ..enggak lah bercanda, itu cuma gaya humor nya aja ya ges yaaa..

Hahahhahahhaaaa.. semua teman teman nya pada ketawa, ngetawain ke hebohan si Agam yang emang suka rada rada kemayu, dikit loh yaaaa.. ya mereka memang becanda nya suka kelewatan kadang kadang hihii...

" eh Tam temen baru kamu kemana?! Wira ahir nya bersuara.

" siapa? Alia?? udah pulang duluan Wir, kenapa nanya nanya, suka ya sama Alia?!"

"Ih si Tami, orang gue cuma nanya, ya kan dari kemarin kemarin gue liat lo berdua nempel mulu,lengket banget lagi"

" ya nggak gitu juga Wir, nggak tau kenapa kalo sama Alia aku ngobrol nya nyambung aja, jadi ke inget Rani sama Mira deh aku" Tami memasang wajah tertunduk so sedih nya

" udah ih ayang Tami nggak usah galau galau gitu, yang penting kan ayang Diki masih setia disini sama ayang Tami "

" idih pede nya kebangetan deh lu Dik, kaya udah gak punya urat malu deh lu mah, dari dulu udah di tolak juga sama si Tami, masih aja ayang ayang an sendiri iihh"

" si Agam ih sensi banget deh hari ini, kenapa sih lu? biarin dong ayang Tami nya juga adem adem aja, sirik aja sih lu mah "

"udah udah ihh kalian ini apapaan sih, gak ber faedah banget deh, lagian ini si Raka kemana lagi tuh anak di tungguain kagak nonghol nonghol," Ucap tomi yang jengah akhir nya, duduk diam memperhatikan perdebatan teman teman nya yang gak ada faedah nya sama sekali, belum lagi nungguin Raka yang gak kunjung datang, membuat dia bosan sendiri.

Setiap sepulang sekolah dari jaman nya smp dulu, mereka memang suka nongki nongki dulu di sekitar area sekolah,sambil menunggu teman mereka yang belum keluar kelas, setelah kumpul, baru mereka pulang sama sama, itulah indah nya ber sahabat, tidak peduli si kaya dan si miskin, laki laki atau pun perempuan, jika sudah bersahabat saling sayang dan saling menghargai, disitulah kita temukan kenyamanan yang nilai nya tidak bisa di tukar dengan uang.

Tak lama kemudian Raka datang dengan muka masam nya

" kenapa itu muka kusut gitu ka?! Belum juga Raka ikut gabung dan duduk, Wahyu si bawel dan super kepo melebihi emak emak berdaster itu mulai menyambar nya dengan pertanyaan

" gak tau tuh pak Budi telinga nya ke tutup apaan, bel udah bunyi sejam yang lalu juga, dia mah lempeng lempeng aja nyerocos gak berhenti, udah kaya rel kereta aja, sambung menyambung menjadi satu, kesel gua"

" udah sih kan bagus ilmu yang kamu terima kan jadi lebih banyak" Tami ikut meninpali, Raka duduk di sebelah Wahyu sambil menatap Tami heran

" ih apaan yang ada kepala gue ngebul ini Tamiiiiii.." Raka menjawab dengan kesal

Tami hanya membalas dengan senyum manis nya, entahlah niat nya itu menghibur atau meledek Raka yang sedang kesal, hanya dia dan tuhan saja yang tau.

" oh ya, si Yoga tadi kirim pesan katanya pulang sekolah dia mau kesini, ikut nongkrong dulu sebentar sama kita" Tomi menunjukan layar handphone yang masih menyala sambil menunjukan pesan nya dari yoga

"ya udah ayo, udah lama juga kan kita nggak kumpul, lagian si Yoga apaan coba, pake sekolah nya pisah sendiri, mana jauh lagi, kita kan jadi jarang kumpul lagi"

" udah sih, Dik gak papa, dimanapun sekolah nya kan yang penting kita tetep belajar"

" ih apaan ayang Tami, jangan belain si Yoga dong, ayang Diki kan cemburu"

" mana ada aku belain Yoga, nggak ada ya" ucap Tami sambil menyilangkan kedua tangan nya di dada dengan kesal

" wadidaw di Diki jelous nih yeee, lagian si Yoga sama Tami itu cocok tau Ki, yang satu cantik nya nggak ketulungan, yang satu nya lagi ganteng, mana tajir lagi, iya nggak?!"

" diem deh Yu jangan jadi kompor lu ya!" Diki yang tak terima di ejek temen temen nya melangkah pergi duluan

"eh woy Ki, apaan lu cemen banget deh masa gitu doang ngambek sih!' Wahyu berteriak heran, pasal nya Diki bukan lah tipe anak yang mudah tersulut emosi, meski di katai kasar sekalipun anak itu akan menanggapi nya dengan ocehan receh andalan nya, yaa seperti itulah sifat nya, rada rada sengklek emang, tapi asyik di ajak ngobrol dan super bawel tentunya,

"jangan teriak teriak Yuu, gue udah gak nahan ini, ayang Tami, ayang Diki pulang duluan gak papa yaa" diki berteriak sambil berlari, rupanya dia sudah punya hajat yang harus segera di tuntaskan, semua teman teman nya tertawa heboh melihat kekonyolan Diki si bucin itu.

Tak lama bersanda gurau, mereka pun memutuskan untuk pergi ke warung kecil pinggir jalan dekat sekolah, sambil menunggu teman nya Yoga.

"Tom jangan lupa kasih pesan ke yoga, kita tunggu dia di sini" Wira masuk kedalam warung untuk memesan minuman untuk dia dan teman tema nya,

bukan minuman aneh aneh ya ges yaa, maklum lah jajanan anak anak desa, maksud nya, minuman yang banyak rasa nya 😅.

Jangan lupa vote, like and komentar nya yaa teman teman 🥰

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!