Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat, Tari Utami si gadis manis berlesung pipi itu, kini tengah mempersiapkan hari kelulusan setelah mereka melewati masa masa ujian beberapa waktu lalu.
Tami dan ke dua sahabat nya Mira dan Rani sedang duduk di bangku taman, hari ini mereka sengaja datang ke sekolah untuk ikut andil dalam acara perpisahan dan kelulusan sekolah.
"Tami, setelah lulus nanti kamu mau lanjut masuk Sma atau ke pondok?"tanya Mira yang duduk di samping kanan Tami.
"Kaya'nya aku lanjut Sma Mir, kalau kamu?"
"Kaya nya, aku mau lanjut di pondok aja Tam, kasihan bapak ku, tahun ajaran sekarang Ridwan mau masuk smp, Dina juga masuk SD, kasihan bapak dan ibu, pasti mereka kesulitan untuk membiayai sekolah kita bertiga."
Ridwan dan Dina adalah adik Mira, ibu dan bapak nya hanyalah buruh serabutan tani, untuk sekolah memang biaya nya gratis, tapi Mira fikir biaya ongkos dan bekal sehari hari pasti akan menyulitkan orang tua nya, kalau dia memilih melanjutkan mengaji di pondok, setidak nya dia bisa belajar mengaji sambil bantu bantu ke dua orang tua nya di rumah.
"Gak papa Mir, setidak nya, kita tidak boleh putus mencari ilmu" Tami berusaha menghibur sahabat nya, setidak nya sahabat nya itu bisa tetap belajar, karna di pondok juga tidak hanya di ajarkan soal agama, tapi juga pendidikan dan juga bahasa asing dan berbagai keterampilan.
"Udah ah, jangan melow melow, beberapa hari lagi kita kelulusan, jadi waktu nya kita bersenang senang!" Rani berkata sambil berdiri dan nenarik ke dua sahabat nya untuk ikut berdiri,
" eh ..eh.. ehh.. tunggu Ran, kita mau kemana?" Tami kembali duduk di bangku tak terima tangan nya di tarik tarik Rani
"Udah sih Tam, sampai kapan mau duduk disini terus, ayo kita pulang" ajak Rani
"iya Tam kita pulang yuk, latihan nya kan udah selesai" ajak Mira
"iya iya ayo, eh Ran, kamu jadi pindah ke Bandung setelah kelulusan nanti?!"
"Iya Tam, Mir, maaf yaa kaya nya keputusan bapak gak bisa di tawar lagi, bapak pengen nya kita pindah dan tinggal disana"
Rani memang sudah memberitau ke dua sahabat nya dari sebelum ujian kemarin, setelah lulus nanti Rani dan bapak nya akan pindah ke Bandung.
setelah kepergian alm ibu nya Rani, bapak nya menjadi sakit sakitan, sedangkan Rani dari tiga bersaudara, kakak tertua nya menetap di Bandung dan sudah berkeluarga dan meminta bapak dan adik nya untuk pindah ke Bandung supaya bapak nya bisa berobat dengan baik, karna tentu saja fasilitas kesehatan di desa dan di kota juga banyak perbedaan nya. dan Rani juga bisa melanjutkan sekolah disana, sementara kalu dirinya tetap dikampung, hawatir nanti bapak nya tidak ada yang mengurus saat Rani tinggal sekolah, jadi mereka memutuskan untuk pindah.
Tidak lama berjalan ber iringan akhir nya ke tiga sahabat itu sampai di rumah nya masing masing,
"Assalamualaikum, Tami pulang" teriak Tami sambil duduk di teras dan membuka tali sepatu nya
"Tami ih kebiasaan pulang pulang suka teriak teriak!" Kakak perempuan tami keluar sambil menggendong putra ke dua nya yang masih bayi.
"hehe iya teh maaf, Tami kira nggak ada siapa siapa di rumah"
"ya udah, sana masuk, solat dulu, abis itu makan siang, teteh mau ke bu bidan dulu, Bayu belum imunisasi"
"iya teh, hati hati dede Bayuu yang comel" tami mencubit gemas pipi bayi berusia delapan bulan yang ada di gendongan kakak nya, bayi itu berceloteh ria dengan bahasa nya, Tami sangat senang menggoda keponakan nya yang menggemaskan itu,
"udah ah, teteh pergi dulu, assalamu'alaikum"
"Waalaikum salaam" jawab Tami, sambil masuk ke rumah dan menutup pintu, kegiatan nya sehari hari sepulang sekolah, beristirahat makan, mengerjakan tugas solekolah,sore hari kemudian bersiap ikut mengaji di mesjid bersama teman teman nya yang lain, sampai malam.
Tak terasa, hari kelulusan yang dinanti Tami dan juga teman teman nya yang lain pun tiba, mereka memakai seragam putih hitam para laki laki biasa nya memaki dasi hitam dan jas, banyak teman laki laki tami yang sudah menunggu di gerbang sekolah, mereka sudah berjanjian kemarin sehabis pulang mengaji, akan berfoto di depan gerbang sekolah mereka sebagai kenang kenangan, Tomi,bayu, wira, sandi, Agam, Diki, yoga dan Raka mereka adalah sahabat sekampung Tami yang juga satu pengajian dan satu sekolah dengan Tami Mira ran Rani.
"dasar yah tuh si Tami end the geng, lelet nya minta ampun, kemaren katanya mesti cepet cepet dateng, sebelum anak anak yang lain dateng, eh tau nya ngaret, jam segini belum pada nonghol" Wahyu berkata sambil berdecak pinggang, di antara para sahabat cowok memang Wahyu lah yang paling cerewet, dia pria tapi bawel hihiii
"ya udah lah, tungguin aja, paling bentar lagi mereka dateng" Jawab Raka
Yoga yang memang sifat nya acuh tak acuh hanya memperhatikan.
Di antara yang lain memang yoga lah yang berasal dari keluarga ber ada, bapak Yoga se orang tentara, dan ibu nya sebagai guru, Yoga dua bersaudara, kakak yoga saat ini sedang berkuliah di Yogya.
"Eh itu dia mereka!"Wira yang melihat kedatangan Tami segera bangun dari duduk nya "kalian ko lama banget sih abis ngapai aja hah?! Wahyu yang emosi melihat ketiga cewek itu berjalan dengan santai nya, sementara diri nya dan teman teman yang lain sedari tadi menunggu berpanas panasan di depan gerbang sekolah.
" ish dasar si paling nggak sabaran!" Cibir Rani menatap Wahyu dengan tidak suka
" apa?!! Wahyu menatap dengan tidak terima,
kalian lama banget ! Ini pasti karena kalian abis pake dempul yang tebel nya lima centi ya biar kelihatan kaya badut ya kan?!
" Enak aja kaya badut, kita itu ciwi ciwi kan emang mesti banget kelihatan cantik paripurna tau, ini kan hari bersejarah buat kita, nggak boleh dong tampil biasa biasa aja!" Mira dengan percaya diri nya mengibas ngibas kan rambut nya yang sudah rapi di catok lurus dengan riasan wajah alakadar nya hasil karya tangan nya sendiri. Maklum lah di desa masih belum ada make up artist profesional, mereka mengandalkan keahlian nya sendiri dalam merias wajah.
"Idih, wajah B aja gitu di bilang paripurna, hoek hoekk .. gaya mau muntah andalan Agam pun di keluarkan."
"apa sih Gam, hargai dong ini tuh hasil karya tangan sendiri tau, puji dikit ke biar kita seneng!" Tami memasang wajah sedih nya,
"udah udah, kalau ayang Tami sih cantik nya emang udah dari orok, meski tanpa di poles juga udah paling madep deh ayang Diki mah tetep love you full poko nya"
"idih apaan sih lo Dik, alay banget!" Yoga yang sedari tadi hanya menyimak dan diam ahir nya bangun dari duduk nya,
"udah udah ah, debat mulu, kapan nih kita foto foto nya" Ucap Tomi akhir nya, dia nggak sabar dari tadi melihat teman teman nya saling ejek.
" ya udah ayo..... jawab yang lain
salah satu adik kelas mereka kebetulan lewat, dan di mintai Tami cs dan yang lain nya untuk jadi fotografer dadakan, selesai berfoto ria bersama para sahabat nya, acara yang lain pun mereka ikuti dengan suka cita, belajar bersama sama dari hari ke hari bulan ke bulan hingga tahun ke tahun, tak ayal membuat hati mereka tertaut satu dengan yang lain saling menyayangi sebagai sesama teman, adanya pertemuan pasti ada juga perpisahan, disini lah mereka harus bersiap melepaskan kebersamaan demi cita cita yang harus di raih untuk masa depan yang lebih baik. Acara demi acara mereka lalui bersama berfoto ria bersama teman sekelas, teman se angkatan, sahabat dan juga para guru menjadi penutup acara perpisahan dan kenaikan kelas kali ini,
" Rani, kalau kamu sudah di bandung nanti, jangan lupa sama aku ya, jangan lupa tetep kasih kabar sama aku" Mira tetunduk sedih, tak terbayang rasa nya kebersamaan nya dengan sahabat sahabat nya harus berpisah kali ini
" ya enggak lah Mir,aku nggak bakalan lupa ko sama kalian, iiiihhh aku kan jadi nangis lagi ini" rani memeluk Tami dan Mira mereka bertiga menangis meluapkan emosi di diri mereka, nggak rela rasa nya, persahabatan ini harus dipisahkan jarak dan waktu,
"Udah lah Mir, kamu kan disini masih ada Tami,Tomi yoga, raka dan lain lain mereka masih mau lanjutin sekolah disini, aku pasti sering berkabar ko sama kalian" Rani berusaha menenangkan sahabat nya ini, meski untuk dia sendiri juga tentu ini sangat berat berpisah dengan sahabat baik
" gak papa,Mir, bener kata Rani,kita kan masih ada disini, kita saling mendo'akan aja, supaya suatu saat nanti kita masih bisa berkumpul dengan kesuksesan menyertai kita, !" tami memang sahabat ter bijak di antara yang lain nya, dia berusaha sekuat tenaga menangkan diri dan hati nya, berat bagi Tami melepas sahabat sebaik Rani, sahabat yang selalu ada saat dia merasa kesepian,sahabat yang menerima segala kekurangan nya dan tak memandang rendah orang lain.
"Udah lah kalian ini ciwi ciwi pada lebay lebay banget deh kita kita kan masih bisa ketemu keles! Wahyu si mulut lemes mulai buka suara
"apaan sih Wahyu nyamber aja!" Rani yang tidak terima waktu perpisahan mereka di ganggu Wahyu cs
"ayang Tami sini dong ayang Diki nya juga di peluk! Diki yang suka nyeleneh ikut menimpali, sebener nya Diki ini bucin banget sama Tami dari mulai masuk sekolah ia tak henti henti nya mengganggu Tami, tapi Tami hanya menanggapi nya dengan senyum, dia hanya berfikiran ini hanya bercandaan sebagai sesama teman, Yoga hanya melirik Tami yang sedang tersenyum menanggapi Diki yang sedang menggoda nya.
ya, diam diam Yoga yang bersifat dingin ini sebener nya suka memperhatikan Tami, senyum nya yang manis dan menular itu, sebener nya sangat di sukai Yoga. namun dia sadar, saat ini mereka masih kecil mungkin perasaan nya ini hanya cinta monyet saja. Tak ambil pusing dengan itu, mereka masih saja bercanda ria, saling menggoda dan tertawa.
Terik matahari mulai terasa,begitu juga dengan acara sekolah yang sejak satu jam lalu sudah selesai, semua anak anak kelas tiga dinyatakan lulus semua, kini mereka telah kembali ke rumah nya masing masing
Sore itu di rumah Tami sedang bermain dengan keponakan nya Bayu si bayi kecil yang sedang di suapi kakak perempuan nya,
" teh, boleh nggak kalau Tami lanjutin sekolah Sma?
" Boleh aja, teteth mah nggak akan ngelarang, kalu memang tami mau, dan yakin, berusaha, belajar dengan tekun, insya allah, tteh yakin semua cita cita tami bisa tercapai, tteh hanya bisa ber doa yang terbaik untuk adik teteh ini!"
" Makasih ya teh, tami pasti belajar dengan giat!" Ujar tami semangat,
Usai minta izin dengan kakak perempuan nya, tami masuk ke kamar dan menelfon ke dua kakak laki laki nya untuk meminta persetujuan kakak nya untuk melanjutkan sekolah Sma, kakak tami pun setuju, dan mereka akan mengusahakan biaya untuk bekal tami, ya, selama ini ke dua kakak tami patungan untuk membiayai adik mereka ini menimba ilmu, maklum mereka sudah berkeluarga, jadi untuk ke uangan mereka se bisa mungkin membagi nya dan menyisihkan sebagian untuk membiayai kebutuhan tami.
" alhamdulillah, kakak kakaku setuju dan mengizinkan aku lanjut ke Sma, aku harus berusaha, dan belajar dengan giat lagi, supaya aku nggak ngecewain mereka" tami bergumam dengan semangat, dia memang anak yang rajin, meski tidak termasuk siswa unggulan, namun dirinya tetap masuk lima besar, bagi nya itu masih belum cukup, semangat Tami dalam belajar memang luar biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Hulapao
benerrr bangettt
2022-10-13
1