Eps. 4

"Lah lo yang bego! orang disuruh nyulik siapa yang lo dapet siapa!" Ucap Firza dengan enteng nya.

"Maksud lo?" Tanya Derren tidak paham.

"Lo tau? yang lo bawa barusan itu cewek nya Kevin, bukan target kita!"

"Apa?! jadi gue salah orang?" Ucap Derren.

"Tapi bener Mala kan?" Sambung nya sambil mondar-mandir di dalam gedung tua itu.

"Heleh... Mila juga lo ganti Mala, Mila cok pacar nya Nico, kalau Mala itu pacar nya Kevin" Ucap Firza dengan menoyor kepala Derren.

Sedangkan Derren masih terbengong-bengong dengan kesalahan nya, ia harus bersiap menghadapi amukan dari Kevin karena telah salah menculik orang, lebih parah nya lagi yang ia culik adalah cewek nya Kevin.

BRAK!!

Suara pintu gedung tua itu di banting dengan begitu keras nya, "Derren!" Suara Kevin terdengar memekakkan telinga.

Yang di panggil nya pun mulai berkeringat dingin, apa lagi setelah melihat Kevin melangkahkan kaki nya untuk mendekat pada nya.

"Lo itu bego apa tolol sih! komputer aja lo kuasai, tapi culik cewek bisa sampai salah!" Geram Kevin dengan mencengkeram kerah jaket Derren.

"Lo masih beruntung karena cewek gue tadi aman gak lecet" Sambung nya sembari melepaskan kerah jaket Derren dari cengkeraman nya.

...****************...

Sore hari sepulang kerja Nirmala lagi-lagi di kejutkan oleh muncul nya Dafa yang ada di depan pintu kontrakan nya.

"Misi a', Nirmala mau masuk" Ucap Nirmala karena memang gadis itu sudah sangat lelah dan ingin segera istirahat di dalam rumah nya.

"Kemana saja seharian ini?" Ketus Dafa yang memang mengetahui kalau Nirmala tidak ada di kantor nya.

"Hah? kemana? kerja lah, memang nya kemana lagi?" Ucap Nirmala menjawab apa ada nya.

"Jawab gue dengan jujur Mala!" Tegas Dafa yang membuat gadis polos itu tersentak dengan bentakan yang membuat jantung nya seolah ingin loncat dari tempat nya.

"Astaga!" Dengan mengelus dada Nirmala sedikit bersabar.

"Memang nya a' Dafa ini siapa nya Nirmala ya? kok ribet banget sih ngurusin urusan Nirmala, mau Nirmala kemana pun itu urusan Nirmala" Cetus Nirmala dengan panjang lebar dan dengan hati yang kesal ia sedikit mendorong Dafa agar menyingkir dari depan pintu kontrakan nya.

Bukan Dafa nama nya kalau menyerah begitu saja, pria itu pun sengaja menyandung kaki Nirmala hingga gadis itu tersandung dan tanpa sengaja tangan nya berpegangan pada pundak Dafa.

Tak mau membuang kesempatan Dafa malah sengaja menjatuhkan diri nya,"BRAK"

Suara mereka berdua yang terjatuh di lantai pun membuat beberapa tetangga yang mendengar nya turut keluar dan melihat.

"ASTAGA!" Teriak seorang ibu-ibu yang melihat Dafa tengah menindih Nirmala di depan pintu kontrakan.

"Dasar anak muda! berani ya berani tapi tau tempat lah!" Teriak tetangga yang lain. Nirmala dan Dafa pun segera berdiri.

"Maaf ibu-ibu ini tidak seperti yang kalian kira" Jelas Nirmala yang mengelak dari pemikiran para tetangga nya.

"Benar bu tadi saya hanya berusaha menolong Mala yang tersandung namun saya malah terjatuh" Dafa pun ikut menjelaskan.

"Awas jangan sampai diulangi lagi kelakuan kotor kalian" Ucap salah satu tetangga sebelum semua nya membubarkan diri masing-masing.

Sebelum Dafa mulai berulah lagi Nirmala segera membuka pintu rumah nya dan segera masuk tak lupa ia selalu mengunci pintu nya, Dafa yang menyadari itu pun tersenyum sinis.

"Heh... langkah pertama... " Gumam Dafa yang langsung melangkahkan kaki nya menuju rumah nya.

...****************...

Malam hari di kediaman Arga...

Lelaki yang sudah berumur setengah abad itu tengah berdiri diruang tengah dengan tatapan tajam nya memandang sang putra yang sangat sulit untuk di atur oleh nya.

"Papa harus bagaimana lagi mengatur mu! Kau hanya suka keluyar-keluyur melakukan misi tidak jelas mu itu!" Ucap Arga dengan suara tegas nya.

"Sudah lah pah, dia masih muda" Ucap Kamila istri dari Arga.

"Justru dia masih muda, dia harus mulai belajar memimpin, karena suatu saat dia yang harus mengantikan papa untuk memimpin Kemilau grup" Jelas Arga.

"Tapi aku tidak menginginkan posisi itu pah, kenapa tidak kau berikan saja kepada Nico? kenapa dia malah bekerja sebagai manager di sana? kenapa tidak naik kan dia saja sebagai CEO untuk menggantikan papa!" Tak kalah tegas pemuda itu menolak posisi yang harus ia tempati.

"Kamu anak sulung papa kamu yang sudah sejak lahir memiliki sifat papa" Ucap Arga tegas.

"Tapi pekerjaan Kevin... "

"Pekerjaan apa? detektif-detektif payah mu itu! Kevin kau sekarang sudah dewasa, umur mu juga sudah 28tahun, sudah bukan masa mu lagi untuk bermain-main nak! lihat Nico adik mu, dia sudah berusaha bekerja semampu nya, dan kau? kau masih saja suka bermain-main" Arga menyela pembicaraan dari Kevin, ya Kevin adalah putra sulung nya. Arga menghela nafas nya sebelum ia menatap lagi putra sulung nya yang duduk di hadapan nya itu.

"Papa tidak mau tau, besok pagi kau ikut papa ke kantor!" Ucap Arga yang kemudian segera melangkahkan kaki nya untuk meninggalkan ruangan itu.

"Tapi pah..."

"TIDAK ADA BANTAHAN!" Teriak Arga dengan suara tegas dan lantang yang membuat Kevin mengusap wajah nya frustasi.

Pemuda itu pun segera melangkahkan kaki nya menuju kamar nya.

Sesampai nya ia di kamar ia membuka ponsel dan dilihat nya foto sang kekasih yang terpampang dilayar ponsel nya.

"Maaf, kita akan jarang bertemu, karena... Aaaaaarrrrggghhhh!!!!" Berteriak frustasi hanya itu yang mampu Kevin lakukan.

...****************...

Pagi hari sang mentari menampakkan sinar cerah nya yang menyinari seluruh dunia, menghangatkan seisi nya.

Nirmala baru saja keluar dari dalam kontrak kan nya di sana ia melihat Dafa yang sudah rapi tengah duduk di atas motor.

"Loh a'a' sudah mau berangkat kuliah?" Basa-basi Nirmala bertanya, sebagai penghuni kontrakan yang tidak sombong Nirmala selalu bersikap sopan.

"Hem, naik!" Perintah Dafa yang membuat Nirmala bingung.

"Udah cepetan naik! gue antar lo sampai ke kantor!" Jelas Dafa yang membuat Nirmala segera naik ke atas motor, ia duduk dengan berpegangan pundak Dafa.

"Tumben a' Dafa berangkat ngampus pagi-pagi" Ucap Nirmala memecah keheningan.

"Iya biar lo bener-bener kerja bukan main, ntar kalau sampai terjadi apa-apa sama salah satu penghuni kontrakan gue, gue juga yang rugi!" Jelas Dafa dengan pandangan yang masih fokus dengan jalanan di depan nya.

Setiba nya di depan kantor Nirmala mengucapkan terimakasih kepada Dafa dan segera ia turun dari motor nya kemudian berjalan memasuki gedung besar itu.

Dafa yang baru saja akan menyalakan kembali mesin motor nya tiba-tiba ia mengurungkan niat nya ketika sebuah mobil memasuki kawasan kantor itu.

Sekilas Dafa melihat bayangan di balik kaca hitam mobil itu yang tak asing dengan penglihatan nya.

"Ah mungkin hanya mirip saja, semoga Mala baik-baik saja" Gumam nya kemudian ia melajukan kuda besi itu menuju kampus nya.

...****************...

Di dalam kantor...

Semua staf kantor tengah berkumpul di aula.

"Ada apa sih Mil? kok tumben-tumbenan di kumuplin gini?" Tanya Nirmala yang saat itu berjalan bersama Mila menuju aula.

"Nggak tau juga ya La, kalau denger-denger kemarin sih kata Nico, CEO kita mau ganti" Jelas Mila.

"Tapi kenapa coba harus dikumpulin semua, kan bisa diumumin aja gitu, kan kalau begini pekerjaan ku jadi tertunda udah nanti harus kirim berkas ke ruang CEO langsung lagu, duuuuhh, lama nggak ya ngumpul nya?" Cerocos Nirmala sepanjang perjalanan.

"Nanti nitip ke Nico aja, biar kalau telat nggak kena marah ok" Mila memberikan solusi untuk Nirmala.

"Hem... ok deh siap" Sahut Nirmala, perbincangan kedua nya pun terhenti ketika mereka tiba di aula, di sana sudah banyak sekali staf-staf lain alhasil Mila dan Nirmala berdiri di barisan paling belakang dan kare a terlalu lelah berdiri mereka berdua pun duduk jongkok.

"Eh Mil ini aman kita jongkok gini?" Tanya Nirmala yang takut jika sampai kena marah karena di depan CEO lama tengah memperkenalkan CEO yang baru.

"Dah aman, dari pada lo capek dan pingsan, belum sarapan kan lo tadi?" Ucap Mila dengan sedikit berbisik.

Mereka berdua pun mengikuti perkenalan CEO baru dan penyerahan jabatan itu dengan duduk jongkok di barisan paling belakang.

Setelah selesai Kevin diantarkan Nico ke ruang CEO utama.

"Disini ruang mu kak, nanti akan ada staf yang mengirimkan dokumen ke sini" Jelas Nico yang hanya di angguki oleh Kevin, pria itu terlampau dingin dengan adik kandung nya itu, ya Kevin hanya akan berperilaku lembut kepada Ibu nya dan kekasihnya, kepada Arga yang ayah kandung nya saja Kevin masih kaku karena memang mereka berdua sama-sama keras kepala.

Kevin duduk dengan menengadahkan kepala nya kursi kebesaran nya.

Disisi lain Nirmala tengah berjalan terburu-buru menuju ruang CEO utama, di depan pintu ruang CEO Nirmala tak sengaja bertemu dengan Nico.

"Ekhem... permisi pak Nico, bisa minta tolong" Ucap Nirmala dengan sopan.

"Eh Mala biasa aja kali jangan kaku gitu ada apa?" Tanya Nico dengan ramah.

"Em... tolong berikan dokumen-dokumen ini ke pak CEO" Nirmala dengan memohon meminta tolong kepada Nico.

"Aduh, nggak bisa aku sebentar lagi ada meeting ini menggantikan CEO baru kita, kamu masuk saja, jelaskan perlahan tidak apa-apa" Ucap Nico yang langsung berjalan meninggalkan Nirmala.

"Aduh kok jadi deg-degan gini ya" Gumam Nirmala.

TOK TOK TOK... akhir nya Nirmala mengetuk pintu itu.

"Masuk!" Terdengar sahutan dari dalam ruangan itu.

Nirmala pun membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan itu.

"Nirmala?" Terdengar suara yang sangat familiar di telinga gadis itu, Nirmala pun membelalakkan mata nya terkejut...

bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!