Fiance

Fiance

fiance

Angin sepoi-sepoi mengibaskan hijab remaja berumur 15 tahun yang akan beranjak 16 tahun ini.

Dari tadi dia asik melamun, duduk di ayunan di bawah pohon mangga yang rindang yang mampu mengantukkan mata.

"Awaa, sini sayang. Umi sama Abi mau ngomong." panggil seorang wanita yang berdiri didepan pintu penghubung antara taman dan dapur.

"Iya Mii," jawab orang yang di panggil Awa tersebut.

Ercilia Wafaa Tanse, itu nama lengkap gadis yang sekarang menginjak bangku kelas 3 Tsanawiyah.

"Ada apa Bi? Tumben kaya orang serius gini." ucap Awa heran menatap Abi-nya.

"Abi mau jodohin kamu," jawab Abi Awa dengan lancar tanpa hambatan.

"Maksud Abi apa? Awa masih Tsnawiyah Bi, masih lama," jawab Awa kaget, dia tidak terima dengan hal ini.

"Abi tau sayang, tapi kamu cuma tunangan sampe kuliah sayang. Nanti kalo udah dapat kerja baru kamu nikah terserah mau umur berapa," jelas Abi-nya.

"Tapi Awa ga mau Umii, lagian Abi kenapa tiba-tiba pengen jodohin Awa? Kak Rara aja belum punya tunangan," jelas Awa mengeluarkan nafas kesal.

Rara itu sepupu Awa masih kelas 1 SMA, Awa sering main sama Rara soalnya dia anak tunggal.

"Itu terserah kamu sayang mau apa enggak terima pertunangan ini, tapi nanti calon tunangan kamu bakal datang sama keluarga dia kerumah kamu siap-siap ya," jelas Abi yang membuat Awa mengangguk lesu.

"Umi, kalo Awa tolak pertunangannya ga papa kan?" tanya Awa menatap Uminya memohon.

"Ga papa sayang, itu hak kamu kok kalau mau nolak. Tapi, kalau yang cowoknya terima kamu ga bisa nolak itu semua ya," peringat Umi yang membuat Awa mengangguk.

Zaman sekarang mana ada sih yang terima perjodohan kaya gini? Jadi kemungkinan besar si cowok juga bakal nolak.

Awa memasuki kamarnya, memutuskan untuk sholat dhuha. Sekarang hari sabtu jadi sekolah Awa libur.

Setelah sholat dhuha Awa memutuskan untuk mengabari Kakaknya Rara akan hal ini.

Awa cantik

Assalamualaikum Kakak jeleek

Kak Raraa

Waalaikumsalam ukhtea ada apa?

Awa cantik

Aku di jodohin loohh

Kak Raraa

Jangan banyak omong kamu maemunah!

Awa cantik

Ga bohong aku jaenudin, seriuss!

Kak Raraa

Jangan main-main kamu, itu hal serius oi!

Awa cantik

Ga bohong sumpah! Tadi Umi sama Abi ngomong sama aku, yaudah sini kamu jaenudin kalo ga percaya

Kak Raraa

Yaudah otw

Awa cantik

Bawa baju cantik, soalnya nanti malam mereka mau kesini

Kak Raraa

Lah beneran, barusan Bunda bilang sama Kakak, huhu rasain kamu di jodohin

Awa cantik

Heh! Bukannya malah kasihan-,

Kak Raraa

Haha yaudah tunggu dirumah.

Awa cantik

Oke

Setelah itu Awa memutuskan untuk tidur, dia ga tau apa yang terjadi kedepannya semoga itu memang baik untuk dia.

"Assalamualaikum Awa yang mau jadi tunangan orang." salam Rara masuk kedalam kamar Awa.

Awa hanya mendengus kesal, ini sudah sore dan tentu dia sudah bangun dari tadi.

"Kakak aja deh yang tunangan ama dia, biarin aku menikmati masa muda," jawab Awa asal.

"Oh, tentu tidak bisa saifudin," tawa Rara melihat Awa yang sudah tergulai lemah di atas kasur.

"Haaa aku harus apa Kaak, aku serius ga mau tunangan ah!" kesal Awa memukul bantal kesayangannya.

"Kakak juga ga tau, lagian kenapa Umi sama Abi tiba-tiba pengen jodohin kamu? Ga nanya dulu kamu?" tanya Rara menatap adik sepupunya.

Sebenarnya Rara juga cukup kaget mendengar kabar dari Bundanya tadi, tapi dia harus apa? Dia ga bisa ngomong sama Abi, soalnya Abi orangnya keras kepala.

"Hayoloh Awa nangis ya?" tiba-tiba Bunda Rara masuk kedalam kamar.

"Awa nggak mau tunangan Bunda, kenapa harus Awa? Awa masih keciil masih 15 otw 16," jawab Awa menatap Bundanya nanar.

"Sabar ya sayang, Bunda yakin ini yang terbaik buat kamu, intinya jangan lupa terus berdoa sama yang di atas ya," jelas Bunda yang di angguki Awa.

Baru minggu kemaren anak dari Kakaknya ini kerumah bilang mau hijrah, mau tawakal tapi hari ini dia mau di jodohin.

"Bunda nanya ga sama Abi, kenapa Awa dijodohin?" tanya Awa menatap Bundanya.

"Abi cuma bilang, dia takut kamu kenapa-kenapa dengan cara kamu punya tunangan, tunangan kamu bisa jagain kamu," jelas Bunda yang membuat Awa mendengus kesal.

"Jagain maksud Abi ini yang gimana sih Bun? Ini nih, kalo Awa tunangan ama dia ga tau namanya siapa, dia masih mikirin main Bun, mikirin pacaran dan lain-lain," jawab Awa kesal.

"Lagian ya Bunda, Awa nantinya pengen di khitbah, bukan tunangan kaya gini," ucap Awa menatap Bundanya.

"Bunda tau sayang, Kak Rara aja juga pengen kaya gitu, tapi kita harus apa? Kamu tau kan kalo Abi orangnya keras kepala," jawab Bunda mengelus rambut panjang Awa.

~~

"Udah siap?" tanya Rara saat masuk kedalam kamar Awa.

Sebentar lagi keluarga pihak laki-laki datang, Awa masih sibuk didalam kamar.

"Kalo aku kabur aja gimana Kak?" tanya Awa menatap Kakak sepupunya.

"Astaghfirullah, kamu kenapa gini sih? Kok bisa kepikiran kaya gitu? Udah ayo turun!" ajak Rara kemudian menarik tangan Awa.

Semua orang telah berkumpul di ruang tamu rumah Awa, termasuk pihak laki-laki. Awa akui cowoknya ganteng kaya oppa-oppa korea.

"Langsung saja, tujuan Oom kesini sama Abi kamu untuk menjadikan kamu tunangan, jadi Wafaa apakah kamu setuju?" ungkap laki-laki yang duduk berhadapan dengan Abi Awa.

"Sebelum itu, Awa aja panggilannya Om." senyum Awa tersenyum kepada Ayah dan Ibu dari laki-laki yang akan jadi tunangannya.

"Awa tergantung sama Kakaknya, gimana jawaban Kakaknya nanti bakal Awa setujui atau Awa tolak," jawab Awa tersenyum.

Setelah itu Om Endro sama Tante Tania itu yang dibilang Abi kepada Awa tadi tersenyum.

Kemudian orang yang didepan Awa, yang Awa pikir adalah calon tunangannya tersenyum sebentar kearah Umi dan Abinya kemudian angkat bicara.

"Adsel perkenalan dulu ya? Naman lengkap Adsel, Adsel Cirrilo Alexi. Adsel terima pertunangan ini," jawab Adsel yang langsung membuat Awa membelalak kaget.

Awa menatap Rara yang juga ikut kaget, Rara kira cowok ganteng didepannya akan menolak pertunangan dini ini.

"Alhamdulillah," ucap kedua belah pihak, kemudian mereka melakukan tukar cincin.

Setelah acara tukar cincin, dan makan. Awa dan Adsel diberikan waktu untuk berbicara.

"Lo.... seharusnya bisa nolak," ucap Awa to the point.

"Iya gue mau nolak, siapa yang mau tunangan dikelas 1 SMA ini," jawab dia menatap Awa kesal.

"Terus kenapa lo ga nolak? Itu hak lo buat nolak!" bentak Awa, ini pertama kalinya dia membentak seseorang.

"Gue mau! Tapi gue ga bisa!!" jawab Adsel ikut membentak Awa.

"Biar gue yang ngomong kalo lo ga mau!" jawab Awa ingin pergi namun di tahan Adsel.

"Lepasin! Bukan muhrim!" bentak Awa kemudian melepaskan pegangan tangan Adsel.

"Lo ga usah ngomong apapun, biarin pertunangan ini jalan, yang gue pengen. Lo jangan ikut campur apa yang gue lakuin," ucap Adsel yang membuat Awa mendelik kesal.

"Gua juga ga mau kali!" teriak Awa kemudian masuk kedalam rumah, lama-lama berbicara dengan pria asing itu otaknya panas.

Terpopuler

Comments

Novelia Elsazahra Alaksinita Huudya♀️

Novelia Elsazahra Alaksinita Huudya♀️

halo kak, aku pendatang baru💕

2020-06-22

1

john jono

john jono

hadirr dimari

2020-05-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!