Liburrrr

Awa menghembuskan nafas lega, dia telah selesai UN dan kebetulan hari ini dia satu gelombang sama Fakhra.

"Huhu dadaa," Awa memeluk Fakhra erat, seharusnya hari ini Awa bersama Fakhra.

Tapi, Fakhra harus terbang ke Korea 5 hari disana buat liburan tanpa rencana oleh Papa-nya.

Awa sama Fakhra sama-sama anak tunggal makanya agak manja.

"Kalo sampe sana jangan lupa ngabarin, pulang bawa oleh-oleh." pesan Awa yang di angguki Fakhra.

Akhirnya Fakhra pergi karena sudah ditunggu sopirnya.

"Ini gue ga dijemput juga? Tega ya Umi sama Abi gue," racau Awa kemudian duduk di halte menunggu bus.

Tiin!!

Awa spontan menoleh.

"Kakak!!" teriak Awa semangat, iya itu Rara yang datang sendirian bawa mobil.

Dia sengaja bolos hari ini buat temenin Awa jalan-jalan seharian dan alhamdulillah di kasih izin sama Bunda.

"Ayo, kita jalan-jalan!" ajak Rara semangat, Awa langsung masuk kedalam mobil.

"Waah! Kok bisa kak? Pake mobil aku lagi ih!" tatap Awa bersemangat.

Sebenarnya Awa memang sudah punya mobil tapi umurnya belum cukup makanya belum dibolehin bawa mobil.

"Ya bisa lah, masa ga bisa. Lihaaat," Rara menunjukkan black card milik Awa.

"Wah wah wah kok bisa sih! Serius lihat mobil sama kakak aja aku udah kaget. Ditambah black card!" exited Awa.

"Tadi Kakak sebenarnya mau bawa mobil Kakak aja, udah izin bolos sama Bunda. Trus Kakak ambil baju kamu kan kerumah eh kata Abi,"

"Ini bawa ini aja Ra, sama ini jajan, Awa tau kok passwordnya," itu bilang Abi.

"Kakak aja kaget tau, bayangin Kakak yang bawa mobil baru kamu haha," jelas Rara sombong.

"Yaudah sana ganti baju kita ke mall!" ajak Rara kemudian melajukan mobilnya sementara Awa ganti baju.

"Wahh, Abi ada apa ya kira-kira? Dia liatin black card ini pas aku kelas 4 SD loh kak," terang Awa setelah mengganti baju dan duduk didepan.

"Ga tau, intinya kita main seharian hari ini!!" jawab Rara yang di angguki Awa.

Sesampai mereka di mall, Awa dan Rara memutuskan untuk makan terlebih dahulu.

"Alhamduillah, habis ini mau kemana?" tanya Rara menatap Awa yang sedang bermain handphone.

"Time zone yuk!" ajak Awa yang di angguki Rara.

Namun, saat mereka sedang berjalan.

"Eh, itu bukannya tunangan kamu ya? Kok sama cewek? Pegangan tangan lagi, siapa namanya?" tanya Rara menatap orang yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Salah lihat kali Kak," jawab Awa kemudian menarik tangan Rara, nanti takutnya Mall ini hancur gara-gara Rara ngamuk.

Soal yang dibilang Rara emang benar, ada Adsel sama cewek, pegangan tangan lagi, tapi Awa bodoamat. Itu ga urusan dia.

"HEH! ASEL! EH SIAPA SIH NAMANYA SINI LO!" teriak Rara berusaha berjalan kearah Adsel namun ditahan oleh Awa.

Saat mendengar teriakan seseorang Adsel menoleh dan mendapati Awa yang sibuk menarik tangan orang yang meneriakinya.

Adsel tidak tau namanya siapa, yang Adsel tau itu adalah sepupu Awa.

"LO SINI GUE BILANGIN!" teriak Rara masih belum berhenti meneriaki Adsel, tidak malu sama sekali dengan orang yang menatapnya heran.

Pegangan tangan Awa terlepas dari Rara, Rara langsung berjalan kearah Adsel.

"Ngapain lo disini?! Sama cewek lagi! Pake pegang-pegangan tangan sumpah ya lo!" tunjuk Rara berapi-rapi kearah Adsel.

"Eh lo siapa sih, teriak-teriak ga jelas!" bentak cewek yang ada di sebelah Adsel.

"Lo! Ga usah ikut campur kalo ga mau rambut lo botak sama gue!" sentak Rara kesal menatap cewek disebelahnya.

Rara menarik kalung yang ujungnya ada cincin tunangan Adsel dengan Awa lalu membuangnya asal.

"Sumpah gue ga tau mau ngomong apa, yang jelas lo salah main-main sama hubungan kaya gini!" sentak Rara kemudian kembali ke tempat Awa lalu menarik Awa pulang.

Liburan mereka diganti dulu jadi besok, yang jelas sekarang dia bakal ngomong sama Abi dan Umi masalah ini.

"Kak ga usah diperpanjang, jangan kasih tau Umi dulu," bujuk Awa menahan Rara agar tidak pergi dan tetap ditempat.

"Kamu gila ya?! Dia udah kaya gitu seharusnya kamu batalin aja pertunangan bodoh kaya gini!" sentak Rara berapi-rapi.

"Tenang duluu, astgahfirullah. Bukannya Awa ga mau bilang Kak, Awa kasian sama Mama Kak Adsel dia sakit nanti kalo dikasih tau hal kaya gini dia jadi drop," jelas Awa yang membuat Rara terdiam.

"Yaudah kita balik minta maaf sama dia," putus Rara kemudian menarik tangan Awa kembali ke tempat Adsel tadi.

Disana memang masih ada Adsel, tapi ga ada cewek tadi. Adsel sibuk mencari kemana hilangnya cincin tadi.

Kalo hilang dia bisa dibunuh sama Mama.

Tepat saat cincin itu ketemu dan Adsel ingin mengambil cincin tersebut, Rara menginjak cincin tersebut dengan senang hati.

"Maksud lo apa?! Udah malu-maluin gue didepan umum dan sekarang!! Awasin kaki lo!" sentak Adsel kesal, sekarang dia sudah sangat kesal.

"Apa?! Lo kan emang berhak di maluin, kalo gue ga kasihan sama Awa udah gue bilang lo udah punya tunangan!" sentak Rara kesal.

Dia ga bisa dilawan kalo masalah kaya gini.

"Kak, tadinya mau minta maaf kenapa malah marah-marah gini sih!" kesal Awa menatap Rara.

"Dia emang harus diginiin Wa, biar kapok nih kadal." jawab Rara masih berapi-api.

"Kak minta maaf," suruh Awa menatap Rara kesal.

"Lo ga usah sok baik deh." ucap Adsel menatap Awa kesal.

"Eh! Lo minta maaf cepet! atau gue lemparin nih cincin lo, biar pertunangan ini batal!" bentak Rara menatap Adsel kesal.

Adsel menahan nafas pelan, dia harus sabar kalo kaya gini cincin nya bisa ilang dan bakal jadi urusan panjang.

"Sorry." jawab Adsel pelan.

"Udah yuk kak kita lanjut main, biarin dia ambil cincin diaa." putus Awa kemudian mendorong Rara agar segera pergi.

"Apa lo! mau gertak gue!" teriak Rara menatap kebelakang.

Adsel mendengus pelan, ini hari sialnya bahkan dia sendiri lupa hari ini hari terakhir anak SMP UN.

"****** gue sampe rumah dimarahin Mama ga jemput dia." rutuk Adsel kemudian memilih pulang.

Urusan kena marah nanti dia bakal cari alasan.

"Cindy langsung diam pas kena semprot tadi, padahal dia ga pernah mau kalah kalau debat, malahan di julukin queen bully eh pas di sentak gitu aja auto diam," gumam Adsel heran.

Emang se dominan itu aura Awa, iya yang bikin nyali Cindy cewek yang sama Adsel tadi hilang selain sentakan dari Rara tadi juga tatapan menusuk dari Awa yang bikin bulu kuduk berdiri.

Bahkan Adsel sendiri sempat kaget dengan tatapan tajam Awa.

Terpopuler

Comments

Alya_Kalyarha

Alya_Kalyarha

semangat nulisnya kk, udah aku like ya
kalau sempat mampir baliklah ke karyaku "sahabat atau cinta" dan "berani baca" tinggalkan like dan komen ya makasih

2020-06-03

1

Pramita

Pramita

Hai Delivia, aku suka sama ceritanya dan udah aku boom like ya. Semangat terus ya

2020-05-13

0

_sshinta

_sshinta

Mampir di ceritaku juga ya kak "BERI AKU KEBAHAGIAAN" terimakasih. Like, komen, dan vote juga ya kak

Mari saling dukung😍

2020-05-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!