Kamar Mita
08.45 WIB. Dinyalakannya kipas angin di kamarnya. Cuaca di Surabaya cukup panas. Sepanas pikiran Mita tentang kejadian- kejadian yang akhir- akhir ini terjadi.
Masih pagi untuk tidur. Bahkan lebih tepat jika dikatakan waktunya orang bekerja. Tetapi mungkin tidak untuk para pekerja yang mengenal istilah shift malam.
Pagi ini, Mita baru pulang dari hotel setelah semalam masuk night shift. Tubuhnya terasa remuk redam. Boleh kan Mita mengeluh lelah? Ya, setelah seharian ia ikut sibuk dalam pesta pernikahan Susan sang sahabatnya, Mita langsung masuk kerja malam harinya. Dan hal tersebut menghasilkan efek kelelahan luar biasa padanya pagi ini.
Direbahkan tubuhnya diatas kasur yang telah setia menahan beban jiwa raganya,menemani saat bergelak tawa dan berderai air mata.
Matanya sudah hampir terpejam ketika terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar.
Tok tok tok.
"Mit, sudah tidur ,Nduk?" tanya budhe dari luar.
Dengan setengah sadar ia bukakan pintu kamar.
"Mit, Budhe mau ke pasar. Pintu rumah budhe kunci dari luar ya? Supaya kamu ndak usah buka pintu pas budhe pulang." jelas budhe dengan penuh pengertian.
"Inggih , Budhe. Hati- hati." jawab Mita dengan setengah sadar.
Ditutup kembali pintu kamarnya dan segera kembali terbuai di pantai kapuk.
***
Satu jam berlalu.
Dret dret dret
Suara getaran pada telepon selulernya.
Dret dret dret
Lagi lagi suara getaran itu mengusik Mita yang sedang terlelap. Dengan mata yang masih terpejam ia raih benda yang bergetar itu. Ada panggilan masuk. Tanpa melihat, ia terima panggilan tersebut.
"Hallo" jawab Mita dengan suara berat.
"Hallo, Mit!" terdengar suara yang lumayan keras karena mungkin sang pemanggil menyadari penerima teleponnya belum terbangun.
"Iya" jawab Mita masih dengan mata terpejam.
"Mit, hari ini masuk apa? Gawat, Mit!"
"Gawat?" tanya Mita masih dengan malasnya.
"Iya gawat. Kamu dicari pak Daffa."
"Apa?Dada?"spontan Mita terbangun mendengar nama yang beberapa hari ini membuat dia terlihat bodoh.
"Ngapain orang itu cari aku? tanya Mita dengan kesadaran yang mulai penuh.
"Ups. Sabar sabar. Hari ini masuk apa?Tadi belum jawab pertanyaanku" tanya suara diseberang.
"Night shift. Terus terus yang pak Daffa cari aku tadi gimana ceritanya, Kak?"
"Untunglah shift malam. Jadi kemungkinan bertemu kan kecil. Setidaknya kamu punya waktu untuk menyiapkan jawaban dari kemungkinan kemungkinan yang bisa kita perkirakan" jelas Imel, senior Mita yang menelepon.
"Jangan bikin takut dan penasaran aku dong, Kak." tanya Mita dengan sangat antusias. Rasa kantuknya tiba- tiba menghilang.
"Sebenarnya pak Daffa tidak mencarimu secara langsung sih, Mit. Namun tadi saat beliau kesini untuk bertemu dengan bos Rasyid, aku mendengar namamu disebut. Kak Mel jadi khawatir. Kepikiran ucapannya saat di gedung kemarin" jelas kak Imel.
"Oke, Kak. Thanks infonya ya. Biar nanti Mita siapkan mental untuk bertemu bos ganteng itu." jawab Mita setengah bercanda.
"Oke. Selamat bobok lagi ya, Sayang" tutup Imel.
***
Mita POV
Bobok? Mana mungkin bisa tidur lagi setelah mendengar kabar tadi. Apa iya pak Daffa mencariku untuk ketidak kesengajaan kemarin? Ah, rasanya sangat kekanak- kanakkan kalau hanya karena masalah itu dia mau memecatku.
Ya Allah, rasanya aku butuh bertanya padaMu. Mengapa akhir-akhir ini aku harus terlibat dalam situasi konyol bersamanya? Mengapa dia tiba-tiba hadir dengan kebetulan-kebetulan yang tak kusangka? Dan hal yang paling menyebalkan adalah aku selalu tampak bodoh dihadapannya. Sial!
Muka boleh ganteng tapi kalau hadir tidak tepat, rasanya aku pun tak bisa melihat sisi tampannya. Apalagi kalau ingat senyum penuh ejekkannya. Ugh. Awas saja jika ada kesempatan, akan aku balas!
Susan. Ah, kenapa aku lupa bertanya pada dia tentang keberadaan Daffa di pestanya. Harusnya laki-laki itu kan datang sebagai tamu kehormatan tapi kenapa justru jadi pengiring pengantin pria. Lihat saja, bakal ku interogasi kalian.
Ya Allah bantu Mita.
Rencana tidur panjangnya dibatalkan. Hatinya tiba-tiba galau berkepanjangan. Mita beranjak dan keluar kamar.
Rumah masih sepi. Itu berarti budhe belum pulang dari pasar. Langkah gontainya membawa ke kamar mandi. Mengambil wudu lalu bersiap untuk bertanya pada Tuhan.
***
Ruang General Manager.
Daffa sedang duduk di kursi sambil menatap laptop dihadapannya. Ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan. Tidak hanya urusan hotel tapi juga urusan Rumah Kerja yang dikelolanya.
Rahadian Daffa Atmaja menjadi general manager di Daffa hotel karena kepemilikan orang tuanya. Kabar yang berhembus, hotel tersebut adalah hadiah Tuan Atmaja untuk putra sulungnya. Namun ada banyak hal yang belum diketahui banyak orang tentang Daffa salah satunya tentang kegiatannya di bidang sosial. Daffa mengelola Rumah Kerja, sebuah tempat untuk melatih dan menyalurkan orang-orang yang membutuhkan pekerjaan dengan tanpa dipungut biaya.
Laptop dihadapannya ditutup perlahan. Disandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya. Dahinya dipijit perlahan menandakan bahwa sang empunya sedang lelah.
Daffa POV
Pramita. Pramita.Pramita. Sial! Lagi-lagi dia. Ah, kenapa sosok itu tiba-tiba sering muncul di hadapanku? Kenapa wajahnya juga akhir-akhir ini menghantui pikiranku? Ya Allah, ada apa ini?
Gadis yang menarik. Gadis yang lucu. Aku suka dengan ekspresinya yang polos itu. Sepertinya dia bukan gadis yang lugu tapi aku melihat sisi yang berbeda yang tak kutemui di kebanyakan gadis yang mengenalku. Sikapnya yang santai, cuek, dan terkesan tidak peduli membuatku penasaran. Dia tidak menatapku seperti para gadis itu. Dia juga tidak kemayu apalagi sengaja bermanis ria di hadapanku. Ah, ada apa ini? Mengapa aku ingin tahu banyak tentang dia? Ingin melihat dan menikmati sikap-sikap konyolnya, menatap mata tajamnya,dan mendengarnya berbicara.
Pramita Ayu Nugraheni. Ugh! Bahkan aku kini telah mampu dengan mudah menghafal namamu. Bersamamu begitu dekat saat pernikahan Susan dan Rio membuatku sangat tidak menentu.
Pramita Ayu Nugraheni. Hari ini pun aku ingin bertemu. Apakah ini disebut rindu?Sayang, pagi ini aku tak bisa melihatmu. Padahal bertemu dengan pak Rasyid hanyalah alasan untuk bisa memandangmu.
Ya Allah mungkinkah dia jawaban atas doa- doa ku? Benarkah dia yang Kau kirimkan untukku?
Daffa beranjak dari kursinya. Dilepaskan jas dan sepatunya. Pergi ke kamar mandi, mengambil air wudu. Menggelar sajadah di tempat istimewa diruangannya. Bertanya pada Tuhan atas kegelisahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Erni Fitriana
syukaaa... syukaaa sekali jalan ceritanya natural banget😘
2021-04-13
0
Cece🐼
aku mampir lagi,,,,suka banget😍
2020-11-25
0
Zhy Zhy
thor, tlong qlu bsa di stiap eps di ksih visual dong thor biar tmbh smngt bca.❤️
2020-11-25
0