Kamar Mita
Besok adalah acara resepsi pernikahan Susan dan Rio. Ya, acara akad nikahnya memang telah berlangsung 2 hari yang lalu. Namun karena berbagai pertimbangan seperti waktu dan kesiapan tempat acara, akhirnya acara akad nikah dan resepsi berbeda hari.
Tampak Mita sedang asyik memandangi bridesmaid costume-nya dengan seksama. Sempurna. Ya, jauh-jauh hari Mita telah mempercayakannya pada tailor andalannya. Atasan warna hijau botol dengan bawahan batik. Rasanya tak sabar untuk memakainya besok. Jujur saja, Mita sangat tertarik karena itu sesuai dengan warna kesukaannya. Sungguh subjektif sekali bukan?
Tur tut tut.
Terdengar suara notifikasi pesan masuk di handphonenya. Diraihnya telepon seluler miliknya yang berada diatas meja.
Susan. Nama yang tertera dilayar monitor.
Susan: Mita sayang, jangan lupa besok datang lebih awal ya?
Mita: Iya, my sweet baby. InsyaAllah nggak bakal telat. Nih bajunya sudah siap tinggal orangnya malam ini tidur cantik biar besok tampil cantik paripurna. Ha ha"
Susan: Busyet! Cantik paripurna. Eh, jadi diantar Deni? Kalau nggak ada yang ngantar naik taksi saja, cin.
Mita: Siap, bu komandan!Btw,bapak komandan nggak protes kamu mainan hp begini?
Susan: Nggak lah. Dia lagi sibuk reuni sama ponakan- ponakanku. He he
Mita: Udah malam, cin. Istirahat. Ijinkan juga putri cantik ini tidur untuk hasil kecantikan luar biasa besok.
Susan: Ups. Putri cantik? Ok, calon ratu juga akan istirahat. Tolong jangan kecentilan ya besok?
Mita: Yaelah, bu. Biarkanlah sahabatmu ini tampak bersinar. Siapa tahu ada teman pak komandan yang nyantol. Wakkkaaak..
Susan: Beneran?
Mita: Tidak! Aku nggak siap jadi ibu Bhayangkari.
Susan: Ugh! Kirain serius. Ya udah, cuma ngingetin jangan lupa datang pagi. Ditanyain tuh ma mbak Widi. Harusnya malam ini kamu nginap disini.
Mita: Siap, ndan!
Mita mematikan handphone miliknya setelah yakin tidak ada lagi pesan yang harus dia baca. Ah beneran ngantuk. Selamat malam universe.
***
"Selamat pagi , Budhe" sapa Mita yang tampak sudah rapi kepada budhenya. ( budhe adalah panggilan untuk orang yang lebih tua dari orang tua kita. Budhe ini kakak dari ibunya Mita).
Di Surabaya, Mita tinggal dengan budhenya. Sebelumnya, Mita kos di dekat kampus saat dia kuliah. Namun karena budhenya sendirian maka setelah wisuda dan bekerja, Mita menemani budhenya.
"Wis rapi , nduk? ( Sudah rapi, nduk?). Katanya jam 11 acaranya.Ini masih jam 6." tanya budhe yang heran dengan kerapian Mita di pagi hari.
" Iya, budhe. Mita memang berangkat pagi karena ke rumah Susan dulu. Nanti ke gedungnya bareng- bareng dari sana."
"Lha kok cuma pakai celana jins gitu?"
"Nih bajunya."jawab Mita sambil menunjukkan tentengan tas berisi seragam bridesmaidnya.
"Didandanin disana, Budhe. Lagian kalau dipakai sekarang bisa jadi bahan tontonan orang, Budhe"jawab Mita sambil tertawa membayangkan dirinya memakai kostum pagi pagi dilihatin orang.
"Sarapan dulu. Itu nasi gorengnya sudah siap."tawar budhe padanya.
Budhe begitu sayang pada Mita. Apalagi Mita juga begitu dekat dengan beliau karena sikapnya yang sangat hormat pada orang tua. Selain itu sifat supel dan cerianya mampu membuat wanita tua yang dipanggil budhe itu merasa bahagia dimasa tuanya yang sendirian karena anak-anaknya telah berkeluarga dan tinggal di rumahnya masing- masing.
Mita menikmati nasi goreng telur mata sapi buatan budhenya. Tak lupa segelas susu coklat kegemarannya.
"Berangkat dengan siapa kamu?"
"Sendiri, budhe."
"Tidak bareng Deni?"
"Deni belum pulang ,budhe. Kemarin dia masuk shift malam jadi baru pulang kerja pagi ini. Nanti Mita naik taksi kok."
"Sudah pesen?"
"Sudah. Sebentar lagi mungkin datang. "jawab Mita dengan sesegera mungkin menghabiskan sarapannya.
"Taksinya sudah datang. Budhe."
Disambarnya susu yang tinggal separo dan dihabiskan tanpa sisa. Tissu makan dimeja diambil sambil berjalan.
"Berangkat dulu ya, budhe." seraya tangannya meraih tangan tya itu untuk dicium dengan takzim.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Hati- hati" jawab budhe seraya mengantar Mita keluar rumah.
***
Rumah Susan
Suasana ramai mulai tampak di rumah yang sering ia kunjungi itu. Di halaman depan terlihat beberapa orang yang sedang mempersiapkan untuk acara hari ini. Mungkin saja setelah ini ia akan jarang kemari untuk sekedar ngobrol berjam jam di kamar Susan, bercerita dengan mamanya, atau bahkan menginap untuk mendapatkan tempat pelarian dari kegalauan hatinya. Ya, Mita dan Susan bersahabat sejak pertama kali mereka bertemu sebagai teman kerja di hotel.
"Assalamualaikum, mbak Widi" sapa Mita pada salah satu dari mereka yang sedang sibuk disana.
"Waalaikumsalam. Ya Allah, Mita? Lama tidak ketemu jadi tambah cantik."jawab Widi kakak perempuan Susan.
"Datang lengkap kan, mbak?" tanya Mita sambil clingak clinguk mencari yang dimaksud.
"Alhamdulillah. Bisa datang lengkap. Anak anak dan papanya ada disana!" tunjuk Widi kearah kerumunan orang disudut rumah itu.
"Langsung saja kedalam, Not. Sudah ditunggu dari tadi lho."
"Oke, Mbak. Duluan ya.."
Sesampai di dalam rumah, Mita sibuk menyapa beberapa yang ia kenal. Kamar Susan menjadi tujuan utamanya.
"Wuih cantiknya teman awak ini!" seloroh Mita mengagetkan Susan yang sedang dirias.
"Mita!Kaget tau" sungut Susan kesal.
"TOP"jawab Mita sambil menunjukkan ibu jarinya. "Pak komandan memang tidak salah pilih nih"
"Iya mbak Susan memang cantik banget"timpal sang perias.
"Bukan cuma cantik,tapi kembangnya hotel nih mbak. Kalau saya mah akar atau dedaunan2 kering."seloroh Mita lagi.
"Apaan sih, Mir" cubit Susan tersipu malu.
"Mbak juga cantik kok" ucap perias Susan.
"Ya iyalah, mbak. Saya walaupun cuma akar kan akarnya kembang cantik. He he" jawab Mita terkekeh.
"Udah ah sana. Buruan gabung sama yang lain. Awas gara gara kamu ngomong terus jadi telat!" gertak Susan.
"Siap, bu komandan!" jawab Mita sambil hormat ke Susan.
"Saya pergi dulu ya..tapi siap siap pegangan erat ma pak komandan" bisik Mita ke Susan.
"Maksudnya?"
"Rahasia"jawab Mita penuh kemenangan.
"Mita...!" seru Susan dengan penuh kesal melihat sahabatnya yang selalu usil padanya.
Mita berlari keluar kamar dan bergabung dengan para tim bridesmaid yang lain. Mereka adalah saudara saudara sepupu Susan.
***
Graha Kampus X
Gedung disebuah kampus ternama di Surabaya ini dipilih sebagai tempat resepsi Susan dan Rio karena orang tua Susan adalah dosen yang bekerja di kampus tersebut. Selain itu, lokasinya juga dekat dari rumah mempelai.
Susan memang terlahir di keluarga yang1 cukup berada dan terpelajar. Kakak tertuanya, Widia adalah seorang dokter yang berdomisili di Sidney mengikuti suaminya yang asli warga negara dari negeri kangguru. Kakak keduanya, mas Nirwan mengikuti jejak orang tuanya menjadi dosen. Sedangkan Ragil, adik bungsunya baru saja menyelesaikan masa pendidikannya dari Akademi Kepolisian. Susan sendiri memilih kuliah di bidang pariwisata dan sempat apply menjadi pramugari ,tetapi gagal.
Suasana gedung dengan dekorasi bernuansa hijau itu terlihat cukup mewah. Segala sesuatunya telah siap. Rombongan pengantin akan segera memasuki ruangan. Para bridesmaid dan groomsmen akan mengiringi pasangan ratu raja itu. Pihak WO terlihat sedang mengarahkan.
Mita dan bridesmaid lainnya juga sedang bersiap siap menunggu pasangannya. Akan ada enam pasang dan Mita juga tidak tahu dengan siapa akan berpasangan. Sempat ia tanyakan, tapi dijawab Susan rahasia yang jelas manusia berwujud pria. Benar benar menyebalkan jawaban kala itu.
Diantara orang orang disana, Mita menangkap satu sosok yang membuat dia terkejut.
"Maaf, kata pengantin pria saya diminta berpasangan dengan anda" ujar laki-laki yang membuatnya tersadar dari kekagetan yang belum hilang.
"Kalau bingung, silahkan tanya langsung pada pengantinnya,"bisiknya lagi.
Ya Allah..., cobaan apalagi ini?Disampingku ada Rahadian Daffa Atmaja. Susan...loe hutang jawaban sayang! Runtuk Mita dalam hati.
Suara MC mulai terdengar menyambut satu persatu tamu yang datang. Kebanyakkan yang telah hadir adalah keluarga dari kedua mempelai.
Acara dimulai lebih awal dari jam undangan yang disebar karena akan ada prosesi pedang pora. Suami Susan adalah seorang perwira polisi.Mereka berpacaran saat SMA. Beberapa kali putus nyambung dan berakhir dengan keputusan menikah setelah Susan mengakhiri hubungannya dengan Marcel.
Marcel adalah chef muda andalan hotel Daffa. Kepiawaiannya dalam memasak,ditambah dengan dengan wajah yang dbilang tampan menjadi daya tarik lebih ketika tampil diberbagai events. Hal ini pula yang menjadi salah satu sebab Daffa Hotel berkembang lebih cepat. Susan dan Marcel berpisah karena perbedaan keyakinan.
Acarapun dimulai. Susan tampak begitu cantik dan anggun dengan balutan kebaya hijaunya. Disampingnya Rio tampak gagah melangkah melalui prosesi ini.
Para tamu yang hadir ikut larut dalam acara yang begitu khidmad namun begitu romantis.
Prosesi pedang pora selesai. Dilanjutkan dengan acara yang lain. Mita bernafas lega ketika terbebas sesaat karena tidak harus berdekatan dengan Daffa. Terlebih saat melihat teman teman hotelnya datang,ia segera melesat pergi ke arah mereka.
"Wuih cantiknya pengiring pengantinnya.."puji kak Imel saat bertemu Mita.
"Terimakasih" jawab Mita malu malu.
"Sudah pada makan belum?"tanya Mita."Atau kita foto-foto dulu.Mumpung Mita cantik nih" ucap Mita percaya diri.
"Oke.Foto dulu..."jawab Lukas diamini yang lain.
Akhirnya mereka sibuk mengambil gambar diantara keriuhan acara.
"Mit, kamu gantian yang ambil gambar ya?" pinta Christ.
Mita berjalan maju mundur mengambil jarak yang tepat untuk mendapatkan gambar yang pas.
"Mita..!" seru kak Imel memberi isyarat untuk tidak mundur.
Bruk! Ada seseorang yang tertabrak langkah mundur Mita. Kepala Mita membentur wajah orang itu.
"Maaf.." ucap Mita sambil memutar badannnya.
"Kamu??Kamu lagi.Dasar ceroboh!"
"Pak Daffa?"seketika mukanya pucat.
"Beberapa waktu lalu saya meminta laporan dari pak Rasyid tentang FO department. Pak Rasyid cukup bangga terutama pada beberapa orang yang disebutkan sebagai andalannya. Tapi sepertinya saya harus mengecek kebenaran laporan itu."
"Maksudnya?"
"Sekali lagi saya menemukan kecerobohanmu, saya akan pertimbangankan statusmu di hotel."
"Pak Daffa!" teriakan Mita tak digubris.
Mita kembali ke teman-temannya dengan wajah lesu.
"Maaf ya, Mit. Kamu jadi ada masalah"
"Lagi apes ,mbak. Lagian tadi kak Imel sudah kasih peringatan." jawab Mita pada Diana seniornya juga di FO dept.
"Sudah yuk makan. Tenang saja, pak Daffa orangnya baik kok. Dia pasti memaafkan dan melupakan masalah kecil ini." hibur Imel.
***
Lempar buket.
Acara terakhir yang ditunggu tunggu para single, yaitu lempar buket.
Susan sudah siap dengan senyum lebar. Sang MC memberikan instruksi untuk para single segera berkumpul.
"Ayo ,Mit ikut"tarik Deni yang datang agak terlambat.
"Ogah ah!"
Tanpa menghiraukan penolakan Mita, Deni menggeret sahabat kesayangannya itu kearah para single yang telah berkumpul.
Aba- aba hitungan 1, 2, 3 telah dimulai. Dan,..
Sorak sorai dan tepukan tangan menggema ketika buket bunga itu terhenti ditangan seorang gadis yang justru termangu disaat yang lain iri ingin mendapatkannya.
"Hore Mita dapat!" teriak teman temannya.
Disudut lain ada seseorang yang tersenyum simpul menyaksikan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Erni Fitriana
pener tooooooo.... bejan kuwi awak mu mittttt
2021-04-13
0
Ninik Nurhayati
semangat thor
2020-11-25
0
nopheeta
jangan lupa like dan vote ya...makasih..
2020-05-16
1