Angga melajukan motornya dengan kecepatan tinggi meninggalkan butik tempat Dia mengantar Amel untuk fitting baju pengantin.
Sakit
Perih
Hancur
Itulah yang Dia rasakan, bukan Dia tak mau mengungkapkan tentang rasa yang di milikinya. tapi sang pujaan hati telah menentukan dengan siapa dia akan menghabiskan masa tuanya.
Dan itu bukan Dia yang di pilih Amel. bukan dirinya pula yang akan mendampingi sisa hidup sang Guru cantik.
Ya Amel memang cantik, putih, dengan tinggi yang semampai. Apa lagi saat Dia marah saat Dia membuat ulah di kelas, entah itu Dia sengaja pura pura tidur atau tidak mengerjakan tugas darinya.
Angga tersenyum getir mengingat sekelebatan bayangan yang berseliweran di matanya seakan film yang tengah berputar di otaknya.
Angga tahu dan sangat tahu kalau Dia tak mungkin lagi bersanding dengan pujaan hati nya. Tapi bukan kah sebelum janur kuning melengkung tidak ada kata mustahil untuk dirinya bersama dengan Amel.
Tapi ada keraguan juga dalam hatinya, apakah Amel juga memiliki rasa yang sama dengan nya. selama ini pun Angga tidak pernah sekali pun menunjukkan bahwa dia mencintai gurunya itu.
Di atas motor yang melaju kencang dia masih dalam angannya hingga sebuah mobil mengagetkannya membuat ia langsung membanting setir motor ya menghindari mobil yang berlawanan arah dengannya.
untungnya jalanan sepi dan tidak ada mobil atau motor dari arah belakangnya sehingga dia hanya terjatuh di atas aspal karena dia tadi tanpa sadar masuk ke jalur lawan arah di sebelah kanannya.
Angga yang tergeletak di atas aspal pun di bantu beberapa orang dengan menyingkirkan motornya dan membantu Angga yang masih dalam keadaan sadar.
Warga dan pengemudi mobil yang tadi hampir menabrak Angga pun membawanya ke klinik terdekat. Saat salah satu warga menanyakan nomor hp orang tuanya Angga tak bergeming hanya diam tanpa mau menjawabnya.
pikiran Angga menerawang jauh membayangkan reaksi mamanya saat mendengar dirinya kecelakaan pasti mana nya menangisi dirinya seperti sebelumnya saat dia terjatuh dari motor dan mengharuskan dia dirawat di rumah sakit.
Angga tidak mau mama dan keluarganya panik karena dirinya yang kecelakaan. kemudian dia memutuskan untuk memberi kabar pada orang kepercayaannya.
Angga meminta tolong pada orang yang menolongnya untuk mengabari orang kepercayaan intuk datang mengurus administrasinya, sekaligus membawanya pulang ke apartemennya yang hanya di ketahui olehnya dan orang kepercayaannya itu.
Singkat cerita, orang kepercayaannya itu datang menghampirinya dengan wajah panik dan langsung memberondongnya dengan banyak pertanyaan, membuat Angga bingung harus menjawab apa.
''Tunggu kak satu satu kalau kasih pertanyaan aku bingung harus jawab yang mana dulu'' sahut Angga sambil menggosok telinganya yang gatal akibat mendengarkan omongan kak Hendra
''Loe kenapa bisa kecelakaan kayak gini''
''Gue gak sengaja melawan arus kak'' sesalnya sambil menunduk pandangan tanpa menatap ke arah Hendra
''Astaga bocah apa yang Loe pikirin sampai melawan arus kayak gitu''
''Loe tadi dari mana'' tambah Hendra lagi saat Angga tak menyahut apa yang dia tanyakan
''Gue dari Butik"
''Haah, ngapain Loe ke Butik, jangan bilang Loe mau nikah tanpa ngasih tau gue parah Loe''
''Bukan gue yang mau nikah, tadi cuman nganterin Amel ke Butik''
''Tunggu Amel, Amel siapa? jangan bilang itu Amel guru yang Loe taksir itu''
Angga hanya mengangguk kan kepalanya membenarkan apa yang di katakan oleh Hendra.
huufft
Terdengar helaan nafas kasar dari mulutnya tanpa bertanya lagi, Dia sudah paham apa yang terjadi pada sahabat sekaligus atasannya tersebut.
''Dia mau nikah'' ucap Angga.
''Terus kalau dia mau nikah terus Loe mau apa?''
''Apa dengan Loe terluka kayak gini Dia bakal peduli sama elu, apa Dia mau datang ke sini jengukin lalu ngrawat elu, enggak kan Dia gak akan peduli''
''Gue tau Loe sakit ati lihat Dia kayak gitu tapi lu harus sadar diri kalo dia bukan milik Loe''
''Tapi gue cinta sama dia kak''
''Kalau Loe cinta sama Dia pasti Loe ingin Dia bahagiakan?'' Angga mengangguk kan kepalanya sambil berkata
'' iya kak ''
''berarti Loe harus merelakan dia bahagia dengan pilihannya bukan seperti ini''
''Terus gue harus apa kak?''
''Apa aku harus mengungkapkan rasa cinta gue sama Dia kak''
Pletak
aauuww
''Sakit''
''Mau ku tambahin lagi, atau jangan jangan kamu gegar otak karena jatuh dari motor he ''
''Enak aja enggak lah''
''Makanya kalo ngomong jangan ngasal'' sungut Hendra mendengar ocehan Angga yang tak masuk di akal itu.
''Ya kan sebelum janur kuning melengkung Dia bisa jadi istrinya Angga kak''
''Emang kamu tahu dari mana kalau Dia bakalan mau sama kamu''
Angga tertunduk lesu mendengar omongan Hendra bukan perkara mudah Melupakan Amel dia sungguh berharap bisa bersama guru cantiknya.
''Sudah lah gak usah dipikirkan masih banyak wanita di luar sana yang mau sama Loe, percaya sama gue''
''Sekarang gue anterin pulang ke rumah nyokap Loe abis itu gue mau ke bengkel lagi benerin motor Loe yang ringsek itu''
''Gue gak mau pulang ke rumah mama bawa gue ke apartemen kak, gue gak mau nyokap khawatir sama gue''
''Oke kalau itu mau Loe, gue anter ke apartemen tapi setelahnya gue harus pergi banyak kerjaan di Bengkel yang harus gue kerjain''
''Ntar gue suruh si Azzam sama Aldi nemenin Loe, gak papa kan ''
''Iya''
Lalu Hendra pergi ke bagian administrasi guna menyelesaikan pembayaran lalu dia kembali ke ruang UGD dan membopong Angga menuju mobilnya, Angga sudah di perbolehkan pulang karena luka nya tidak terlalu parah hanya goresan pada siku dan lutut nya saja, saat infus nya habis dia sudah di perbolehkan untuk pulang.
Hendra melajukan mobil nya menuju apartemen Angga. Dia menatap sendu sang sahabat yang kini tengah memejamkan matanya, entah dia tengah tertidur atau hanya meredam rasa di dalam dadanya, pembicaraan mereka tadi masih teringat jelas di ingatan Hendra tentang Angga yang menaruh hati pada sang Guru.
Hendra Prawira adalah orang kepercayaannya yang menemaninya saat mendirikan bengkel.
Mereka bertemu saat Angga pergi dari rumah lantaran bertengkar dengan papanya setelah kelulusan sekolah. Papanya meminta dia masuk ke SMA favorit dari pada masuk SMK yang tidak jelas masa depannya.
Angga yang kecewa pun pergi dari rumah menuju pantai dan di sana lah dia bertemu dengan Hendra.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments