Brukk!
Tubuhnya dilemparkan keras hingga menghantam rel kereta yang ada tepat dibawahnya.
Walaupun bagian koridor dalam perbaikan, tapi rel kereta itu masih digunakan dan sering menjadi jalan alternatif untuk beberapa kereta agar bisa tiba dari kota satu ke kota yang lain.
"Kau bilang ingin menangkapku, tapi kau sama sekali tak bisa melawan saat aku menghajar tubuhmu," gumamnya pelan sambil menatap tajam Zane yang terbaring tak sadarkan diri di atas rel kereta.
"Aku sudah terlalu lama menghiraukanmu, dan menganggap kau hanyalah lalat yang tidak akan bisa mengusikku. Tapi, ternyata aku salah menganggapmu sebagai lalat. Sudah saatnya, kau menemui ajalmu." Pria itu mengeluarkan seringainya melihat Zane yang tak sadarkan diri.
Perhatiannya mendadak beralih saat suara sebuah kereta melaju dari satu sisi.
Ia menoleh, lalu kembali tersenyum begitu sadar cahaya berjalan mendekat menuju arahnya.
"Tunggulah sebentar lagi, dan semua rasa sakit yang kau rasakan itu akan hilang," gumamnya.
Mr. Predator, berbalik meninggalkan Zane yang kini terbaring tak sadarkan diri.
Suara kereta semakin mendekat ke arahnya, dan…
...*...
"Hey!" Samar-samar Zane mendengar suara seseorang memanggilnya. Tapi, gelap. Ia sama sekali tidak bisa membuka kedua matanya. "Bangun!"
Lagi. Ia dapat mendengar suara yang sama. Bersamaan dengan itu, ia merasakan pipinya di tepuk-tepuk pelan oleh sesuatu yang kecil dengan permukaan yang begitu dingin.
Zane mulai terusik. Ia memaksakan diri untuk membuka kedua matanya. Begitu bangun, ia melihat seekor kucing hitam yang tengah menatapnya lekat.
"Arghh…" Zane meringis kesakitan sambil memegangi keningnya yang berdarah.
Dimana aku? Apa yang terjadi? Zane membatin. Ia tercekat begitu melihat darah mengalir membasahi keningnya.
Bagaimana bisa kepalaku berdarah? Zane mengerutkan kening berusaha mengingat apa yang terjadi.
"Zane!"
Teriakan seseorang lebih dulu membuyarkan perhatiannya.
Zane menoleh ke arah datangnya suara dan melihat Stefano rekannya yang berlari kencang ke arah dimana ia berdiri sambil menangis.
"Stefano, kau…"
Ucapan Zane terpotong saat Stefano berlari ke arahnya, tapi yang terjadi adalah tubuh lelaki itu tembus melewati tubuhnya.
Zane berbalik dengan wajah semakin bingung. Ia melihat ke arah rel.
Stefano menangis di bawah dengan beberapa orang polisi yang berdiri di dekat mayat yang tubuhnya sudah terbungkus dalam kantong jenazah.
"A… apa ini? Siapa yang meninggal?"
Apakah jangan-jangan Mr. Predator? Tapi apa yang terjadi sampai dia meninggal? Apakah aku yang sudah membunuhnya? Zane mulai dihampiri berbagai pertanyaan.
"Zane!" Stefano kembali berteriak hingga membuat Zane makin bingung bercampur kaget.
"Tidak perlu bingung. Itu adalah dirimu!"
Suara yang sama kembali di dengarnya. Zane celingukan mencari asal suara barusan.
"Siapa yang bicara?!"
"Aku."
"Tunjukkan dirimu!"
"Sejak tadi aku bersama denganmu. Lihat ke bawah sini!"
Zane menoleh ke bawah. Ia beradu tatap dengan seekor kucing hitam yang tadi dilihatnya ketika bangun.
"K… kau yang bicara?" Zane tak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya. Lagipula bagaimana mungkin seekor kucing bisa bicara?
"Ya. Aku yang bicara sejak tadi!"
Zane speechless. Demi apapun, ia baru saja melihat kucing itu mengeluarkan suara manusia dengan gerak bibir yang persis sama dengan setiap kalimatnya.
"Tidak perlu kaget, aku bukan kucing biasa." Kucing itu beralih tatap ke arah dimana Stefano dan yang lainnya berada.
"Kau terkejut 'kan?"
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Alpha Arietis
*Binbin Talk
Halo, Binbin di sini!
akhirnya up lagi~
maaf sempet ngalamin delay gara-gara nunggu review dari editor buat kerangka yang masih berjalan. sebagai penebus kesalahanku aku up 2 bab hari ini. aku harap kalian suka~
gimana sama part ini?
reply di komen ya~
apapun yang terjadi… jangan biarkan kolon komentar kosong :v
okez lanjut di part selanjutnya ~
Jangan lupa buat tinggalin jejak~
Like, vote, dan komen kalian selalu paling aku tunggu!
Sampai jumpa di lain kesempatan 👋
2022-08-25
2