"Kau pasti bertanya-tanya siapa yang baru saja mati 'kan?"
"Kau tahu siapa yang ada di dalam kantong mayat itu?"
"Itu adalah kau!"
"Apa? Aku? Bagaimana mungkin aku bisa ada di dalam sana sementara aku berdiri di sini?"
"Kau sudah mati, dan yang sedang mereka evakuasi adalah mayatmu. Kau baru saja di serang oleh penjahat yang berusaha kau tangkap hingga kau mati, lalu dia melemparkan tubuhmu ke rel sampai terlindas habis oleh kereta yang baru saja melintas."
"Apa? Tidak. Ini pasti mimpi 'kan? Benar. Lagipula mana mungkin ada kucing yang berbicara." Zane masih belum percaya dengan apa yang terjadi.
"Kau sudah mati. Terima saja kenyataannya! Dan mengenai kenapa kau ada di sini, itu karena rohmu terpisah dengan tubuhmu."
"Tidak mungkin! Aku tidak percaya ini." Zane menepuk-nepuk keras pipinya. Rasanya sakit, dan bisa dipastikan semua itu bukanlah mimpi.
"Aww," ringisnya sambil memegangi pipinya yang sakit.
"I… ini sungguhan?" Zane mulai panik. Wajahnya yang pucat semakin pucat saat sadar dirinya benar-benar sudah mati.
"Kau sudah percaya padaku?"
"Tidak. Bagaimana mungkin aku bisa mati? Aku tidak boleh mati sekarang. Aku masih belum bisa menangkap Mr. Predator! Aku masih belum bisa menjebloskannya ke penjara. Kalau aku mati sekarang, itu artinya semua usahaku selama lima tahun, sia-sia!" Zane semakin resah.
"Aku harus kembali ke tubuhku! Aku harus hidup lagi, dan menyelesaikan semua tugasku sebagai detektif. Menangkap Mr. Predator dan memecahkan kasus ini." Zane menghampiri Stefano dan berusaha masuk kembali ke tubuhnya.
"Percuma saja. Itu tidak akan bekerja!" teriak Nike, si kucing yang sejak tadi bersamanya.
Brukk!
Berulangkali jiwanya terpental saat ia hendak masuk ke dalam raganya.
"Tidak bisa? Bagaimana mungkin aku tidak bisa kembali ke tubuhku?" Zane mulai berkaca-kaca.
"Huft~" Nike menghela napas pelan. "Dia benar-benar keras kepala," gumamnya.
Kucing itu melompat turun ke bawah. Menghampiri Zane yang terduduk di tanah.
"Tubuhmu sudah hancur. Itu sebabnya kau tidak bisa kembali ke dalam ragamu. Tapi, kalau kau mau… aku bisa membantumu."
"Bagaimana mungkin seekor kucing sepertimu bisa membantuku." Zane tertunduk dengan wajah murung.
Tring!
Sebuah panel sistem mendadak muncul dihadapannya, membuat perhatian Zane beralih pada layar transparan yang ia lihat.
"Kau lihat layar dihadapanmu?"
"Layar apa ini?" Zane mengibaskan tangannya di panel sistem yang ia lihat.
Ada dua pilihan yang tertera di sana. Zane hanya diam memperhatikan panel yang dilihatnya.
"Pilih salah satunya, maka apa yang kau inginkan akan terwujud," jelas Nike.
"Kau bercanda? Itu tidak mungkin bekerja."
"Pilihan saja, lalu tekan! Jangan banyak bicara," teriak Nike yang emosi jadinya.
"Baiklah-baiklah, akan ku tekan. Begitu saja kau sampai berteriak," gerutunya.
Zane menekan tombol "ya" lalu instruksi lain muncul.
Zane terdiam. Entah mengapa mendadak kepalanya terasa berat dengan tubuh yang mulai terasa sangat lemas.
"Aku merasa lemas, apa yang terjadi denganku?"
"Itu tandanya sistemnya mulai bekerja. Setelah ini, kau akan pingsan dan akan kembali ke tubuhmu."
Brukk!
Zane terkapar dengan mata terpejam.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Elang Putih
semangat terus ya kak
2022-08-29
0
Elang Putih
covernya emang paling-paling deh, selalu bagus! aku suka😍
2022-08-29
0
Alpha Arietis
and the journey begins…
2022-08-25
2