Part 3

Malam menyapa nampak Alex mondar mandir menunggu kepulangan sang kekasih , sesekali di singkatnya gorden apartemen untuk memantau dari arah ketinggian.

" Kenapa belum pulang juga." Ucapnya begitu ia menengok arah jam tangan.

Dengan tak sabar di sambatnya kunci yang tergeletak di atas meja kecil dekat pintu , menggulung kemeja batas siku yang belum sempat ia ganti .

Ceklek

Bersamaan ia membuka pintu Andini masuk dengan tiba-tiba.

" Aaaaaa !"

Teriaknya nyaring sembari menutup mata.

" Kak , kau mengejutkan ku ." Tuturnya cepat sembari mengelus dada.

Tak ada jawaban Alex lalu memeluk erat tubuh hangat Dini dengan sayang .

" Dari mana saja hmmm . Kenapa sampai selarut ini ? " Ucapnya dengan tangan menarik lembut kedua pipi Andini.

" Kak ini baru jam 8 malam ! Kenapa panik seperti ini ?" Rajuk Dini dengan sikap Alex.

" Ppletak ."

Dengan gemas Alex menyentil dahi Dini

" Ini sudah lewat sayang , coba lihat baik-baik jam tangan mu ."

Kedua tangannya kini bertenggeng di atas pinggang .

" Hhuuff , sakit tau . Iya iya maaf ini sudah jam 8 lewat lima puluh ." Ucapnya sembari mengusap dahi.

" Kak , itu apa ." ucap Dini menunjuk ke samping.

Di i dengan sigap melarikan diri begitu Alex menoleh kearah jemari Andini.

" Mandi dulu kak , nanti baru aku cerita ." Teriak Andini begitu di ambang pintu kamarnya.

" Andiniii ." Ucap Alex lalu menggelengkan kepalanya.

" Maaf kak , aku hanya takut kalau membantu kakak." Ucap Andini lirih di balik pintu kamar yang tertutup.

Flashback

" Kita anter ya kak ." Ucap Lala yang di angguki Allena juga Nanda.

" Ga usah , ini masih jam 7 ." Ucapnya sembari melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan.

" Yakin ?"

" Iya ! udah kalian pulang duluan aja , ini bentar lagi taxi nya dateng kok." Ucapnya lagi meyakinkan ketiga sahabatnya.

" Nih , 5 menit lagi ." Tunjuk Dini dari layar ponselnya.

" ya udah kak , kita duluan ya . Kasih kabar kalau sudah sampai ."

" iya , kalian hati-hati ya ."

" iya kak . Bye ." Ucap mereka berbarengan.

Pprrookk

Prrookkkk

Prookkkkkkk

Tepuk tangan dari balik tiang tembok di bawah cahaya lampu.

Deg

" Kau ." Andini berucap dengan nada tak percaya.

" Hebat ya , sekarang sudah menjadi simpanan pria kaya . Ayahnya sedang dalam kesulitan dan sekarang Putri kesayangannya malah asik menjadi simpanan pria dewasa ."

" Apa maksud mu ? Siapa yang menjadi wanita simpanan ? Hah . Dasar pria hidung belang beraninya menuduh tanpa bukti ." Ucap Andini tak terima.

Greepp..

Di cengkraman nya kedua pipi Andini dengan pelan sembari membisikkan tepat di hadapannya.

" Kembalilah dan menikahlah dengan ku , maka perusahaan ayah mu akan kembali . Kau tau kan bagaimana sekarang keadaan dari keluarga mu ." Ucap pria dengan topi yang hampir menutup wajahnya masih dengan mencengangkan wajah Andini.

" Sialan kau ! sampai kapan pun aku tidak akan Sudi menikah dengan mu . Untuk masalah perusahaan, hah . Aku bisa menyelamatkan nya sendiri ." Ucap Andini menunjuk menggunakan jari telunjuknya tepat di depan wajahnya dengan lantang lalu menepis lengan kanannya dengan kuat.

Selesai

Begitu selesai dengan kegiatan bersih-bersih Andini duduk di atas sofa empuk dengan tangan memegang toples kaca berisi biskuit.

" Nona , kau masih punya hutang cerita pada ku ." Ucap Alex begitu ia mendudukkan pantatnya di sofa tepat di sebelah Andini.

" Iya iya kak , Dini akan cerita." Ucapnya mulai menceritakan nya.

" Tadi kita keluar berempat , aku Lala , Nanda juga Allena ."

" Apa Allena menyusul kalian ?"

" Hmmm ." Ucap Andini sembari mengangguk.

" Ok , lanjut ."

" Kisaran jam 7 kita pulang , mereka berinisiatif buat anterin tapi aku menolak dan memesan taxi . Tapi sayang di pertengahan jalan kita harus ke bengkel terdekat karena ban kita bocor , dan jadilah aku samapi selarut ini. Emm , maaf ya kak ." Ucapnya sungguh dengan pupil yang di buat menggenang.

" Maaf kak aku berbohong ." Ucapnya dalam hati.

" Sudah sudah , tidak apa . Lain kali kamu kabarin ya biar di jemput." Ucap Alex dengan lembut .

Dini mengangguk cepat lalu memeluk riang tubuh Alex.

" kak !"

panggil Andini sedikit melonggarkan tangannya.

" Iya ."

" Sampai kapan kita seperti ini. aku sekarang sudah seperti simpanan pria dewasa saja ." tutur Andini dengan hati-hati.

" Siapa yang bilang begitu ?" Tanya Alex dengan sedikit tinggi.

" Bukan kak bukan, maksud Dini. bagaimana kelanjutan kita , itu saja kak." Ucap Andini cepat takut Alex salah faham.

" Tidak perlu menghawatirkan apa pun , aku akan segera menikahi mu .hanya saja aku sedang sedikit membuat rencana." Ucap Alex dengan lembut.

" Atau kamu sudah tidak sabar ya . Hmmmm." Godanya lagi dengan memegang dagu Andini lembut.

Blluusss

" Kak , aku serius ." Ucap Andini sembari tertunduk malu.

" Apa aku terlihat tidak serius ?" Ucap Alex membalik tanya.

Ahahahaa.

Tawa Alex pecah menatap Toba merah di wajah Andini , lalu memeluk hangat sembari meyakinkan jika semua baik-baik saja.

____________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!