Kyra telah sampai di rumah Adinda. Ia segera masuk ke dalam rumah.
" Halo, Bunda... Kangen deh ! " ucap Kyra sambil memeluk Adinda yang sedang duduk di sofa.
Adinda menjewer telinga Kyra.
" Kamu ini, kalau mau pulang ke apartemen terus gak pulang kesini tuh kasih tahu dulu. Bunda kan jadi bingung kalau mami kamu nanyain " semprot Adinda.
" Aw... Iya... Iya... Maaf ya Bun... Kyra salah " ucap Kyra mengakui kesalahannya sambil memegang telinganya yang dijewer oleh Adinda.
" Lagian kenapa pake ke apartemen segala sih ? Kamu udah gak betah ya tinggal sama Bunda ? " selidik Adinda.
Kyra kemudian duduk di samping sang tante kemudian merebahkan diri di atas paha Adinda.
" Kyra betah kok tinggal disini, pake banget malah betahnya. Tapi kan Kyra juga mau mandiri, Bun... Lagian, sekarang kan ada Alesha disini yang nemenin Bunda " ucap Kyra.
" Alesha, sebentar lagi mau pulang. Dia gak jadi kuliah disini " sahut Adinda.
" Kenapa gak jadi Bun ? " tanya Kyra heran.
" Pasti gara-gara Evan nih... " Kyra menjawab pertanyaannya sendiri dengan tebakannya.
" Emang ya tuh anak gak bisa dibilangin. Masih aja mikirin yang gak jelas, yang di depan mata malah disia-siain " gerutu Kyra.
" Gak sepenuhnya salah Evan. Mungkin mereka memang tidak berjodoh " timpal Adinda pasrah.
" Iya sih, Bun... Jodoh kan udah ada yang ngatur ya ! " ucap Kyra yang disetujui oleh Adinda.
Adinda membelai rambut Kyra sementara Kyra dengan nyamannya berbaring di pangkuan Adinda.
" Bunda, gimana rasanya nikah sama ayah Zaid ? Maksud Kyra, usia Bunda sama Ayah Zaid kan lumayan tuh. Memangnya dulu nenek, mami sama Om Arjuna gak mempermasalahkan ? " tanya Kyra penasaran sambil menatap wajah teduh sang tante yang telah dianggap seperti ibunya sendiri.
Adinda tersenyum mendengar pertanyaan Kyra.
" Mereka malah sangat setuju makanya kami dijodohkan " jawab Adinda.
" Bunda gak marah ? " tanya Kyra lagi.
" Awalnya mungkin tidak terima, tetapi setelah dijalani justru malah saling mencintai. Kamu tahu ternyata Ayah Zaid itu udah bucin sama Bunda sejak bunda masih sekolah dan dia langsung setuju waktu dijodohkan sama Bunda " kenang Adinda.
" Kalau nih, umpamanya Kyra punya pasangan yang lebih tua dari Kyra. Apa mami sama papi setuju ya Bun ? " tanya Kyra.
Adinda menghentikan kegiatannya membelai rambut Kyra. Ia menatap tajam pada keponakannya itu.
" Jadi Kyra sudah punya pacar ? Terus umurnya lebih tua dari Kyra, gitu ? " selidik Adinda.
Kyra bangun dari pangkuan Adinda lantas menyandarkan tubuhnya di sofa.
" Kyra suka sama laki-laki yang usianya jauh dari Kyra, Bunda... Apa itu salah ? " tanya Kyra gusar.
Adinda mengernyitkan keningnya.
" Memangnya siapa laki-laki yang Kyra suka ? " Adinda balik bertanya.
" Dia kakaknya temen Kyra... Tapi usianya jauh diatas Kyra. Mungkin juga seumuran sama Bunda atau Mami " jawab Kyra jujur.
Adinda melebarkan matanya, tak menyangka jika keponakannya itu justru terlibat cinta yang tak biasa.
" Kyra sayang... Kalau menurut Kyra laki-laki itu baik, bertanggung jawab. Tidak ada salahnya mencintainya. Tapi Kyra harus ingat kalau jodoh itu di tangan Tuhan. Tidak ada yang tahu siapa yang berjodoh dengan kita... " jelas Adinda.
" Bunda penasaran deh, siapa laki-laki yang kamu suka itu ? Dia harusnya merasa beruntung bisa dicintai sama keponakan Bunda yang cantik ini " tambah Adinda sambil menyentuh pipi Kyra yang membuat Kyra menarik sudut bibirnya.
" Dia itu dokter, Bunda... Dulu dia yang tolongin Kyra waktu jatuh di bukit. Sampai akhirnya Kyra bisa ketemu lagi dan tahu kalau dia itu kakaknya tmen Kyra. Sayangnya dia pikir Kyra itu gak serius. Padahal Kyra serius... Kyra mau nikah muda kayak Bunda " jelas Kyra yang begitu mengidolakan Adinda dan Zaid.
Adinda mengelus pucuk kepala Kyra.
" Kyra sayang... Tuhan selalu memberikan jalan keluar. Yang penting Kyra usaha dulu, urusan berhasil atau tidak, kita serahkan semuanya kepada Tuhan. Karena Tuhan selalu tahu apa yang terbaik untuk kita. Ngomong-ngomong siapa nama dokter itu ? " tanya Adinda setelah memberi wejangan kepada Kyra.
" Namanya Hamiz, Bunda... Om Doteng Hamiz " jawab Kyra dengan senyuman di bibirnya.
" Om Doteng ? " tanya Adinda heran.
" Iya Om Doteng, Bunda. Singkatan dari Om Dokter ganteng " jawab Kyra dengan lantang diakhiri dengan senyuman.
" Oalah... Itu singkatan Dokter ganteng. Bunda pikir doteng itu doyan sekoteng ! " ucap Adinda sambil terkekeh.
" Iiih... Bunda mah gitu... ! " cebik Kyra sambil mengerucutkan bibirnya.
Sementara Adinda masih terus terkekeh melihat Kyra yang merajuk.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kyra kembali ke apartemen setelah tadi mampir ke rumah Adinda. Dari perbincangannya dengan sang tante, Kyra sadar jika perjodohan Evan dan Alesha akan berakhir. Ya setidaknya itu akan jauh lebih baik untuk keduanya. Kyra yang mengetahui kepada siapa hati Evan bertaut justru sedikit kecewa. Ia sebenarnya berharap jika Alesha bisa mengambil hati Evan. Namun ternyata Alesha memilih untuk menyerah. Menyerah atau mungkin berpaling dari Evan.
Kyra memarkirkan mobil cooper miliknya, kemudian keluar dari mobil. Sebelum masuk ke gedung apartemen, Kyra melihat sebuah sedan mewah berwarna hitam yang pernah dilihatnya.
" Kok, kayak mobilnya Om Doteng ya ? " gumam Kyra sambil terus memperhatikan mobil itu.
" Ck... Kyra... Kyra... Mobil kayak gini, emang cuma Om Doteng aja yang punya ? Hah... Udahlah, wake up Kyra !! " ucap Kyra lagi kemudian menuju lift.
Ting.
Lift berhenti di lantai 18, tempat unit apartemen yang Kyra tinggali. Sebenarnya orang tuanya memiliki rumah juga, tetapi Kyra lebih suka tinggal di rumah Adinda atau tinggal di apartemen.
Kyra mengambil acces card dari dalam tasnya. Baru saja menekan kode, matanya menangkap siluet seseorang yang masuk ke dalam unit apartemen yang berada di ujung. Kyra memalingkan wajahnya, kemudian menelisik keadaan di sekelilingnya. Akan tetapi, ia tak menemukan siapa pun. Kyra melangkahkan kakinya hingga ke ujung.
" Hem... Kayaknya tadi masuk kesini deh ! " gumam Kyra clingak clingukk di depan unit apartemen itu.
Kyra hampir saja mengetuk pintu jika saja ponselnya tidak berbunyi. Kyra mengangkat panggilan yang ternyata dari sang ibu. Kemudian bergegas kembali ke unit apartemennya.
Kyra menekan tombol hijau agar terhubung Video Call dengan sang ibu.
" Ya, mami... " jawab Kyra sambil menutup pintu.
" Kamu dimana sayang ? " tanya Pertiwi.
" Di apartemen, ini baru sampe " jawab Kyra jujur.
" Gak ke rumah Bunda ? " tanya Pertiwi lagi.
" Iya, tadi Kyra habis dari rumah Bunda. Mami kapan pulang kesini ? Kyra kangen " ucap Kyra manja.
" Rencananya mami sama papi, minggu depan pulang. Nanti kalau kami sudah pulang, kamu tinggal di rumah ya, sayang. Mami gak mau kamu tinggal di apartemen terus " seru Pertiwi.
" Iya, mami... Udah dulu ya, Kyra mau istirahat dulu. Bye mami... See you soon. Muah..." ucap Kyra lalu menutup panggilan telepon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Erina Munir
wahhh jangan2 jdi tetanggaan lgi ya thor
2024-01-02
1
suharwati jeni
jangan² yg diliay kyra sekelebatan itu om doteng
2023-01-08
1
stela
lanjut
2022-12-01
1