Andara dan Kyra sudah menunggu untuk sarapan di ruang makan. Mereka menunggu kedatangan Hamiz untuk sarapan bersama.
Dokter ganteng itu datang menghampiri mereka tak lama kemudian.
" Kalian belum sarapan ? " tanyanya saat melihat Andara dan Kyra belum memulai sarapan mereka.
" Nungguin Kak Hamiz dulu, biar bisa makan bareng " jawab Andara.
Sementara Kyra justru anteng menatap Hamiz yang saat ini tampak muda dengan mengenakan t-shirt serta celana jeans. Nampaknya Kyra benar-benar larut oleh pesona Hamiz.
Hamiz bersikap biasa saja, kendati ia tahu jika sepasang mata Kyra senantiasa menatapnya.
" Ayo, sekarang kita sarapan. Kalian bukannya harus kuliah ? " tanya Hamiz melihat ke arah Andara, namun ia sempat melirik Kyra dengan ekor matanya.
Andara menggeleng,
" Hari ini gak ada jadwal kuliah, Kak... " jawab Andara sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.
" Nanti kakak akan kembali lagi ke apartemen. Kamu baik-baik ya disini. Kalau ada apa-apa, kamu hubungi kakak " ucap Hamiz.
Andara hanya menganggukkan kepalanya. Baginya, sudah tidak aneh jika sang kakak memilih tinggal apartemen ketimbang tinggal dengannya.
" Kenapa Om gak tinggal sama Andara aja sih ? " tanya Kyra heran.
Andara dan Hamiz spontan melirik ke arah Kyra.
" Kalian kan tinggal satu kota, masa jauh-jauhan " celetuk Kyra lagi mengemukakan pendapatnya.
" Ehem... " dehem Hamiz, membuat Kyra seketika melayangkan tatapannya pada Dokter ganteng itu.
Hamiz balas menatap Kyra, tak bisa dipungkiri ada rasa berbeda menggelitik hatinya saat melihat Kyra. Hamiz kemudian memutus tatapannya dan melanjutkan sarapannya.
Kyra hanya memandangi pria yang saat ini tengah asyik melahap sarapannya. Pria yang telah membuatnya jatuh hati dan selalu ada dalam pikirannya.
Mereka semua telah selesai sarapan. Hamiz kembali masuk ke dalam kamarnya, sementara Kyra dan Andara memilih berjemur di halaman belakang rumah sambil bersenda gurau.
" Gimana Ra, masih minat sama kakak gue ? " tanya Andara.
" Masihlah... Gue bakalan kejar terus Om Doteng gue itu sampai dia klepek-klepek sama gue " jawab Kyra dengan percaya diri.
" Dih, PD amat sih lo. Nih gue kasih tahu ya, kakak gue tuh susah banget jatuh cinta. Mungkin karena masa lalunya jadi dia seolah membentengi diri sama yang namanya cinta. Jadi kalau lo beneran suka sama kakak gue, lo harus kerja keras bikin dia tertarik sama lo " beber Andara.
" Emangnya masa lalu Om Doteng gimana sih ? " tanya Kyra penasaran.
Andara mengangkat bahunya,
" Cuma kakak gue yang tahu... " ucap Andara sambil menghela nafasnya.
" Gue bakalan berusaha dapetin Om Doteng gue itu. Dan lo sebagai calon adik ipar, harus support gue. Gue yakin gue pasti bisa dapetin hatinya " ucap Kyra penuh keyakinan.
" Semoga lo bisa dapetin hati kakak gue ya, Ra. Gue cuma mau lihat kakak gue bahagia ! " timpal Andara.
" Ok, Kyra lo harus semangat dapetin Om Doteng ! " ucap Kyra mengangkat sebelah tangannya menyemangati dirinya sendiri.
Kyra dan Andara tertawa bersama-sama. Mereka tidak menyadari jika sejak tadi ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dari balik jendela kamar.
Hamiz memperhatikan keduanya yang tampak asyik berbincang diselingi dengan tawa. Tak hanya itu, matanya seolah tak bisa berpaling melihat senyuman di wajah Kyra. Tak jarang ia pun ikut tersenyum saat melihat Kyra tertawa.
Sepertinya Kyra telah membangkitkan kembali rasa yang telah lama mati.
" Hah... Mengapa aku jadi memikirkannya ? Jangan bodoh, dia itu hanyalah bocah ingusan yang mungkin baru mengenal cinta " gumam Hamiz kemudian mengalihkan pandangannya dari jendela.
Ia bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena ia harus segera kembali ke apartemennya.
Hamiz menuruni tangga dengan pakaian yang sudah rapi. Andara dan Kyra yang kini sedang duduk di sofa langsung melihat ke arah tangga.
Mata Kyra begitu berbinar melihat sang pujaan hati yang nampak begitu mempesona. Walaupun usianya tak lagi muda tetapi masih terlihat begitu tampan dan gagah.
" Dara... Kakak pulang ya ! Kalau kamu butuh sesuatu, kamu langsung hubungi kakak " seru Hamiz berjalan mendekati sang adik.
" Kalau Kyra butuh sesuatu, boleh hubungi Om Doteng juga ? " tanya kira spontan sambil menatap Hamiz.
Pertanyaan Kyra tentu saja membuat Hamiz menautkan kedua alisnya.
" Em, kalo itu... Tergantung kebutuhannya adik cantik " jawab Hamiz sambil tersenyum.
Andara meraih tangan Hamiz lalu menciumnya. Baru saja Hamiz menurunkan tangannya, Kyra langsung menyambar tangan Hamiz dan menciumnya juga membuat Hamiz sesaat mematung.
" Hati-hati Om Dotengnya Kyra. Jangan lupa inget Kyra selalu ya " ucap Kyra sambil tersenyum dengan sangat manis.
Hamiz merasakan debaran kuat di dadanya. Melihat senyuman Kyra serta ucapan gadis belia itu yang selalu berterus terang membuatnya sedikit luluh. Namun Hamiz bergeming, ia menepikan rasa yang belakangan menghampirinya setelah bertemu dengan Kyra.
" Ok... Em, kalian berdua baik-baik ya. Kakak pergi dulu ! " pamit Hamiz sedikit canggung.
" Bye, Om Doteng. Calon suaminya Kyra " ucap Kyra sambil melambaikan tangannya ke arah Hamiz.
Mendengar itu, Hamiz hanya menggeleng-gelengkan kepala dan kemudian segera berlalu. Bisa-bisa dia oleng karena mendengarkan ucapan-ucapan Kyra yang dirasanya tak masuk akal.
Hamiz masuk ke dalam mobilnya, sesaat ia meredakan gemuruh rasa di dalam hatinya. Entah mengapa setiap kali Kyra mengucapkan kalimat yang menyatakan perasaannya, ia justru berdebar-debar.
Ya Tuhan... Mengapa setiap kali melihatnya, aku hampir tak bisa melupakannya. Apalagi rasanya jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya saat berbicara dengannya. Mungkinkah aku tertarik padanya ?
Tak ingin terus menerus memikirkan gadis belia itu, Hamiz segera melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah yang sengaja ia beli untuk sang adik.
" Beneran lo mau jadiin Kak Hamiz calon suami, Ra ? " tanya Andara sepeninggal sang kakak.
" Bukan calon suami tapi SUAMI " ucap Kyra tegas.
" Tapi umur kalian beda jauh lho... Emangnya lo yakin orang tua lo bakalan setuju kalo lo jadi istri kakak gue ? " tanya Andara lagi.
" Dulu Tante Dinda nikah waktu umur 20 tahun beda umur sama Om Zaid 12 tahun, keluarga setuju aja " jawab Kyra santai.
" Yeay... Kan beda Ra ! Lo kan bilang sendiri kalo Tante lo itu dijodohin. Lagian beda usianya ga terlalu jauh kayak lo sama kakak gue. Bisa jadi kakak gue seumuran sama orang tua lo " bantah Andara.
" Cinta tuh gak mandang umur Dar. Kalau emang jodoh gue itu kakak lo, mau gimana jalannya pasti ketemunya kakak lo juga. So... Mendingan lo doain aja biar gue sama kakak lo itu berjodoh. Ok, adik ipar ! " ucap Kyra dengan kerlingan mata.
" Gue pasti doain yang terbaik buat lo dan kakak gue " sahut Andara sambil melingkarkan tangannya di pundak Kyra.
" Nah gitu dong, bestie ! " timpal Kyra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Jane Hutagalung
gaskeun om
2024-01-29
1
Jane Hutagalung
Kyra ah /Grin/
2024-01-29
1
stela
kyra² yg sabar ya jodo pasti gak bakalan kemana.
2022-12-01
1