Tugas pertama

Pukul setengah 6 pagi, Lisa sudah bangun dari tidurnya, ia membersihkan diri nya sejenak agar tidak bauk. Ia tidak lupa memakai parfum yang sudah di sediakan. Memang kalau parfum orang kaya wanginya sangat berbeda, Lisa merasakan wangi yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan.

Setahun diri nya siap, sesuai dengan peraturan yang ada, Lisa membereskan semua yang terlihat berantakan. Ranjang juga harus siap sedia, air minum sampai dengan pakaian yang akan Sean pakai harus Lisa siapkan.

"Kalau sekarang aku yang mengerjakan nya, sebelum nya siapa ya," batin Lisa.

Sean berjalan masuk ke kamar nya, tubuh nya sangat lelah, ia memerlukan air hangat untuk berendam. Sean membuka pintu kamar nya, tatapan nya benar-benar tajam ke arah depan, tidak seorang pun yang berani membalas tatapan tajam itu.

"Tuan..." Lisa menelan air ludah nya dengan kasar.

Tanpa melihat ke arah Lisa, Sean berjalan ke kamar mandi, ia berdiri tepat di depan kamar mandi, Lisa yang mengikuti Sean langsung tau apa yang harus ia lakukan. Perlahan ia bergeser ke depan Sean, tangan nya mulai membuka satu persatu kancing baju yang Sean kenakan.

Karena tidak pernah melakukan hal seperti ini, tangan Lisa mulai gemetar, hal itu membuat nya cukup sulit untuk melepaskan kancing baju Sean. Apalagi perlahan ia melihat tubuh suaminya langsung.

"Bisa tidak, jangan menjadi tidak berguna.."

"Maaf tuan.." Lisa semakin gemetaran, ia yang penuh kelembutan mendapatkan hantaman kasar seperti ini, hati nya benar-benar sulit menerima nya

"Tidak berguna.." Sean mendorong Lisa dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Jantung Lisa berdetak semakin tidak karuan, ia memiliki penyakit nafas yang membuat nya sulit bernafas saat jantung nya berdetak kencang seperti ini. Lisa memegang dada nya dan mulai mengatur nafas nya.

"Lisa!!!!" Sean berteriak dengan keras.

"Ada apa lagi ini.." Lisa yang sangat takut langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Ia melihat Sean yang masih berpakaian lengkap berada di depan badhup.

"Ada apa tuan," tanya Lisa.

"Berikan jari mu," jawab Sean.

"Un.. untuk apa.." Lisa memberikan jari telunjuk nya.

Sean menarik tangan Lisa dan mencelupkan jari itu ke dalam air yang ada di dalam badhup.

"Ahkk ahkkk panas tuan," teriak Lisa.

"Sudah tau panas kenapa bisa panas seperti ini, kau ingin membunuh ku.."

"Ti.. tidak tuan, maafkan aku.." Lisa hampir menangis merasakan panas di jari nya.

Sean melepaskan tangan Lisa, sebelum melakukan hal itu Sean sudah merasakan air itu, memang panas tetapi tidak sampai membuat tangan melepuh, kemungkinan besar hanya merah saja.

"Tuan maafkan saya, maaf..."

"Keluar, dasar tidak berguna," ucap Sean.

Ucapan tidak berguna dari Sean sebenarnya sangat membuat Lisa sakit, ia tidak pernah mendapatkan perkataan itu. Karena memang ia selalu di puji oleh kedua orang tua nya, ia selalu mendapatkan pujian karena Lisa anak yang paling sukses di antara yang lainnya. Dan sudah pasti apa yang Sean katakan pada nya tidak benar sama sekali.

Lisa dengan cepat mengobati tangan nya yang memerah seperti kepiting rebus. Rasa nya cukup perih tetapi masih bisa ia tahan, Lisa rasa jari nya tidak akan melepuh.

Lisa masih menunggu Sean di depan pintu kamar mandi, ia masih menepati peraturan yang Sean buat. Kurang lebih setengah jam Lisa berada di sana Sean baru keluar dari dalam. Saat ia mendekati Sean tangan Sean bergerak seperti menahannya.

"Aku tidak butuh bantuan mu jika kau ceroboh," ucap Sean.

"Maaf tuan.."

Sean memakai pakaian sendiri, agar ia melihat apa yang tidak seharusnya lihat Lisa memutuskan membalik tubuh nya.

"Matikan lampu aku ingin tidur," ucap Sean.

"Iya tuan, tuan maaf sebelumnya. Apakah saya boleh bekerja," tanya Lisa.

"Hmmm," gumam Sean.

"Terimakasih tuan." Lisa mematikan lampu kamar itu agar Sean dapat tidur dengan nyenyak.

Kali ini Sean membiarkan Lisa pergi, saat tidur ia sering mengigau tidak jelas, jika Lisa berada di kamar dengan keadaan sadar diri nya akan malu, hal itu lah yang membuat Sean mengizinkan Lisa pergi dari sana.

Walaupun dalam keadaan setengah gelap Lisa langsung bersiap siap dan pergi meninggalkan kamar itu, sebenarnya toko roti nya belum buka karena buka pada pukul 11 siang, tetapi ntah kenapa Lisa ingin pergi meninggalkan rumah ini, karena rumah ini sudah seperti neraka bagi diri nya.

"Nona.."

Lisa membalik tubuh nya.

"Iya Wil.."

"Ingin kemana? sudah izin dengan tuan," tanya William.

"Sudah, aku sudah izin aku hanya ingin mengambil beberapa barang penting dan juga ke toko roti," jawab Lisa.

"Tuan Sean akan pergi bekerja pukul 2 siang, saya harap sebelum pukul 1 nona sudah berada di rumah," ucap William.

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

thor kenapa harus Lisa yang di jadikan pelampiasaan kemarahan Sean...kalau mau balas dendam kenapa tidak Nayla nya aja kan lagi bagus ini malah yang tersakiti Lisa yang gak ada dosanya sama si Sean yah

2022-12-28

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 71 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!