Bab 05

"Ayah ..." ucap adelia memecah keheningan. "Apa aku tidak memiliki teman sebelumnya? Maksudku, sebelum mengalami kecelakaan."

Adelia memberanikan diri dan menguatkan hatinya. Dia ingin segera mendapat jawaban dari semua pertanyaannya.

Adelia menyadari bahwa perubahan wajah ayahnya menjadi datar dan dingin. Adelia sangat paham, tiap kali dia bertanya tentang masa lalu yang pernah terjadi dalam hidupnya.

Mudah-mudahan suasana hati ayah sedang baik. ucap Adelia di dalam hati. Adelia menunduk takut, ia takut kalau sang ayah akan marah dengannya.

"Tidak!" jawab Tuan Wijaya dengan dingin, lalu Tuan Wijaya beranjak pergi meninggalkan Adelia yang masih mematung di sana.

Suasana hati Tuan Wijaya sangat kacau dan bingung, tiap kali sang putri menanyakan tentang kisah masa lalunya. Karena semua yang terjadi setelah kecelakaan adalah sebuah kebohongan yang di ciptakan oleh dirinya sendiri. Ia sangat merasa takut kalau, salah dalam mencari kebohongan berikutnya.

Namun Adelia tetaplah Adelia, yang tetap selalu ingin tau banyak hal tentang kehidupan masalalu. Rahasia yang sudah disimpan rapat oleh Tuan Wijaya, tidak ingin gagal secepat ini. Setidaknya sebelum ia meninggalkan putrinya. Tuan Wijaya sangat khawatir kalau putrinya akan meninggalkan dirinya dan menemui kebahagiaan yang sudah di bentuk diluar sana.

"Maafkan Adelia ayah." buliran kristal membasahi kedua pipinya. Ya, Adelia kini menangis dalam diam, dia menyesal telah bertanya kepada sang ayah. Adelia mengerti, perkataan barusan adalah sebuah kesalahan.

Adelia sangat menyayangi sang ayah. Dia merasa bahwa perkataan yang baru saja ia ucapkan adalah sebuah kesalahan yang sangat besar hingga membuat sang ayah kecewa padanya.

Setelah sadar dari tidur panjang pasca kecelakaan, pertama kali yang ia lihat adalah ayahnya. tidak ada siapapun disana selain kami berdua. Sang ayah hanya menceritakan bahwa sang ibu telah lama meninggal dunia, sewaktu melahirkan Adelia. Dan hanya tinggal ayah saja yang dia miliki. Mungkin karena kesibukan ayahnya harus bekerja, Tuan Wijaya tidak mempunyai waktu untuk Adelia.

Bahkan Adelia tidak mempunyai teman satu seorangpun. Dia merasa sangat amat kesepian dirumah sendiri, tidak ada seseorang yang menemaninya. Saat merasa kecewa dengan takdir, Adelia mencoba bunuh diri dengan melompat dari gedung. Adelia selamat, namun ia harus kehilangan semua ingatannya.

Tuan Wijaya merasa bersalah, lalu akhirnya memilih mengundurkan diri dari sebuah perusahaan, tempat dirinya bekerja. Setelah resign, Tuan Wijaya menggunakan uang pensiunan untuk membeli rumah sederhana yang sekarang ini mereka tempati.

"Apa aku memang tidak memiliki teman?

kalau aku mempunyai teman pasti ada orang yang mengenaliku. Tapi kenapa sampai detik ini, tidak pernah ada yang mengenaliku ataupun mencariku. Kemanapun aku berjalan, tidak ada seorangpun yang menyapaku." Adelia kembali meyakinkan dirinya, bahwa apa yang dikatakan sang ayah memang suatu kebenaran.

"Apa aku seorang gadis yang mudah putus asa, sehingga memilih mengakhiri hidupku dengan cara melompat dari gedung, hanya karena kurang perhatian?'' Adelia terus saja bertanya-tanya di dalam hati. Melamun memikirkan masa lalunya yang hilang.

Hal yang diceritakan sang ayah belum meyakinkan dirinya seratus persen. Dirinya merasa ada yang di sembunyikan, namun ia tidak mempunyai keberanian untuk mencari kebenaran yang terjadi. Ia takut hal itu membuat sang ayah kecewa dengan dirinya.

Sementara itu, di dalam rumah. Telah berdiri sosok pria paruh baya, sedang menatap jendela kaca, Tuan Wijaya menatap sedih ke arah putrinya. Adelia yang masih duduk di sebuah kursi halaman depan, dengan wajah yang penuh pertanyaan.

Tangannya menggenggam gorden, yang menghiasi jendela kaca. Hatinya sangat takut, setiap kali Adelia menanyakan tentang masa lalunya. Masa lalu yang telah hilang dan berharap tidak akan pernah dikembalikan.

"Maafkan ayah nak......Maafkan ayah," ucap Tuan Wijaya lirih.

"Ayah hanya takut jika nanti kau kembali mengingat, maka kau akan pergi lagi meninggalkan ayah seorang diri nak." Tuan Wijaya kembali mengenang kejadian itu.

Sudah sejauh ini ayah memperjuangkan kehidupan kita dengan susah payah, ayah tidak akan membiarkanmu mengingat semua yang pernah kau lakukan dimasa lalu.

Tanpa sadar, Tuan Wijaya meneteskan air mata. Hatinya selalu di penuhi kekhawatiran. Ia tidak ingin anaknya mengingat masa lalunya.

********

Setelah acara pemakaman Adelia selesai, Tuan Wijaya menghilang bagaikan ditelan bumi. kabarnya yang simpangsiur membuat semua orang kembali bertanya-tanya. Bahkan, perusahaan yang telah dia bangun dari nol kini ia tinggalkan dan ia percayakan kepada sang sahabat. sahabat yang bernama Agung kusuma. Penggabungan kedua perusahaan itu membuat perusahaan itu sulit untuk di jatuhkan. Dan kini perusahaan tambah berkembang dengan begitu pesat dan maju.

Setelah memberikan perusahaan yang ia miliki kepada temannya. Tuan Wijaya menghilang dari kota B. Ia hanya menyisakan kabar kalau ia telah bunuh diri, karena tidak sanggup hidup sendirian dan kini telah meninggal dunia. namun semua kebohongan itu diketahui oleh sahabatnya. Hingga suatu hari ia nekat menemui Tuan Wijaya dan kaget melihat bahwa Adelia masih hidup.

Seorang pria berjas hitam dengan kemeja berwarna biru datang mendekati Adelia. Dengan wajah penuh pertanyaan, pria itu mencoba memberikan diri dan berkata.

"Adelia...." ucap Tuan Agung saat melihat Adelia duduk sendirian di halaman depan.

Adelia yang merasa seseorang memanggil namanya kemudian mendongak dengan bingung.

"Maaf, apa anda mengenal saya?" tanya Adelia sambil beranjak dari tempat duduknya.

Tuan Wijaya yang melihat kejadian itu dari balik jendela, secepat mungkin ia berlari keluar rumah.

"Tuan Agung ... bagaimana kabarmu??? seru Tuan Wijaya sambil memeluk tubuh Tuan Agung, "Adelia, buatkan dua cangkir teh, hari ini kita kedatangan tamu penting. Tuan Agung adalah direktur ditempat ayah bekerja." ucap Tuan Wijaya sambil memberikan kedipan mata kepada sahabatnya."

"Baik ayah." jawab adelia setelah itu berlalu pergi ke dapur.

"Apa maksud semua ini Tuan Wijaya? Kau berhutang penjelasan banyak padaku, kau menghilang dan sekarang aku menemukanmu di rumah kecil ini bersama putrimu. Tapi kenapa kau berbohong padanya? kenapa dia tidak mengenaliku?" ucap Tuan Agung penuh pertanyaan.

"Aku tidak bisa menjelaskan semuanya disini. Kita akan membicarakan ini dilain waktu dan saat jauh dari putriku. jawab Tuan Wijaya sambil terus memperhatikan Adelia yang sudah berjalan semakin dekat kearahnya.

Adelia meletakkan dua cangkir teh dan terus memperhatikan Tuan Agung. Apa dia bos ayah, dari tampilan yang beliau kenakan terlihat sangat kaya. batin Adelia.

"Silahkan Tuan." Adelia tersenyum memandang Tuan Agung.

"Terimakasih adelia." balas Tuan Agung dengan wajah kembali memandang Tuan Wijaya.

Aku tidak mengerti apa yang sedang kau rencanakan kawan. Mudah-mudahan, ini akan membuat kehidupanmu jauh lebih baik Tuan Wijaya. batin Tuan Agung.

Adelia segera meninggalkan tempat ayahnya. Setelah melangkahkan kaki sedikit jauh, terdengar suara orang terjatuh. Adelia segera membalikkan badannya, sungguh bukan pemandangan indah yang dilihatnya. Sang ayah terlihat terjatuh di atas rerumputan taman.

"Ayah....."

jeng jeng jeng apa yang akan terjadi selanjutnya?

jangan lupa tinggalkan jejak like komen ya kakak 😘

Terpopuler

Comments

🍀⃟🦘мєттα_ɳყαᶠᵉⁿⁱ 𒈒⃟ʟʙᴄ

🍀⃟🦘мєттα_ɳყαᶠᵉⁿⁱ 𒈒⃟ʟʙᴄ

Mending jujur sblm kebenaran itu diketahui Adel dr orang lain

2022-10-04

0

off

off

kebohongan apa pasti ada ketahuan kebohongan tetaplah kebohongan lah

2022-10-04

1

@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha

@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha

walaupun demi kebaikan ttp aja kebohongan itu bikin ga tenang .lebih baik jujur

2022-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!