Bab 04

Flashback beberapa bulan yang lalu .....

"Tuan, hari ini kita akan segera meresmikan gedung baru yang telah selesai kita bangun di sebelah mall. Semua telah dipersiapkan. Kita tinggal berangkat setengah jam lagi," ucap seorang sekretaris dengan hormat.

Saat hendak berbicara, tiba-tiba terdengar suara bunyi handphone berdering. Membuat Tuan Wijaya mengurungkan niatnya untuk menjawab sang sekretaris. Digeser layar pada ponselnya sehingga terdengar kabar dari seberang sana. Langsung membuat Tuan wijaya berubah sikap, dan langsung berlari cepat menuju ke arah parkiran, dengan wajah begitu khawatir.

Ia tidak lagi memperdulikan perkataan wanita yang menjadi sekretarisnya itu. Tau kedatangan Tuan Wijaya, dengan sigap, seluruh pengawal mengikuti langkah tuan Wijaya dari belakang.

"Kita ke rumah sakit kota B.'' ucap Tuan Wijaya dengan nada yang lemah.

"Baik, Tuan," jawab sang supir dengan penuh hormat. Supir itu mulai mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Beberapa menit kemudian, Tuan Wijaya beserta rombongan pengawal telah tiba di sebuah rumah sakit. Dengan sigap salah satu pengawal membukakan pintu mobil untuk Tuan Wijaya. Tanpa berucap sepatah katapun Tuan Wijaya segera berlari cepat kearah tujuannya.

Setelah sampai, disana sudah ada seorang dokter dan satu orang lagi pria dengan tubuh tegap. Pria berbadan tegap itu menyapa tuan Wijaya, dengan membungkuk hormat.

"Nona muda selamat ,Tuan." ucap sang dokter dengan wajah yang tidak terlalu bahagia.

"Benarkah? syukurlah kalau putriku selamat, Dimana Adelia ditemukan?" tanya Tuan Wijaya kepada pria berbadan tegap itu. Ia adalah orang yang ditugaskan mencari anak semata wayangnya. Yang telah menghilang, beberapa hari yang lalu.

"Nona ditemukan, tidak jauh dari tempat ia kecelakaan, Tuan. Tubuhnya terjebak di dalam lubang yang amat dalam, hingga menyulitkan polisi untuk mencarinya." jawabnya dengan penuh penjelasan yang lengkap.

"Baiklah, apa ada luka yang serius yang Adelia alami dokter?" tanya Tuan Wijaya, yang mengalihkan pertanyaan kepada sang dokter.

"Tidak ada luka yang perlu dikhawatirkan, Tuan. Semua luka sudah diobati, tinggal menunggu pemulihan saja. Tetapi...." ucapan sang dokter berhenti sejenak, sambil menghela nafas panjang, Baru melanjutkan penjelasannya yang tertunda sejenak.

"Nona Adelia kini mengalami kehilangan semua ingatannya. Akibat benturan keras yang mengenai bagian kepalanya," Jelas sang dokter.

Hal itu membuat tuan Wijaya terdiam dan menunduk sedih. Apa yang terjadi hari ini membuatnya shock. Bingung harus bagaimana fikiran Tuan Wijaya seketika buntu. Setelah dirasa sudah bisa berpikir jernih Tuan Wijaya segera menemui putrinya.

Di dalam ruangan itu Adelia terbaring lemah dan memejamkan matanya, melihat itu tuan Wijaya menjadi sedih. "Kenapa dia belum sadar?" tanya Tuan Wijaya dengan sedih.

"Belum tuan, Nona akan segera sadar setelah beberapa hari. Pasca operasi besar yang telah dijalani, membuat nona Adelia harus beristirahat beberapa hari. Sampai nanti, ia kembali membuka matanya"

"Saya akan membawa Adelia pulang!" tegas Tuan Wijaya.

"Baik Tuan, saya akan mempersiapkan semua alat yang akan digunakan nona Adelia." jawab sang dokter dan segera melangkah pergi menjalankan tugasnya.

"Apa ada yang tahu, kalau Adelia selamat? tanya Tuan Wijaya cemas. Ia terus menatap wajah sang putri.

"Tidak ada Tuan, hanya beberapa orang kepercayaan kita yang mengetahui tentang berita ini."

"Baiklah, buat berita seolah-olah dia tidak selamat. Aku ingin putriku menghilang dari dunianya. Aku akan membawa dia pergi ke tempat yang jauh. Ke tempat yang tidak ada seorangpun, yang akan mengenalinya." pinta Tuan Wijaya dengan tegas.

"baik, Tuan." ucap pria berbadan tegap itu kemudian pergi menjauh meninggalkan Tuan Wijaya.

Tanpa butuh waktu lama, di kota B digemparkan dengan berita penemuan nona muda Adelia, yang telah hilang akibat kecelakaan yang ia alami. bukan memberi kabar bahagia malah mereka justru mendapatkan kabar duka, bahwa sang putri telah meninggal dunia."

Upacara pemakaman Adelia dihadiri banyak orang-orang penting yang telah bekerjasama dengan tuan Wijaya. Tuan agung kusuma beserta sang isti juga turut hadir dalam acara penghormatan terakhir untuk Adelia.

Semua orang yang mengenal Adelia ikut bersedih, banyak yang menyayanginya dan mengantarkan kepergian adelia. bahkan tanpa bisa melihat wajahnya untuk yang terakhir kalinya.

Tuan Wijaya sangatlah amat terpukul atas kepergian adelia sang putri. Semua orang turut menangis melihat kesedihan Tuan Wijaya.😭😭😭

Semua orang sangat tahu betul bahwa adelia merupakan putri tunggal Tuan Wijaya. Sang istri tercinta telah lama meninggalkan nya. dan kini disusul Adelia putri yang sangat amat disayanginya. Kehadiran Adelia tidak pernah membuat Tuan Wijaya berkeinginan membagi kasih sayang kepada wanita lain. baginya adelia adalah kebahagiaan yang dimilikinya. Hanya untuk Adelia ia berikan semua cinta dan sayang yang begitu besar yang ia miliki.

1 bulan sebelum hari pernikahan..

Di sebuah rumah sederhana yang dikelilingi pepohonan membuat nuansa rumah itu menjadi sangat asri dan nyaman. Sebuah kursi panjang berwarna putih yang sederhana namun terasa nyaman untuk sekedar bersantai menikmati angin yang semilir.

Dengan menggenggam segelas jus jeruk ditemani dengan brownies kukus coklat membuat suasana di pagi hari itu sungguh menyenangkan.

"Adel, lihat apa yang ayah bawa." Teriak sang ayah kepada putri yang amat dia cintai. Sambil berjalan mendekati sang putri, membawa sebuah kantong plastik berisikan sebuah makanan.

"Apa itu yang ayah bawa?" apa itu cake yang aku inginkan?" tanya adelia antusias sambil mendekati sang ayah.

"Iya dong sayang, ini ayah belikan hanya untukmu." Sambil memberikan kantong plastik yang dibawanya kepada putri tercinta.

"cake cokelat merupakan makan favorit adelia, dan telah ia dapatkan. tanpa meminta dengan paksa ayahnya sudah pasti membelikannya.

" Adelia sangat menyukai cake ini ayah, dari mana ayah tahu kalau aku sedang menginginkannya?" ucap Adelia penasaran sambil mengambil satu sendok cake cokelat yang telah dia letakkan di atas kursi.

"Ayah hanya kebetulan lewat di sebuah toko cake, dan membelinya untukmu Nak. Apa kamu suka? Lain kali ayah akan belikan lagi untuk mu," Tuan Wijaya mencubit pipi chubby yang dimiliki adelia dengan gemas.

"Aduh ayah ini sakit kenapa di cubit sih," adelia berkata sambil makan dan menggembungkan pipinya dan itu terlihat semakin menggemaskan dimata Tuan Wijaya.

Di kehidupan yang sederhana ini, adelia selalu memperoleh apapun yang dia inginkan. Semua permintaannya selalu dikabulkan oleh Tuan Wijaya dan permintaannya tidak pernah terlalu berlebihan. Adelia sangat mengerti kondisi keuangan sang ayah dan keadaan yang mereka jalani saat ini.

Tuan Wijaya mengatakan bahwa memiliki uang pensiunan dari perusahaan tempat ia bekerja. karena adelia melupakan sesuatu kalau ayahnya adalah orang kaya.

Dan ayah berkata uang itu dibaginya menjadi dua, untuk membayar biaya pengobatan saat kecelakaan, lalu sebagian lagi untuk kehidupan mereka sehari hari.

Tanpa memberi tahu jumlah uang pensiunan yang ia miliki. Tuan Wijaya selalu saja tidak pernah khawatir kalau uang nya akan habis.

Terpopuler

Comments

🍀⃟🦘мєттα_ɳყαᶠᵉⁿⁱ 𒈒⃟ʟʙᴄ

🍀⃟🦘мєттα_ɳყαᶠᵉⁿⁱ 𒈒⃟ʟʙᴄ

pak Wijaya bnr² ayah dan suami idaman

2022-10-04

0

off

off

hebat Wijaya demi anaknya dia rela melakukan apa aja

2022-10-04

1

@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha

@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha

tuan wijaya sayang bangat sama Adelia sampai2 dia harus membuat berita seperti itu

2022-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!