Tidak terlalu jauh dari Kastil Claudia terdapat sebuah desa yang berada di pinggiran Hutan Agress Desa itu bernama Desa Moose.
Desa ini mempunyai dua ratus populasi, para warga di sini mayoritas pekerjaannya adalah pengrajin kayu dari pohon Hutan Agress dan hasil produksi kerajinan mereka biasanya adalah alat pertanian, mereka terkadang juga menjualnya di pusat Kota kecil Carran.
Dan juga karena Desa Moose berada di wilayah pinggiran Hutan, desa ini sejak hilangnya Sang Viscount menjadi wilayah yang langganan dari serangan para bandit yang bermarkas di Hutan Agress.
Berterima kasihlah kepada para lima puluh Ksatria yang ada di sini, karena dengan ada keberadaan mereka, walaupun selalu di gempur dengan gelombang serangan dari para Bandit Desa Moose tidak jatuh kepada para bandit dan sampai saat ini warga Desa masih belum ada yang menjadi korban tewas walaupun tentu saja tetap ada korban luka-luka.
Seratus lima puluh Ksatria di bagi menjadi tiga dan di sebar di tiga wilayah dan setiap wilayah dipimpin oleh ketua regu, salah satu ketua itu adalah Luke Archis.
Luke adalah seorang Ksatria yang mempunyai idealisme Ksatria yang tinggi, karena alasan itulah Sir Erwin memberikannya tanggung jawab untuk memimpin regu Ksatria yang berada di Desa Moose.
Tak hanya pemikirannya saja yang idealis tetapi tubuhnya juga sangat ideal dan benar-benar sangat cocok untuk seorang Ksatria, rambut hitam pekatnya ditata sangat rapi olehnya, wajah yang lonjong seksi membuat dirinya tidak hanya terlihat seperti Ksatria yang gagah dan berani tapi juga Ksatria yang tampan.
"Apa kau sedang patroli di sore-sore begini Tuan Luke? padahal para bandit menyerang hanya dua hari sekali sedangkan mereka sudah menyerang kita tadi pagi walaupun gagal. " Tiba-tiba seseorang nenek bertanya kepada Luke yang sedang berjalan di pinggiran Desa.
"Ah, ternyata kau nenek Cate. Begitulah karena kita tidak tahu kapan para bandit sialan itu menyerang kembali walau sudah kita pukul mundur terus, sepertinya mereka tidak punya nyali karena menyerang kita setelah itu kembali ke hutan kembali.
"Haha, iya iya. Kau sangat rajin sekali ya Luke, jika saja aku masih lebih muda mungkin aku sudah segera ingin menikahi mu. "
"Itu tidak mungkin nek, kau sudah terlalu cantik sampai bahkan diriku ini merasa kalau kau sudah terlalu tinggi untuk ku"
"Ah, k-kau emang pandai menggobal tapi itu tidak cukup mempan kepadaku kau tau." Dengan wajah tuanya nenek Cate tidak bisa menyembunyikan rasa malunya.
Luke yang melihat itu merasa bahagia karena bisa melihat kebahagiaan orang lain, karena itulah dia menjadi Ksatria adalah untuk melindungi kebahagiaan orang lain di dunia yang kejam ini.
"Sepertinya kau emang suka menggobali istriku ya, Tuan Luke. Tapi itu tak akan berguna karena istriku hanya mencintai ku seorang saja, bukankah begitu Cate ku sayang? hahaha! " tiba-tiba terdengar seorang berbicara kepada Luke dari belakang, dan sontak Luke langsung mengarahkan pandangan kepada orang yang berbicara itu.
"Duh, suamiku kau se-sebaiknya tidak membicarakan itu di luar rumah. " Lagi-lagi Nenek Cate dengan wajah tuanya terlihat sangat malu karena ucapan suaminya.
"Humph apaan, kita sudah bau tanah jad buat apa malu-malu seperti itu, benarkan tuan Luke? "
"Hahaha anda benar sekali Kek Wiz, kalian memang pasangan yang sangat serasi sampai membuat ku sangat iri kepada kalian. "
*kling kling kling!
"Para bandit menyerang dari timur dan selatan! para bandit menyerang dari timur dan selatan! "
Disaat mereka bertiga sedang berbicara dan saling bercanda, tiba-tiba terdekat suara lonceng alarm yang juga di iringi suara teriak peringatan dari salah satu prajurit pengawas yang berada di menara pengawas.
Mereka bertiga yang mendengar itu langsung panik karena tidak menduga serangan akan terjadi, bahkan kakek Wiz berusaha melindungi istrinya dengan memeluknya.
"Apa!? bukankah seharusnya hari ini sudah terjadi serangan tapi kenapa!?" teriak kebingungan Luke, tapi walaupun begitu Luke langsung berusaha mennghunuskan pedangnya dari sarung pedangnya.
Seperti yang dia dengar dari prajurit pengawas sebelumnya para bandit menyerang dari arah selatan dan timur, dan sialnya mereka sedang berada di daerah pinggiran desa bagian timur.
"Serang! "
Luke mendengar teriakan perang dan melihat para bandit berlari ke arah Desa dari Hutan Agress untuk menyerang Desa tentunya.
"Kek cepat bawa dirimu dan istrimu pergi dari sini!"
"Aku mengerti Tuan Luke, tapi bagaimana dengan dirimu!?"
"Cukup pedulikan dirimu saja! aku akan menahan mereka di sini."
"Tapi..."
"Ku bilang pergi! "
Tetapi di saat kakek Wiz baru saja ingin melarikan diri tiba-tiba sebuah anak panah mengenai leher Istrinya, Cate. Seketika nenek Cate yang terkena anak panah langsung terkapar di tanah dengan darah yang mulai mengalir banyak dari lehernya.
"Cate!? tidak!" teriak kakek Wiz yang sangat panik melihat istrinya.
Wiz dan Luke mencoba menyelamatkan dengan menutupi sumber darah dengan tangannya tapi semua itu hal yang sia-sia saja, nenek Cate yang sebelumnya ikut bercanda bahagia dengan mereka akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Di saat mereka hanya bisa terdiam duduk di sisi nenek Cate dan menahan rasa sedih, Luke melihat pasukan kavaleri bandit mulai menghampiri mereka.
"Sebaiknya kau segera pergi dari sini kek, aku akan menahan mereka dan tak perlu khawatir dengan mayat istri mu karena aku akan menjaganya" ujar Luke kepada kakek wiz yang berada di dekatnya.
Meskipun begitu Kakek Wiz terlihat tidak ingin pergi dari sisi istrinya, dia tetap berdiam diri duduk di samping mayat istrinya yang masih berada di tanah.
"Andaikan aku lebih cepat membawanya mungkin dia tidak akan.... "
"JIKA KAU MERASA BERTANGGUNG JAWAB MAKA LARI LAH DAN BAWAKAN AKU BALA BANTUAN, APA ISTRIMU INGIN MELIHAT MU TIDAK BERGUNA SEPERTI INI!?"
Teriakan Luke akhirnya sedikit menyadarkan Kakek Wiz, dengan perlahan dia segera bangkit dan menjauh dari medan pertempuran secara berlahan dan dengan bertahap menambah kecepatannya.
"Baiklah, sekarang yang harus lakukan adalah menahan mereka seorang diri dan menunggu anak buah ku datang ke sini."
Dengan percaya diri dan penuh perasaan untuk membunuh para bandit yang semakin bergejolak di benaknya dia akhirnya kembali berdiri kembali dan memposisikan tubuhnya ke posisi kuda-kuda, kedua tangannya juga memegang gagang pedang dengan kokoh.
Tidak peduli walaupun pasukan berkuda musuh siap menerjangnya dia tetap berdiri pada posisinya dan tak ada pikiran untuk melarikan diri sekalipun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Dian Isnu
🤭🤭🤭 jangan lengah luke
2022-11-22
0
※⋆«▹Ran◃»⋆※
Lah😐
2022-11-07
1
※⋆«▹Ran◃»⋆※
Nenek puber😅😅
2022-11-07
1