"Apakah Yang Mulia memanggil saya? "
"Ah, jadi kau yang namanya Sir Erwin? duduk lah aku punya sesuatu untuk kita bicarakan"
"Apa yang Anda maksud? bukakah kita sudah sering saling bertemu sebelumnya? "
Sial, aku seketika ingin memukul mulutku sendiri karena sudah ceroboh untuk berbicara yang tidak-tidak. Bahkan Sir Erwin hanya dengan satu matanya bisa melihat ku dengan sangat mengerikan, seseorang tolong aku.
"Oh ya Sir Erwin, aku lupa memberi tahumu kalau Nyonya Luzia sebenarnya mengalami lupa ingatan."
"Hmm, begitu ya. "
Terima kasih Clotte-chan kau sudah menyelamatkanku dari tatapan mengerikanya, tapi bukankah seharusnya kau memberi tahunya sejak awal kenapa kau sampai lupa.
Setelah Sir Erwin menghilangkan tatapan menyeramkannya, dia berjalan ke arahku mengambil kursi yang di dekatku dan mendudukinya. Akhirnya kita duduk saling berhadapan satu sama lain, tentu saja dengan meja ditengah yang terdapat sebuah petaku buka tadi.
Uh, karena dia sudah lebih dekat dari sebelumnya tatapannya tetap saja semakin mengintimidasiku, aku bahkan sampai susah untuk memulai pembicaraan karena saking gugupnya.
"Jadi, apa yang anda ingin bicarakan? "
Dia terlihat mengajukan pertanyaannya dengan bumbu intimidasi yang cukup kuat, apa yang sebenarnya Luzia yang asli lakukan sampai membuat pria ini seperti membenciku?
"Ah, iya..... "
Kuatkan dirimu Raisa, kau cukup bertingkah sok kuat dan keren seperti disaat bersama Erika dan sudah waktunya untuk serius karena banyak nyawa di wilayah ini bergantung pada tanganmu. Akhirnya aku merubah raut wajahku menjadi lebih serius, Sir Erwin yang melihatnya terlihat agak terkejut.
"Aku mendengar beberapa situasi yang terjadi dari Clotte, tetapi aku ingin mendengar laporannya lebih lengkap dari mu, Sir Erwin"
"Dimengerti, mungkin Clotte sudah melaporkan kepada Anda jika kami para Ksatria sudah menenangkan kerusuhan di beberapa sektor jadi anda tidak perlu khawatir dengan itu. Yang perlu kita khawatirkan adalah para bandit yang bersembunyi di hutan Agress."
"Ya, aku sudah mendengar itu dari Clotte tapi tidak bisa kah kita langsung menyerbu markas mereka di Hutan? "
"Sayangnya itu tidak mungkin Yang Mulia, kita masih tidak tahu keberadaan markas mereka sedangkan mereka sangat mengetahui wilayah Hutan bisa saja kita terperangkap jebakan mereka, karena heavy armor para ksatria yang berisik bisa membuat mereka tau keberadaan kita di Hutan. Untuk saat ini Desa yang sering jadi sasaran mereka adalah Desa Moose dan Altunie karena kedua Desa itu adalah yang paling dekat dengan Hutan Agress, kami juga pernah mencoba
menawan bandit tapi karena armor berat kami dan kurangnya personel kita jadi kesulitan mengejar mereka, itupun personel kami hanya seratus lima puluh di bagi menjadi tiga kelompok dan di sebar di tiga sektor Desa Moose, Desa Altunie, dan Kastil Claudia."
Jadi disini jika disimpulkan masalah kita dalam menghadapi bandit adalah kurangnya informasi markas mereka, kurangnya personel, dan kurangnya mobilitas para ksatria yang disebabkan oleh armornya sendiri. Jika memang begitu pertama yang kita harus lakukan adalah menambah personel.
"Sir Erwin, maka yang harus kita lakukan pertama adalah menambah personel tempur kita."
"Jika yang anda bicarakan adalah bala bantuan dari pusat aku ragu mereka akan mengirimkannya, karena wilayah pusat sedang disibukkan dengan masalah pasca kalah perang dengan Kekaisaran Kharza, dan mereka juga disibukkan oleh persaingan antara Parlemen Kirya dan Raja muda Joash ke-IV."
Aku baru mengetahuinya jika ternyata negara ini punya konflik internal yang cukup fatal untuk negara, tidak peduli seberapa mengerikan berperang dengan negara tetangga jika kau terlibat perang saudara orang yang kau perangi mungkin saja orang yang sudah sangat kau kenal seperti saudaramu sendiri atau teman terdekatmu.
Karena sebelumnya informasi yang diberikan oleh Clotte hanyalah informasi wilayahku saja dan aku benar-benar tidak tau tentang hal ini, tapi cukup wajar untuk dirimu untuk tidak tahu intrik politik di pusat jadi kau tidak perlu merasa bersalah karena kau tidak tahu tentang ini, walaupun kau imut saat merasa bersalah Clotte.
"Aku tidak pernah bilang untuk meminta bantuan dari pusat, Sir Erwin."
"Jika bukan karena itu bagaimana Yang Mulia bisa menambah personel baru sedangkan kita juga tidak punya dana untuk menyewa tentara bayaran"
"Benar, maka dari itu yang hanya bisa kita lakukan adalah merekrut para penduduk desa untuk menjadi prajurit, bahkan kedepannya aku ingin membuat sistem wajib militer di wilayah ku. Karena seperti yang anda bilang Sir Erwin, para orang pusat sudah terlalu sibuk dengan intrik politik mereka yang konyol, jadi yang hanya bisa kita lakukan untuk melindungi diri kita sendiri adalah memperkuat diri. "
"Apa!? "
Seketika Clotte dan Sir Erwin dengan kompaknya terkejut dan berteriak kepadaku, dan membuat segelas teh ku tumpah karena goncangan suara terkejut mereka. Karena melihat tehku yang tumpah di baju ku Clotte dengan paniknya berusaha membersihkannya, dia juga sangat imut saat panik. Entah kenapa disaat aku senyum-senyum kepada Clotte, Sir Erwin terlihat sangat kesal.
"Yang Mulia, aku tau kita dalam keadaan yang sangat genting tapi jika anda membuat kebijakan wajib militer di wilayah yang minim populasi ini, bukankah akan berdampak buruk pada produksi wilayah? "
"Ya, aku sendiri menyadari itu Sir Erwin makanya aku ingin kau memberikan pesan kepada ketua di setiap Desa dan Kota untuk datang ke Kastil ini, tetapi sebelum kita akhiri diskusi ini aku ingin menanyakan beberapa hal."
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=Pov Ketiga\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sudah dua jam lebih Erwin berdiskusi tentang wilayahnya dan akhirnya setelah pembicaraannya dengan Luzia selesai, dia keluar dari kamar Luzia menuju ke pintu keluar Kastil didampingi bersama Clotte.
Di dalam perjalanan keluar Kastil Erwin masih tidak percaya dengan perubahan sifat dari Luzia, karena Luzia yang dia kenal adalah seorang anak bangsawan pemalas dan sombong dengan title kebangsawanannya, dan sekarang Luzia yang dia lihat seolah seperti berbeda orang.
Erwin dari dulu membenci Luzia karena dia selalu membuat anaknya Clotte menderita, tapi karena itu bagian dari perintah Viscount untuk Clotte menemani Luzia, Erwin tidak bisa melakukan apa-apa.
"Apa kau tau bagaimana caranya sifatnya yang dulu arogan itu seketika menghilang?"
"Aku tidak tau ayah, disaat dia bangun dari komanya tiba-tiba sifatnya sudah berubah secara drastis. Tetapi meskipun begitu setidaknya dengan sifatnya itu dia dapat membantu menyelesaikan masalah di wilayah ini selesai. "
"Yah, kau benar..... "
Tidak bisa menentang apa yang diucapkan oleh anak perempuan kesayangannya, Erwin berusaha melupakan perubahan Luzia dan mencoba berpikir positif, karena dia dulu pernah mendengar syairan dari seorang penyair di ibukota yang mengatakan
Orang yang sudah pernah merasakan hidupnya dalam ujung tanduk akan mencoba untuk memperbaiki prilakunya jika diberi kesempatan kedua.
Setelah mengutip sebuah kalimat dari penyair di benaknya, Sir Erwin hanya bisa tersenyum dan menggaguk karena dia merasa situasi yang menyebalkan ini akan segera hilang dari wilayah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Dian Isnu
ok semangt kak
2022-11-18
0
Ya
sedikit sependapat
2022-11-10
1
Nyonya Gunawan
Smoga luzia bsa membawa perubahan..
2022-08-05
2