Setelah beberapa minggu, kediaman Ryo dan Ha-na telah dibangun dengan sempurna. Nampak Ryo sangat senang dengan model bangunannya, terlihat begitu otentik dan kuno.
Sebuah rumah dengan tema abad pertengahan, di dalam rumah tersebut tersimpan banyak buku, yang di bawa Ryo dari dunia asalnya.
Ha-na yang menjadi asisten pribadinya, nampak sangat cantik dengan pakaian maid-nya. Dengan rambut hitam pendeknya dan mata kecoklatannya, menambah kesan cantik pada dirinya.
"Baiklah ... jasa konseling ini mungkin adalah pilihan terbaik saat ini."
"Tuan Ryo ... apakah Tuan benar-benar yakin dengan ide ini?"
"Tentu saja Ha-na ... aku bisa memberikan mereka semangat dan tempat untuk bercerita kepada mereka yang membutuhkan. Ditambah lagi ... aku bisa menjual buku atau menyewakan tumpukan buku itu agar menghasilkan uang tambahan."
"Memang Tuan lah yang terbaik," ucap Ha-na sambil tersenyum.
"Baiklah aku akan merokok sebentar, seingatku ... rokok yang kumiliki hanya tersisa 5."
Ketika membuka tempat penyimpanan rokoknya, Ryo terkejut karena rokoknya kembali terisi penuh.
"Hah!? apakah rokok ini memang benda sihir?"
Ha-na yang kebingungan bertanya kepada Ryo.
"Apa maksud anda Tuan?"
"Aku benar-benar masih ingat betul Ha-na ... aku kesini membawa 12 rokok, sepanjang jalan aku juga menghisapnya. Namun rokok itu kembali menjadi 12."
"Mungkin memang sihir disini nyata adanya."
Tanpa basa-basi Ryo langsung menghisap rokok tersebut, Ha-na yang masih penasaran wajah dibalik topeng Ryo, mulai menanyakan soal wajah pria itu yang selama ini tertutup.
"Tuan Ryo ... bagaimana anda masih nyaman memakai topeng itu."
Kali ini Ryo mulai menjawab pertanyaan Ha-na dengan detail.
"Aku sengaja membuat topeng ini melekat kepada wajahku, sebab ... aku tidak mau orang-orang melihat wajahku yang buruk rupa ini. Aku membuat lubang yang besar pada bagian mulut topengku agar aku bisa tetap merokok."
"Apakah wajah tuan Ryo sangat menakutkan?"
"Hahahahahaha, tentu saja ... wajah ini bisa membuat orang terhipnotis."
Ha-na yang tak sabaran mulai mendekatkan dirinya ke Ryo, ia mulai merangkul Ryo dan duduk di pangkuan pria itu.
Sontak Ryo yang melihat kejadian ini menjadi terkejut, nada bicaranya menjadi terpatah-patah.
"Ha-Hana ... bi-bisakah kau tidak duduk di-dipangkuanku."
"Aku ini sangat mencintaimu Tuan ... bagaimana mungkin aku tega meninggalkanmu sendirian di dunia yang asing ini."
"Brak!"
Seseorang tiba-tiba masuk kedalam rumah tersebut, Ryo dan Ha-na yang dalam kondisi seperti itu terkejut.
Begitu pula dengan wanita yang baru saja masuk itu, ia langsung berteriak.
"Achkk! maafkan aku telah mengganggu kalian ... aku akan kembali lagi jika urusan kalian sudah selesai."
"Ti-tidak ... anda salah paham," ucap Ryo kepada wanita itu.
"Aku yang salah ... tidak mengetuk pintu terlebih dahulu."
"Ha-na ... turunlah dari kakiku."
"Ck! Baiklah," ucap Ha-na dengan perasaan kesal.
Setelah Ha-na turun dari pangkuan Ryo, wanita itu dipersilahkan duduk, ia memiliki ciri-ciri rambut berwarna perak dan mata yang berwarna merah.
"Baiklah ... apakah ada yang bisa aku bantu nyonya?" tanya Ryo kepada tamunya itu.
"Namaku Sybell Hartman, ras vampir dan aku mendengar desas-desus ada orang yang membuka konseling."
"Hmm ... nama yang bagus, perkenalkan ... namaku adalah Petunia, hanya manusia biasa."
Sybell yang mendengar pria itu sangat rendah hati, sedikit tertarik dengan latar belakangnya dan status miliknya.
"Maafkan aku Tuan Petunia ... kalau boleh tahu? berapakah level dan kelas milik Tuan?" tanya Sybell dengan polos.
"Apakah level dan kelas akan mempengaruhi reputasi disini? aku tidak memiliki kelas maupun level yang tinggi."
Sybell yang mendengarnya kaget, lalu dia mencoba melihat stat Ryo menggunakan mata vampirnya.
"Ti-tidak mungkin ... aku tidak dapat melihat kelas maupun level anda."
"Itu tandanya memang aku tidak memiliki keduanya."
Ketika Sybell mencoba melihat Mana milik Ryo, ia dibuat sangat terkejut ... karena Mana-nya tidak dapat terdeteksi.
"Tu-tuan ... apakah kamu benar-benar manusia?"
"Lupakan pembahasan soal level maupun kelas, aku ingin tahu alasan anda datang ke rumah ini."
"Maafkan aku ... aku kesini karena aku ingin bercerita sedikit soal masalahku."
"Baiklah teruskan ceritamu."
Sybell menceritakan soal kekuatannya yang berhenti di level 100 dan status nya tidak pernah meningkat selama 5 tahun terakhir.
"Ahh ... jadi ini soal kesulitan anda dalam naik level, apakah ada yang menganggu pikiran anda akhir-akhir ini?"
"Mungkin tidak ada ... namun keluargaku sedang dalam kondisi yang buruk."
"Asumsikan masalah tersebut karena anda memikirkan konflik keluarga, hal itu yang menyebabkan anda tidak bisa fokus kepada tujuan anda."
"Mungkin ada benarnya ... jadi apa yang harus saya lakukan?"
"Apakah nyonya Sybell memiliki beberapa buku?" tanya Ryo dengan mata yang seolah-olah menyala dibalik topengnya.
Sybell yang tiba-tiba merasakan tekanan ini menjadi sedikit takut, meskipun hal ini terjadi karena wanita itu tidak dapat melihat kekuatan Ryo, dan ia berasumsi dengan pola pikirnya sendiri.
"A-aku ... memiliki beberapa buku sihir, namun itu hanyalah buku sihir kelas atas yang biasa."
"Maafkan aku nyonya ... kalau buku sihir ... aku tidak memilikinya, namun nyonya bisa mencoba buku rekomendasiku ini."
Kemudian Ryo berdiri dari tempat duduknya, ia mulai mencari buku filsuf yang dapat membantu alam bawah sadar seseorang untuk menjadi fokus.
"Ahhh ... ini dia bukunya," ucap Ryo sambil mengambil buku dari rak raksasa miliknya.
Ryo kembali ke tempat duduknya dan menyerahkan buku itu kepada Sybell.
"Tu-tuan buku apa ini, kenapa warnanya hitam."
Ryo sedikit kebingungan, karena pada dasarnya buku yang di ambilnya memiliki warna biru, dan ada gambar seseorang yang sedang melihat lautan luas.
"Buku tersebut berwarna biru ... nyonya Sybell."
"Ti-tidak Tuan Petunia ... buku ini berwarna hitam gelap dan ada gambar mata yang sangat besar di bagian depannya."
'Apakah buku ini berbeda jika dipegang dengan seseorang, baiklah sudahlah lupakan ... yang penting isi dari buku ini,' gumam Ryo.
"Baiklah aku akan menceritakan sedikit buku yang sedang anda pegang, menceritakan soal seseorang yang selalu tidak bisa fokus dalam suatu hal yang ingin dicapainya, akhirnya ia selalu belajar fokus dan menenangkan pikirannya dengan memandang lautan yang biru."
"Baiklah ... aku paham, aku akan meminjamnya terlebih dahulu."
"Pastikan nama anda tertulis di buku tamu ini, jika ada perkembangan ... datanglah kesini."
Sybell langsung menuliskan namanya di dalam list tamu, ia terkejut karena ia adalah pelanggan pertama. Sybell pun meninggalkan ruangan tersebut dengan membungkukkan badannya.
Ryo yang masih penasaran akhirnya mengajak Ha-na untuk memeriksa buku-buku miliknya, ia ingin memastikan bahwa buku itu adalah buku yang sama.
"Ha-na ... apakah kamu bisa menjelaskan buku-buku yang aku sedang pegang ini?"
"Tentu saja ... buku yang Tuan pegang memiliki warna kuning, memang kenapa Tuan?"
"Hufft ... syukurlah kamu benar menebaknya."
"Apakah anda mengira saya buta warna!?"
"Tentu bukan seperti itu Ha-na."
Lalu Ryo menjelaskan apa yang terjadi barusan, Ha-na yang mendengarnya langsung memberikan sebuah asumsi yang cukup masuk akal.
"Mungkin semua ini terjadi karena perbedaan bahasa yang dipahami mereka, warna juga berpengaruh mungkin."
"Ahh ... benar, oleh karena itu ... buku ini menyesuaikan dengan bahasa disini dan gambar yang dapat mereka pahami."
\=\=\=[MRP Encyclopedia]\=\=\=
• Buku sihir
- Level paling rendah ialah E dan untuk level tertingginya adalah S, rata-rata buku kelas S dimiliki oleh kerajaan yang berpengaruh. Salah satunya adalah ras vampir dari keluarga Hartman.
• Buku Ryo
- Pada dasarnya semua buku Ryo berasal dari bumi, hal ini yang menyebabkan bahasa dan gambarnya terdistorsi dengan dunia baru ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
bacot gaming125
mirip komik y thor terinspirasi kah??
2022-09-03
2