005. Baik atau jahat

^^^(sudut pandang ketiga)^^^

Toonnnnkkk

Toonnnnkkk

Toonnnnkkk

Suara lonceng keras bergema di seluruh penjuru kota.

"Organisasi rahasia sudah melakukan serangannya."

Ini persis seperti di legenda naga kegelapan. Penyerangan organisasi rahasia ditandai dengan bunyi lonceng yang terdengar di seluruh kota.

Elvin pergi ke balkon kamarnya. Kamarnya berada di lantai paling atas kastil. Menggunakan mata mahardika dia bisa melihat setiap sudut kota dengan jelas.

"Itu Arka!"

Elvin sudah bisa melihat Arka yang sedang berusaha menyelamatkan warga kota.

"Tidur saja."

Penyerangan tidak akan sampai ke kastil. Dengan adanya Arka semuanya akan lancar. Tindakan yang dilakukan Elvin selama ini tidak begitu banyak mempengaruhi cerita.

Jadi tidur tidak akan masalah. Meskipun ini masih siang. Lagipula dia tidak bisa kemana-mana saat kota sedang diserang.

Itulah yang di pikiran Elvin. Kenyataannya, baru lima belas menit dia rebahan di kasur, sudah ada orang yang masuk ke kamarnya.

"Kalau masuk itu lewat pintu. Jangan lewat jendela, itu tidak sopan."

Elvin masih rebahan malas di kasur. Dengan aktifnya mata mahardika yang memberikan kemampuan pengelihatan 360 derajat, dia tidak perlu menengok untuk melihat penyusup itu.

"Bangsawan sialan selalu bicara banyak omong kosong tentang sopan santun."

Mendengar itu senyum tumbuh di wajah Elvin.

"Mengajarkan sopan santun pada anjing itu sudah merupakan kewajiban kami."

"Sialan kau bilang apa?!" Amarah mulai muncul dalam dirinya.

Dari dulu dia tidak suka bangsawan. Mereka tamak, mereka egois, mereka sombong. Dia membenci semua hal tentang bangsawan.

Alasan kenapa dia masuk ke organisasi rahasia tidak lain dan tidak bukan karena ingin menghajar para bangsawan ini.

"Anjing, aku mengajarimu sopan santun. Rendahan sepertimu seharusnya bangga bisa diberi pelajaran oleh aku yang mulai ini." Kata Elvin masih tidak melihatnya.

"Orang yang tidak tahu dasar komunikasi ingin mengajariku? Kalau bicara dengan orang tatap orang itu!" Dia membalas ejekan Elvin.

"Itu tidak diperlukan. Melihat kotoran sepertimu hanya akan merusak mataku."

"Sialan!" Amarahnya mencapai batas.

Dengan pedang ditangan, dia mengayunkannya ke Elvin.

Melihat tidak ada perlawanan dari Elvin, dia merasa senang. Dia berpikir, "lagipula apa yang bisa dilakukan sampah dari kalangan bangsawan ini?"

Tapi, semua tidak seperti harapannya. Pedang yang seharusnya memotong kepala Elvin, itu hanya berhenti tepat di atas kepalanya.

"Apa!" Dia sangat terkejut.

"Nggak mempan." Elvin mengejek dan seringai.

"Jangan sombong dulu, sialan!" Matanya melotot marah melihat Elvin.

Tanpa pikir panjang dia memulai serangan lagi. "Mati!"

Sebuah tombak muncul dari udara hampa, sebelum meluncur ke arah Elvin dengan sangat cepat.

"Pusaka ya? Ini mengejutkan." Elvin tidak menyangka seorang figuran belaka mempunyai pusaka.

Tapi serangan itu juga percuma. Tombak itu hanya berhenti di udara.

"Apa!?" Dia terkejut bukan main. Kali ini ketakutan yang ada. Pusaka itu adalah serangan pamungkasnya.

Sekarang serangan itu masih gagal, lalu apa lagi yang bisa dia lakukan selain ketakutan.

"Giliran ku."

"Ap- apa ini?!" Dia berteriak ketakutan.

Sebuah kekuatan tak kasat mata berusaha memutar kepalanya melebihi yang bisa dilakukan manusia.

"Hen- hentikan." Dia mulai memohon ampunan dengan menyedihkan, "aku mohon,,, ampuni aku, aku tidak ingin mati!"

Krak

Permohonannya percuma. Kepalanya sudah berputar seratus delapan puluh derajat.

...[Anda mendapatkan satu hadiah]...

Sebuah notifikasi dari sistem untuk Elvin.

"Bagus, tidak sisa-sisa aku banyak berbicara."

Semua ejekannya tadi semata-mata hanya untuk menjadikannya musuh agar ketika dia dikalahkan Elvin bisa mendapatkan hadiah.

"Buka hadiahnya."

...[Satu poin ketrampilan didapatkan]...

"Berapa banyak poin ketrampilan ku sekarang?"

...[Sepuluh]...

"Taruh semuanya ke capacity."

...[Capacity naik ke level dua]...

...[Anda sekarang bisa menggunakan tiga pusaka]...

...[Poin ketrampilan anda sudah habis]...

"Bagus."

Elvin menarik mayat orang yang baru saja dibunuhnya sebelum menghentikannya tepat didepannya.

Dia menyentuh tubuh itu sebagai syarat untuk melakukan salah satu ketrampilan yang dia miliki.

"Deprivation."

...[Pusaka berhasil diambil]...

Notifikasi sistem muncul.

Ketika pengguna pusaka mati, itu tidak akan bisa di deteksi bagian tubuh mana yang mengandung pusaka. Untuk mendeteksinya harus menunggu hingga beberapa hari untuk melihat bagian mana yang mengalami pembusukan lebih lambat dari yang lainnya.

Tapi tanpa melakukan proses lama itu. Elvin hanya perlu menggunakan deprivation untuk mengambil pusaka yang ada.

Meskipun, ada batasan dalam peringkat.

...[Flying spear]...

...Kategori: pusaka umum....

...Sebuah pusaka biasa di tingkat yang umum....

...Kemampuan: mampu membuat satu tombak yang bisa diterbangkan ke musuh atau digunakan sebagai tombak seharusnya digunakan....

...Kekurangan: tidak ada....

...Konsumsi: bisa stamina atau kesadaran, tergantung penggunaan. ]...

"Payah."

...[Apakah anda ingin melakukan asimilasi pada pusaka ini?]...

"Tidak. Aku ingin mengkombinasikan ini jika aku memiliki pusaka lainnya di masa depan."

Selesai melakukan semua itu, Elvin melemparkan mayat itu ke dalam bagian kota yang sepi.

Lemparan itu sangat cepat sampai tidak ada yang melihat.

"Tidur."

Tapi lagi-lagi dia tidak bisa melakukan itu. Karena baru lima belas menit rebahan, ada orang yang masuk lagi.

"Kau?!" Elvin kali ini terkejut melihat yang masuk.

Orang yang masuk itu bisa terbilang sangat nyentrik di dunia ini. Karena dia terlihat seperti orang Indonesia di antara orang Eropa. Itu adalah Arka Mahawira.

"Halo."

"Ngapain ini orang disini? Bagaimana dengan kotanya? Apa pertempurannya sudah selesai?" Elvin bertanya-tanya di hatinya.

"Halo." Elvin menjawab dengan suara yang canggung. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku diminta Count untuk menyelamatkan Anda. Apa di sini ada penyerangan?"

"Tidak, tidak ada."

Mendengar itu, Arka hanya melihat ke lantai.

Melihat tingkah laku Arka, Elvin mengutuk dalam hati, "protagonis sialan!"

Sebagai protagonis, Arka diberikan segudang kemampuan yang luar biasa. Salah satunya mata naga, mata yang mampu melihat semua kebenaran.

Dengan mata ini dia bisa langsung tahu bahwa di sini, di kamar Elvin baru terjadi pertarungan. Dia bahkan tahu itu hanyalah pertarungan singkat yang dengan mudah di menangkan Elvin.

"Kalau anda bilang begitu maka begitulah."

Elvin senang dalam hati melihat Arka yang tidak membicarakan pertarungan dan memilih merahasiakannya. Alasnya sederhana, dia sendiri juga memiliki rahasia yang ingin dijaga.

Ayahnya pernah berkata, jika tidak ingin dipukul maka jangan memukul. Karena itulah, jika rahasia tidak ingin terbongkar maka jangan membuka rahasia.

"Kalau begitu saya pergi dulu." Dia berbalik dan berjalan pergi.

Melihat itu Elvin menghela nafas lega.

"Oh iya." Tiba-tiba Arka berhenti berjalan, dan teringat sesuatu.

"Apa lagi?" Elvin berkata dalam hati dengan jengkel.

"Anda ini orang baik atau jahat?"

"Hah, pertanyaan macam apa itu?" Itu adalah pertanyaan yang paling konyol yang pernah Elvin dengar. "Semua orang akan menjawab orang baik jika di tanya seperti itu."

"Begitu, kah?" Setelah itu dia masuk kedalam bayangan dan menghilang seolah-olah tidak pernah ada.

Melihat itu, Elvin mengerutkan keningnya. Meskipun dia memiliki sistem, mata mahardika, dan heaven will, bukan berarti itu semua menjamin keselamatannya.

Mata mahardika membuat semua tampak lambat, dan dengan heaven will dia dapat mencegah semua serangan mendarat pada dirinya. Tapi bagaimana jika ada sebuah serangan kejutan yang tidak bisa dia tangkal karena belum mengaktifkan mata mahardika.

Dia antara semua orang, tentunya Arka yang paling ahli dalam serangan kejutan. Melihat kemampuannya dalam menyembunyikan diri dalam bayangan.

"Bukankah itu artinya dia bisa membunuhku kapan saja."

Mengaktifkan mata mahardika adalah salah satu pencegahan terhadap serangan kejutan. Tapi dia tidak bisa mengaktifkan mata itu terus-menerus.

"Aku harus segera menyelesaikan masah ini."

Timbul perasaan ingin menjadi kuat dalam diri Elvin.

"Tapi untuk sekarang tidur dulu. Lagipula terlalu mencolok terbang di siang hari, terlebih sekarang di kota ada pertempuran.

Tiba-tiba, Elvin merasa ada yang salah.

"Kenapa itu protagonis bertanya seperti itu? Bukankah hanya dengan melihat saja dia seharusnya sudah tahu."

Bisa melihat jahat baiknya seseorang itu merupakan kemampuan Arka sejak dia di bumi.

"Mungkinkah dia tidak bisa melihat aku. Tapi kenapa? Kau tahu alasannya sistem?"

...[Itu karena kemampuan heaven will untuk melindungi pikiran pengguna.]...

"Seperti yang diharapkan dari pusaka peringkat mistik."

Elvin sangat senang dengan itu.

Melihat bahwa tidak ada gangguan lagi. Elvin benar-benar tidur kali ini.

Karena nanti malam dia ingin keluar untuk mengambil pusaka lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!