Kirani kemudian masuk dan duduk di samping Ryan, Marvin langsung menatap tajam Ryan, Ryan segera berdiri.
"Bos saya permisi" sambil berdiri.
"Keluarlah" jawab Marvin, kemudian Ryan berjalan keluar.
Marvin masi duduk di tempatnya memperhatikan Kirani, dan mengamati penampilan Kirani yang biasa saja, tidak ada yg bermerek.
"Om kenapa, ada yang salah dalam diriku" tanya kirani.
"Ayo waktunya kita keluar" sambil berdiri dan keluar dari ruangan.
Sekarang Marvin mengajak Kirani bertemu dengan pegawai-pegawai kepercayaannya, "Perkenalkan, kalian tentu sudah tau kalau wanita di samping saya ini adalah istri saya".
"Kenalkan nama saya Kirani Anastasia, senang bisa menjadi keluarga Jensen group" ucap Kirani dengan ramah.
Setelah acara perkenalan selesai, tinggallah Marvin, Kirani dan Ryan dalam ruangan itu, Marvin sedang duduk dan menaikkan kedua kakinya di atas meja, sedang Ryan dan Kirani berdiri di sampingnya.
"Hey kamu pijit aku" perintah Marvin, sambil menatap Kirani.
Kirani memutar bola matanya dan melipat kedua tangannya di dadanya, "Maaf yah om, tapi sayangnya aku bukan tukang pijat, aku masi ada urusan lebih penting" ucapnya kemudian meninggalkan ruangan itu.
Sebelum benar-benar meniggalkan ruangan itu, Kirani berhenti di depan pintu dan menoleh, "Om jangan sering marah-marah, entar dara tingginya kumat" Teriaknya, kemudian menjulurkan lidahnya dan pergi.
"Hey.... dasar kancil kecil" ucap Marvin sambil menurunkan kakinya yang ada di atas meja. Sementara itu Ryan menahan tawanya.
"Lihat saja kelakuannya, benar-benar menyebalkan " ucapnya pada Ryan.
Malam hari pun tiba, Kirani sudah pulang dan membuka pintu kamarnya, Kirani langsung membaringkan tubuhnya di ranjang king size milik Marvin, "Nyaman banget kamar ini, berasa pulang ke rumah sendiri" Kirani berfikir sejenak, "Mending aku mandi biar segar" kemudian bergegas ke kamar mandi.
Kirani sedang menikmati mandinya, sambil bersenandung. Setelah selesai mandi Kirani keluar dari kamar mandi dengan santai, memakai jubah mandi dengan rambut basah terlihat segar dan menawan.
Betapa kagetnya Kirani saat melihat Marvin sedang duduk bersandar di ranjang dengan baju kemeja putih yang memperlihatkan bagian dada atletisnya, di tambah tatapan mesum Marvin melihatnya.
Kirani langsung melihat ke sembarang arah, "Om sudah pulang?".
Tapi Marvin tidak menjawab, dia masi menatap Kirani. Kirani yang di tatap menjadi salah tingkah, secepatnya dia berjalan ke ruang ganti.
"Tunggu!" ucap Marvin.
Seketika Kirani menghentikan langkahnya dan menghadap Marvin, "Ada apa om?" dengan nada was-was.
"Aku ingin menikmati apa yang sudah ku beli, jadi malam ini layani aku?" ucap dengan enteng.
Kirani bukannya tidak mau melakukanya kepada pria yang sudah menjadi suaminya, tapi dia takut jika menyerahkan dirinya sebelum ada cinta, bisa saja Marvin membuangnya jika sudah bosan. Kirani hanya diam, dia benar-benar takut.
"Ayo tunggu apa lagi layani aku, aku ingin merasakan servis wanita murahan yang berani melawanku" ucapnya sedikit penekanan.
Kirani mendengar hinaan suaminya berulang kali, tidak bisa menahan air matanya, tubuhnya bergetar menahan emosinya.
"Kenapa kamu menangis?" ucap Marvin sambil berdiri dari duduknya, dan mendekati Kirani.
Marvin meraba pipih Kirani dengan punggung tangannya, "Apa uang yang ku salurkan di perusahaan papah mu tidak cukup untuk membeli dirimu" sambil tersenyum sinis.
Kirani belum bisa bicara, masi meneteskan air matanya dengan menatap lurus, dia benar-benar tidak menyangka kalau suaminya benar-benar memandangnya serendah itu.
Marvin memutari tubuh Kirani, "Jangan jual mahal kamu, sudah berapa banyak pria yang menyentuh semua ini" sambil meraba bagian tubuh Kirani dan berhenti di lengan Kirani sambil menggenggamnya dengan erat dari belakang, dan berbisik "Layani aku dan beri aku kepuasan, kalau servis mu memuaskan akan ku beri bonus". ucapnya masi enteng.
"Aku tidak bisa om" dengan nada bergetar karena ketakutan.
Marvin kemudian menarik kasar pengikat jubah mandi Kirani, "Jangan jual mahal wanita j*lan" ucapnya dengan nada meninggi.
Kirani secepatnya memegang bajunya agar bagian tubuhnya tidak terlihat, tapi Marvin malah mendorong tubuhnya di atas ranjang membuatnya terbaring terlentang.
Terlihatlah sebagian tubuh Kirani yang mulus dan putih bersih, karena pengikat jubah mandinya sudah di buka oleh Marvin.
Marvin yang tergoda dengan tubuh mulus dan seksi Kirani langsung naik ke atas tubuhnya, secepatnya Kirani memperbaiki bajunya dan menutupnya dengan tangannya.
Marvin berusaha menciumnya, Kirani mendorong tubuh Marvin kesamping dengan sisa tenaganya, dan segera duduk dan mengikat kembali bajunya.
Marvin tidak melawan, dia berbaring terlentang sambil memperhatikan punggung Kirani, ini pertma kalinya ada wanita yang menolaknya.
"Maafkan aku om Marvin" dengan nada ketakutan.
Marvin yang mendengar suara Kirani yang ketakutan, langsung bangun dan duduk di samping Kirani. dia tidak menyangka gadis yang selalu melawannya dan dia sebut kancil kecil itu bisa meminta maaf.
"Apa pun yang om perintahkan akan aku lakukan, tapi jangan yang satu itu" ucap Kirani sambil mengusap air matanya.
Marvin merasa terhina, untuk pertama kalinya ada wanita yang menolaknya, biasanya wanita-wanitanya akan antri untuk seranjang dengannya.
Marvin berdiri dan mengambil sebuah Cek dan melemparkan kepada Kirani, "Tulis berapa yang kamu mau dan layani aku" ucapnya dengan tegas.
Kirani kemudian mengambil cek itu, membuat Marvin tersenyum sinis. Kirani berdiri dan mendekati suaminya kemudian menyimpang cek itu di saku kemeja Marvin.
"Gue gak butuh uang om, apa yang om berikan kepada papah saya itu lebih dari cukup, jadi gue mohon jangan ganggu aku" ucap Kirani hati-hati dan menyatukan kedua tangannya memohon.
Marvin melihat ke sembarang arah, "Kalau begitu sediakan aku air hangat dan setelah mandi aku ingin di pijat" perintahnya dan berjalan ke ruang ganti.
Setelah kepergian Marvin, Kirani mengusap dadanya, "Syukur lah gue selamat" dan menarik nafasnya lega, "Sebaiknya gue secepatnya menyiapkan air hangat".
Marvin sedang berendam di bathtub, dia memejamkan matanya dan terpikir penolakan Kirani tadi, "Aku bisa mendapatkan seribu wanita mudah di luar sana, kenapa wanita yang sudah berstatus sebagai istriku itu berani menolak ku" Gumam Marvin sambil menatap tajam ke tembok.
Akhirnya Marvin menghentikan kegiatan mandinya dan mengambil jubah mandi, kemudian keluar dari kamar mandi. Terlihat Kirani sudah rapi dengan baju tidur biasa tapi celana yang memperlihatkan pahanya, sedang serius belajar dengan leptopnya di atas kasur.
Kirani cuma melirik sebentar dan melanjutkan kegiatannya, entah kenapa Marvin tidak berani mengganggunya.
Marvin berdiri di samping ranjang memperhatikan Kirani, dan Kirani baru sadar kalau dia berada di tempat tidur Marvin.
Kirani segera menutup leptopnya dan menuju sofa yang ada di kamar itu, kemudian Marvin naik ke ranjang dan berbaring.
Kirani mengambil selimut di lemari sambil mengomel, "Malam banget sih nasib gue, nikah ama orang kaya malah tidur sofa" sambil membaringkan tubuhnya di sofa. dan keduanya pun sudah terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments