Pagi hari telah tiba, Kirani bagun dan merenggangkan otot-ototnya, "Capek juga, tidur di sofa" ucapnya sambil melihat kearah ranjang Marvin.
"Om CEO itu, udah bangun yah atau udah berangkat" sambil membuka jendela.
"Baru bangun?, tinggal di rumah ini harus disiplin, di larang terlambat bagun" sahut Marvin, baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah yang menambah ketampanannya.
Kirani menoleh, "Ini asrama atau rumah sih, ketat banget peraturannya" jawab Kirani, sambil berjalan mengambil air putih di atas meja, samping tempat tidur.
Marvin melihat Kirani yang sedang minum, dan membayangkan penolakan Kirani semalam.
Kirani yang sedang minum, kaget melihat tubuh Marvin yang berada sangat dekat dengannya, Marvin kemudian memeluk pinggangnya, membuat Kirani membulatkan matanya dan menjatuhkan gelas yang dia pegang.
"Kenapa semalam kau menolak ku, aku bahkan sudah menawarkan semuanya" ucap Marvin bernada sensual.
"Ka karena aku belum siap om" jawab Kirani sedikit gugup, karena wajahnya dengan suaminya tinggal berjarak beberapa senti.
"Jadi kapan kamu siap?" tanya Marvin lagi, masi dengan posisinya.
"Lepaskan gue dulu dong om, kan sesak" ucap Kirani mencoba mengalihkan ke adaan.
Marvin malah mempererat pelukannya, "Ayo katakan dulu kenapa".
"Karena aku takut jatuh cinta dengan om, bisa mati sakit hati gue, melihat om dengan wanita-wanita om itu" ucap Kirani berterus terang
"Kamu percaya cinta Kirani?" tanya Marvin lagi.
Kirani tidak langsung menjawab, sebab dia juga bingung, karena dia juga tidak pernah pacaran.
"Emang om tidak percaya cinta?" tanya balik Kirani.
"Entahlah, sebaiknya kamu mandi dulu" sambil melepaskan pelukannya. Kirani yang terlepas dari Marvin, langsung masuk kamar mandi.
Kirani sedang berada di kampusnya bersama Elmira sahabatnya, mereka sedang makan di kantin kampus.
"Elmira mau dengar cerita gak?" tanya Kirani sambil minum.
"Apa sih? bikin penasaran aja" tanya balik Elmira.
"Semalam om CEO itu, ingin minta haknya, tau gak gue takut banget?" curhat Kirani.
Elmira yang sedang minum langsung terbatuk-batuk, "Apa? jadi sekarang elo uda gak pe...." ucapannya terputus, karena Kirani langsung menutup mulutnya.
"Elmira, jangan ribut" sambil berbisik di telinga Elmira, Elmira memberi isyarat pada sahabatnya untuk melepas mulutnya. Kirani kemudian melepaskannya.
Elmira menarik nafasnya lega, "Terus gimana?" tanya Elmira kepo.
"Ya gue tolak lah" jawabnya enteng.
"Apa?? kok bisa" tanya Elmira heran.
"Elo tau sendiri kan, kelakuan om CEO itu di klub?, gue takutlah setelah menyerahkan keperawanan ku, dia kemudian membuang diriku gimana?" curhat Kirani.
"Kirani dia itu suami elo tau dan elo harus berbakti, kalau aku sih bisa seranjang dengan om setampan itu aja, uda syukur" ucap Elmira sambil menghayal dan menelan ludahnya.
"Dasar yah pikiran elo mesum aja" sambil menyenggol sahabatnya itu agar sadar.
"Ayo ah pulang" sambil menarik tangan Elmira untuk berdiri.
Keduanya pun keluar kampus sambil bercanda dan tertawa lepas, dan beberapa mahasiswa pria yang mengidolakan Kirani, menyapanya untuk cari perhatian.
Semua itu tidak luput dari pantauan Marvin yang sedang menuggu istrinya, "Dasar! pada dasarnya semua wanita sama" gumam Marvin yang duduk di belakang sopirnya.
Kirani yang sedang berjalan bersama Elmira, langsung berhenti berjalan ketika melihat mobil suaminya, "El, Om CEO itu ada di sini" ucap Kirani menahan lengan sahabatnya.
Elmira juga berhenti dan melihat arah pandangan Kirani, "Ya udah, elo duluan deh". Kirani mengangguk dan berjalan kearah mobil Marvin.
Setelah sampai, Marvin membuka kaca mobilnya, "Ayo naik" ucap Marvin tidak melihat Kirani.
Kirani buru-buru ke arah samping dan naik ke samping Marvin, "Kalau sudah nikah, jangan ganjen dengan pria lain" ucap Marvin kemudian melihat ke arah Kirani.
"Om CEO cemburu yah? tenang saja om mereka bukan tipe gue" ucap Kirani dengan santai.
"Tentu saja bukan tipe mu, tipe kau kan pria dewasa yang berduit seperti aku" sindir Marvin.
Kirani yang mendengar ucapan suaminya, tersenyum miring memikirkan sesuatu, "Ya dong om, hidup itu harus realistis, kan gak bisa di makan cinta om?" tutur Kirani berbohong, agar Marvin semakin tidak suka padanya.
Marvin langsung merangkul pundak Kirani, "Akhirnya kamu tidak munafik lagi, pandangan kita tentang cinta sama, jadi kamu jual aku beli" ucapnya sambil berbisik pada Kirani. Kirani membulatkan matanya, dia tidak menyangka kalau Marvin malah menantangnya.
"Ayo katakan, aku harus bayar berapa untuk mencium bibirmu ini?" sambil mengelus ujung bibir Kirani dengan jempolnya. Membuat bulu kudu Kirani merinding, karena pertama kalinya mendapat sentuhan lembut dari seorang pria.
"Om jangan di sini dong, di sini kan ada sopir" ucap Kirani dengan pelan.
Marvin akhirnya mundur dan bersandar kembali ke kursinya sambil tersenyum, membuat Kirani bernafas lega.
Marvin memang membenci wanita matre, tapi dia selalu penasaran dengan wanita seksi, apa lagi wanita seperti Kirani yang mempunyai tubuh ideal dengan buah dada yang lumayan dan kulit putih bersi, fantasi para pria pokoknya.
Tapi marvin tidak menjanjikan kesetiaan pada wanita matre, setelah dia bosan dia akan membuangnya begitu saja. Itu lah yang di lakukan Marvin kepada Kirani sekarang, dia hanya tergoda dengan tubuh seksi Kirani, belum ada rasa sama sekali.
"Mau ke hotel sekarang?" tanya Marvin tiba-tiba.
Kirani terdiam sejenak, dia sungguh tidak menyangka kalau suaminya, benar-benar menyamakannya dengan wanita penghibur.
"Gini om, kan di hotel uda biasa tuh, gimana kalau kita ketempat nyaman semisal pantai atau gunung" ucap kirani mencari alasan, dia cuma berpikir bagai mana caranya bisa selamat kali ini.
"Baik, mau ke bali atau luar negri?" tanya Marvin tidak melihat Kirani.
Ingin sekali Kirani menjawab luar negri, andai yang menanyakan itu adalah suami yang mencintainya, wanita mana sih yang tidak mau bulan madu di luar negri."Di Bali aja om" jawab cepat Kirani.
"Yakin hanya di luar negri? tidak ada negara lain ingin kau kunjungi dan bisa belanja sepuasnya" Marvin kembali bertanya.
"Di bali aja om lebih nyaman di sana?" jawab Kirani.
"Baik" jawabnya singkat.
"Emang berapa banyak wanita yang om bawa ke luar negri" tanya Kirani kepo.
"Tidak ada, untuk apa bawa wanita ke sana, bukan kah di sana lebih banyak wanita yang menggoda" jawab Marvin santai.
Kirani tidak bertanya lagi, dia memikirkan nasibnya nanti yang menjadi istri, tapi suaminya seenaknya main di luar.
Setelah itu, tidak ada lagi yang bicara. hingga akhirnya mobil pun sampai di kediaman Marvin.
Kirani langsung mandi dan berendam di dalam bathtub, dia memeluk dirinya sendiri, kirani meneteskan air matanya dan menatap sendu ke depan.
"Harus kah ku serahkan diriku ini, pada suami yang tidak pernah menghargai diri ku sama sekali" ucapnya di selah tangisnya.
Kirani kemudian mengusap air matanya dengan kasar, "Kirani elo harus kuat, jangan lemah karena dia akan menindas mu".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Maminya Thania
ceritanya serba cepat,,disuruh mandi tiba tiba sedang berada di kampus,tiba tiba udah sama suaminya haduhhh..gak ada penjedaan waktu.. kadang gue kadang aku manggilnya
2023-03-07
0
Rice Btamban
tetap semangat
2022-12-16
0
lee ailee
thor cerita kamu bagus cuma aku agak kurang sreg sama tata bahasanya,kadang gue kadang aku bercampur dalam satu dialog nanggung thor jadinya.maaf ya cuma masukkan aja over all aku suka sama ceritanya...semangat
2022-11-02
3