Lalu kemudian, ia membuka buku Jovita dan Jovita mendapatkan nilai 95. Melihat hal itu Aurora Sangat sedih. Ia sangat iri dengan kepandaian yang Jovita miliki
"Aaahhh payah kau Aurora payah!" Seru Aurora menyalahkan dirinya sendiri. Namun setelah itu ia langsung menyalin soal yang salah.
Disaat yang sama, kini Gavin tengah berjalan menuju ke kantin, tetapi Langkahnya seketika berhenti saat melihat ada Aurora di dalam kelas.
"Gadis itu? Gumamnya mengingat kejadian di pagi hari saat dirinya hendak ke ruang guru, tetapi ia melihat gadis cantik yang kesakitan saat olahraga.
"Mengapa di kelas sendirian?" Rasa penasaran pun menganggu Arse. Arse biasanya selalu tidak peduli dengan gadis manapun, sakit maupun tidak, cantik maupun tidak. Tetapi entah mengapa saat melihat Aurora dirinya sangat penasaran. Apalagi ia Melihat Aurora kesakitan di pagi hari tadi.
Karena rasa penasaran yang tak bisa ia tahan, Arse pun masuk ke dalam ruangan kelas 11 B. Arse berjalan mendekati Aurora, lalu ia langsung duduk begitu saja di depan Aurora.
Sontak Aurora terkejut dan langsung menutup bukunya "srak"
Ia menatap lekat Arse, Arse pun juga menatap Aurora.
"Ke kenapa kau ada di sini? Bu bukankah kau dari kelas sebelah" tanya Aurora dengan terbata bata, ia terkejut mengapa Arse seorang yang sangat rajin dari kelas sebelah menemuinya?
Arse pun tersenyum "aku tak sengaja melihat mu sendirian di kelas. Mengapa kau sendirian di kelas?"
"Aku mengerjakan tugasku yang salah"
"Kau tak lapar?"
Aurora menggelengkan kepalanya, ia berbohong pada Arse. Sejujurnya ia sangat lapar tetapi ia tak mempunyai uang untuk ke kantin.
Arse pun menganggap Gadis yang ada di depan matanya sekarang sedang sakit dan mungkin tak nafsu untuk makan. Terlihat dari wajah Aurora, Arse bisa melihat bahwa wajah Aurora Sangat pucat.
Arse yang benar-benar cowok cuek, tiba tiba ia jadi peduli dengan Aurora. Ia berfikir Aurora harus makan agar cepat sembuh. Arse pun menggunakan hari ulang tahunnya untuk membujuk Aurora.
"Hari ini hari ulang tahunku, bagaimana kalau aku mentraktirmu?"
"Hem?" Pertanyaan itu semakin membuat Aurora bingung, bagiamana tiba tiba dirinya di datangi oleh Arse yang sangat populer di sekolahnya. Dan katanya, cowok itu terkenal sangat jutek.
"Apa kau tak mendengarkanku?"
"Emm... kau traktir saja teman temanmu. Bukankah Seseorang akan mentraktir teman temannya ketika ulang tahun?" Aurora berusaha menolak Arse, biar bagaimanapun ia merasa aneh tiba tiba Arse mengajaknya makan dengan alasan mentraktirnya
"Tidak, aku lebih suka mentraktir orang lain, cepatlah berdiri. Ayo kita makan di kantin bersama" seru Arse tak mau lama lama lagi di sini ia sudah lapar dan ingin cepat pergi ke kantin.
Jujur, Aurora sangat malu, tetapi di satu sisi dirinya juga sangat lapar. Mungkin ini rezeki, jadi ia terima saja.
Arse dan Aurora kini berjalan menuju ke kantin mereka berjalan sejajar, Aurora selalu menundukkan kepalanya, ia sangat malu saat bersama Arse. Orang lain pun pasti akan menganggap mereka aneh jika tahu seorang Arse berjalan dengan Wanita. Akhirnya, Aurora pun memilih untuk berjalan di belakang Arse.
Arse pun menoleh ke belakang "mengapa seperti itu?"
"Aku malu dan merasa aneh. Kau orang populer di sekolah. Jika tahu aku berjalan sejajar denganmu, orang lain pasti akan menganggap kita dekat"
Arse tertawa kecil, selama ini dirinya juga tahu kalau dirinya populer di sekolah dan banyak di kejar kejar wanita. Maka dari itu, ia mengerti dan membiarkan Aurora berjalan di belakangnya.
Tak lama dari itu, Arse dan Aurora telah sampai di kantin. Mereka pun mengambil makanan. Lalu Arse duduk di meja makan dan melambaikan tangan mengode Aurora untuk duduk bersamanya satu meja.
Aurora pun duduk di kursi yang sama berhadapan dengan Arse.
"Makanlah" seru Arse menyuruh Aurora untuk makan. Aurora pun langsung memakan makanan itu.
"Bagaimana rasanya? Apa kau suka?" Seru Arse memastikan bahwa ia memberikan Makanan yang enak untuk Aurora
"Kenapa harus memikirkan itu? Seharusnya aku yang memberimu hadiah, tetapi kau yang malah memberiku hadiah. Tentu saja ini sangat enak"
Karena begitu sangat kelaparan, Aurora pun makan dengan lahap. Arse yang melihat itu pun senang, ia berfikir ia bisa membangkitkan nafsu makan orang lain ketika sakit, padahal mah Aurora kelaparan.
"Oh, ya aku belum tahu namamu, siapa namamu?"
"Emm... Kau tak tahu aku?" Aurora terkejut, ia mengira Arse mendatanginya karena mengetahuinya, tetapi malah sebaliknya, Arse bahkan tak tahu namanya.
"Bagiamana bisa aku tahu namamu, aku bahkan tak pernah bertemu denganmu. Dan ini pertama kalinya aku melihatmu"
"Tidak, aku melihatmu waktu di lapangan. Kau terlihat sangat cantik"
"Baiklah karena kau seperti Artis, jadi aku maklumi saja. Namaku Aurora, kau pasti Arse kan?"
"Aurora? Nama yang sangat cantik"
"Namamu jufa sangat bagus"
"Oh ya, aku lupa ada yang belum aku sampaikan. Selamat ulang tahun Arse. Dan terima kasih traktirannya" Aurora memberikan ucapan itu dengan senyuman yang terlihat sangat tulus dan manis.
Entah mengapa ucapan itu membuat Arse tertegun, sudah berkali-kali ia mendapatkan ucapan seperti itu dari orang lain, wanita maupun laki-laki. Tetapi, kali ini rasanya berbeda bagi Arse. Ucapan itu terlihat terdengar sangat lembut dan spesial. Padahal Aurora bukan siapa siapa, tetapi entah mengapa dengan ucapan itu jantung berdebar kencang hingga membuat pipinya merah.
"Arse, kenapa wajahmu merah?"
Aurora pun merasa khawatir dengan Arse yang tiba-tiba merah pipinya. Tak mungkin kan, ia jatuh cinta dengannya karena ini pertama kalinya bertemu, apalagi dengan gadis jelek dan bodoh sepertinya, pikir Aurora.
"Ah, tidak ini makanan nya sangat pedas, ini pedas Sangat pedas huh" seru Arse mencari alasan yang tepat agar tak terlihat dirinya baper dengan ucapan Aurora.
"Sial, mengapa aku jadi laki laki yang memalukan seperti ini?" Arse pun langsung meminum air putih yang ada di sampingnya itu.
Tak lama dari itu, Aurora telah menghabiskan makanannya. Siang ini ia sangat kenyang, di dalam hati ia sangat bersyukur karena bisa makan lagi.
Wajah Aurora pun terlihat lebih segar, hal itu membuat Arse juga ikut senang karena wajah pucatnya sudah menghilang.
Arse pun menatap lekat wajah Aurora, ia memperhatikan wajah Aurora dan Arse berkata...... "Cantik" dalam hatinya.
"Emmm... Arse terima kasih traktirannya, aku sangat suka" perasaan Aurora kini jadi lebih baik lagi setelah perutnya kenyang, ia bisa berfikir dan berkonsentrasi dengan baik.
"Hmmm baiklah"
"Ah, kalau begitu, aku balik dulu ke kelas"
...Terima kasih sudah membaca teman teman...
...Maaf kalau banyak kekurangan...
...Jangan lupa Like, Vote, komen, dan Favorit nya...
...Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments