Saat seorang pelatih sepak bola menjelaskan bagaimana cara bermain bola, tiba tiba kaki Aurora sakit.
"Tidak jangan sekarang!"
Aurora memejamkan matanya berusaha menahan rasa sakit di kakinya yang tiba-tiba muncul, ia tahu penyebabnya pasti karena jatuh saat mengejar bus tadi.
Tetapi Aurora tak mau kehilangan kesempatan ini, ia ingin bermain sepak bola dengan benar dan mendapatkan nilai yang sangat baik.
Dengan begitu akan membuatnya lega. Karena selama ini Aurora Sangat susah untuk mendapatkan nilai yang baik. Ia sudah berusaha sebisa mungkin tetapi tetap saja nilainya buruk. Nilai yang paling tinggi yang pernah ia dapatkan adalah 78.
Melihat hal itu tentu saja Aurora Sangat sedih, jika di bandingkan dengan nilai teman temannya perempuannya itu Sangat jauh. Ia merasa bodoh dan malu. Maka dari itu, Aurora selalu berjuang untuk mendapatkan nilai baiknya, tak peduli dalam keadaan apapun dan mata pelajaran apapun, pokoknya ia harus mendapatkan nilai yang bagus.
Aurora pun tak peduli dengan rasa sakitnya. Tim telah terbentuk menjadi dua, ia merasa ia juga mempunyai tim yang cocok untuknya, jadi Aurora harus membanggakan tim nya.
"Aurora" pekik Jovita, anak satu tim dengan Aurora. Jovita mengumpan bolanya ke Aurora.
Aurora pun menggiring bola itu hingga sampai di depan gawang, lalu Aurora menendang bola, dan.... Dirinya berhasil mencetak gol.
"Golll"
"Yeeyyy"
"Good job Aurora"
Senyuman pun terukir di bibir Aurora, Is senang bisa memberikan yang terbaik untuk tim nya.
Lalu setelah itu, bola pun kembali di mainkan. Semua pemain di dalam lapangan itu berusaha untuk merebut bola itu.
"Aurora"
Aurora pun menoleh dan ia menerima umpan lagi dari temannya. Lalu Aurora pun menggiring bola itu dengan semangat untuk memasukkan nya ke dalam gawang.
Tetapi, saat dirinya tengah menggiring bola itu, tiba tiba sesuatu terjadi padanya. Kepalanya sangat pusing, ia tak bisa mengendalikan bola yang akan ia masukkan ke dalam gawang itu. Aurora memejamkan Matanya sejenak, dan ia berhenti menggiring bola itu.
"Aurora" seru Jovita merasa sedikit kesal karena Aurora membiarkan lawannya memberikan bolanya.
Tetapi Aurora sudah sangat pusing, ia pun mulai menegangi kepalanya dan menekan kepalanya Untuk mengurangi rasa sakitnya. Dan tak lama dari itu, tubuh Aurora mulai jatuh, tetapi seorang temannya pun langsung menangkap Aurora.
"Aurora kau tak apa apa?"
"Ah, kepalaku Sangat pusing" seru nya tanpa melirik siapa orang yang menolongnya, ia tak bisa membuka matanya karena terlalu sakit.
Seorang pelatih Erza yang melihat itu pun langsung datang, dan membawa Aurora duduk di samping lapangan itu. Sebagai seorang pelatih dirinya harus bisa bertanggung jawab.
Aurora pun akhirnya duduk di kursi, lalu pelatih Erza memberinya air putih untuk meredakan sakit kepala Aurora.
"Aurora? Apa kau baik baik saja?"
"Iya pak, saya sudah lebih enakan"
"Yasudah kalau begitu kau duduk saja disini dan perhatikan cara teman teman mu bermain"
"Baiklah"
Aurora pun duduk di kuris sembari memperhatikan teman temannya yang tengah bermain bola itu.
Aurora masih tak tahu mengapa tiba-tiba dirinya merasa pusing. Apakah sinar matahari yang semakin panas? Atau karena dirinya yang belum sarapan?
Aurora tak menemukan jawabannya, ia tambah Sangat pusing memikirkan hal itu. Tetapi sekarang dirinya sangat kesal, karena tak bisa mengikuti pelajaran Olahraga dengan baik.
Tak lama dari itu, tiba tiba Aurora merasakan perih di bagian perutnya.
"Ah, sial!" Umpatnya
Entah mengapa hari ini ia merasa sangat sial, hari ini rasa sakit tiba-tiba datang bertubi-tubi. Mulai tadi pagi jatuh, tak sarapan, sekarang malah sakit perut.
Tetapi sekarang Aurora menemukan jawaban atas rasa perih di perutnya pasti karena tidak sarapan.
"Hey perut, kau itu lemah sekali baru saja tidak sarapan pagi kau sudah seperti ini!" Geram Aurora terhadap perutnya.
Tak lama dari itu, jam olahraga pun telah selesai. Lalu semua siswa dan siswi pun kembali ke kalasnya untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Aurora dan taman lainnya pergi ke toilet untuk mengganti pakaiannya. Setelah itu mereka pergi ke kelas.
Dikelas 11 B.
Kini Aurora telah masuk ke dalam kelasnya, lalu ia pun langsung tiduran di atas meja itu. Baginya tidur di kelas itu tidak apa apa selagi tak ada gurunya.
"Aurora kau baik baik saja?"
"Ya,,, aku baik baik saja, maaf aku mengecewakan tim kita"
"Ah, tidak apa apa, lagi pula kau kan sakit. Yasudah belum ada guru kau istirahat saja walaupun cuma sebentar"
Aurora tersenyum, Jovita memanglah teman yang baik dan pengertian. Lalu Aurora pun tidur di atas mejanya untuk mengurangi rasa sakit di kepalanya dan perih di perutnya. Lalu ia berharap rasa sakit dan perih itu telah hilang saat bangun.
10 menit pun berlalu, Jovita yang duduk di samping Aurora pun langsung membangunkan Aurora karena seorang guru sudah datang ke kelas.
"Aurora, bu Ani sudah datang bangunlah" seru Jovita sembari menggoyangkan tubuh Aurora.
Aurora pun perlahan lahan bangun dan langsung menyadarkan dirinya agar bisa berkonsentrasi saat belajar.
Pelajaran pun telah di mulai semua murid-murid di kelas 11 B mengikuti pelajaran dengan baik. Aurora pun mengikuti pelajaran dengan baik.
Lalu setalah pelajaran selesai, Seorang guru pun menyuruh ketua kelas membagikan buku yang kemarin sudah di nilai.
Aurora Sangat gugup ketika melihat tumpukan buku di tangan ketua kelas itu. Ia sangat berharap nilainya bisa naik setidaknya 80. Tetapi dirinya juga tak percaya dengan hal itu, karena dirinya selalu mendapatkan nilai di bawah 80.
"Huuufff" Aurora menghela napasnya. Dan tak lama dari itu ketua kelas menaruh buku Aurora di atas meja Aurora.
"Emm Arka apa kau tahu nilai ku atau teman teman lainnya?"
"Mana ku tahu, aku saja masih tak tahu dengan nilai ku sendiri" sahut ketua kelas itu
Mendengar hal itu Aurora semakin gugup, laku tak lama dari itu, bel istirahat berbunyi.
"Triingggg"
Semua siswa dan siswi pun beranjak ke kantin.
"Aurora kau tak ke kantin?"
"Ah, tidak"
"Emmm Jovita, bolehkah aku meminjam buku mu untuk menyalin pr ku yang salah tadi?"
"Ah, ini"
Semua orang pun telah keluar dari ruangan kelas 11 B, dan hanya ada Aurora di dalam kelas itu.
Belum Aurora membuka bukunya, tetapi dirinya sudah menebak bahwa nilainya pasti jelek. Pelahan lahan Aurora pun membuka bukunya dan ia juga menyipitkan matanya dan ternyata.... Nilainya 50.
"Hahhh" keluh Aurora kesal dengan dirinya sendiri.
Lalu kemudian, ia membuka buku Jovita dan Jovita mendapatkan nilai 95. Melihat hal itu Aurora Sangat sedih. Ia sangat iri dengan kepandaian yang Jovita miliki
"Aaahhh payah kau Aurora payah!" Seru Aurora menyalahkan dirinya sendiri. Namun setelah itu ia langsung menyalin soal yang salah.
Disaat yang sama, kini Gavin tengah berjalan menuju ke kantin, tetapi Langkahnya seketika berhenti saat melihat ada Aurora di dalam kelas.
...Terima kasih sudah membaca teman teman...
...Maaf kalau banyak kekurangan...
...Jangan lupa Like, Vote, komen, dan Favorit nya...
...Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments