Ahmad pov
" Loh kok Dia bisa panggil Ummi dengan sebutan Bunda sih, sebenarnya Dia siapa? " ( Batin Gus Ahmad menatap Ara lekat )
" Ahmad Kamu inget nggak sama Pak kyai Ali, Pengasuh Pesantren " tahfidzul Qur'an Darrul 'Ammah ". Tanya Ummi Farida kepada Ahmad sambil menggandeng tangan zahra dan membawanya mendekati Ahmad.
" Hmm,,,Ummi kalau ndak salah Beliau itu Abahnya Ning Muna, Pakde Ali ". Jawab Ahmad sambil berpikir.
" Iya, Kamu bener. Dan ini Ara, adiknya Ning Muna. Putri bungsu Pakde Ali ". Kata Ummi Farida sambil menunjuk ke arah Ara.
" Tapi Ummi, kok Ahmad ndak tahu ya, kalau Pakde Ali punya putri perempuan yang namanya Zahra. Seingat Ahmad, dulu waktu kesana yang ada cuman Ning Muna, Ning Sarah, sama Gus Alwi saja Mi ". Ucap Ahmad sambil mengerutkan dahinya, mencoba mengingat - ingat masa kecilnya.
" Yo iyolakh Mad. Dulu Ning Zahra waktu kecil itu ngotot banget pingin jadi hafidhah sampai minta untuk nyantri di pesantren, jadi Pakde Ali menitipkan Ara di pesantrennya pak kyai yusuf, di daerah jawa timur. Nama pesantrentya "Al - Kahfi" ". Ucap Ummi menjelaskan
Pada saat itu fahmi yg sedang lewat tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka.
" Kok pesantren yg tadi disebutin sama Ummi Farida nggak asing ya di telinga Aku. Bukanya itu pesantrenya eyang. Apa Ning Zahra itu Araya ". Batin Gus Fahmi.
" Aku yakin, tidak salah lagi berarti perempuan itu adalah Ara, adik kecil yang pernah menggangguku saat Aku sedang hafalan. Dan Dia juga Adik yang selalu Aku rindukan ". Batin Gus Fahmi lagi. Setelah itu Ia pun pergi, karena tak ingin lancang mencuri dengar pembicaraan Bunyai nya.
Kem****bali ke depan ndalem
" Bunda, kang - kang ini tadi ngusir Ara Bunda ". Adu Zahra kepada Ummi Farida sambil menunjuk ke arah Gus Ahmad.
" Mboten, Ummi. Ahmad mboten ngusir Ning Zahra. Tadi Ahmad hanya curiga sama Ning Zahra yang mencari Abah. Soalnya kan Ummi tahu sendiri kalau bukan karena melanggat peraturan, maka Abah ndak akan manggil santri putri selain yang sudah kuliah ". Ucap Ahmad mencoba memberikan pembelaan untuk dirinya sendiri.
" Udah kalian ndak usah ribut. Ini hanya salam paham. Ndak usah diperpanjang ". Ucap Ummi membuyarkan debat antara Ara dan Ahmad.
" Nggih Ummi Ara/Ahmad minta maaf ". Ucap Ara dan Ahmad bersamaan.
" Iya ndak apa - apa. Sini Ummi perkenalkan satu sama lain. Biar ndak salah paham lagi " Ucap Ummi Farida.
" Zahra perkenalkan ini Ahmad . Ahmad itu putra bungsu Bunda ". Ucap Ummimemperkenalkan Gus Ahmad ke zahra. " Dan Ahmad perkenalkan ini Ning Zahra putri bungsu Abah Ali ".
" Maaf ya Gus. Ara ndak pirso kalau tadi itu Gus Ahmas. Soalnya Ara baru kali ini ketemu sama Njenengan Gus ". Ucap Zahra sambil menunduk ke bawah, karena merasa bersalah.
" Ndak apa - apa kok Ning. Saya juga minta maaf, karena tadi sempat bilang kasar, bahkan sampai menyuruh Ning Zahra kembali ke pesantren ". Ucap Ahmad menyesali perbuatanya.
" Iya Gus ndak apa - apa. Lagian ndak Ara masukin ke hati kok " Ucap Ara mencoba mencairkan suasana.
" Oh iya Gus. Kalau Njenengan manggil Ara ndak usah pake Ning. Ara ndak enak sama santri yang lainya. Panggil aja Ara ". Ucap Ara
" Ya sudah kalau begitu Saya manggilnya Ara. Tapi Ara juga kalau manggil saya ndak usah pake Gus, manggilnya Kak Ahmad aja " Ucap Ahmad.
" inggih Kak ". Ucap Ara.
" Ekhemm,,,Kok jadi Ara sama Ahmad sih yang ngobrol ". Ucap Ummi sambil cemberut.
" Ngapunten, Ummi ". Ucap Ara dan Ahmad bersamaan lalu keduanya tiba - tiba terdiam, karena malu berbicara secara bersamaan
" Oh, iya Bunda. Kenapa Ara disuruh untuk ke ndalem ". Ucap Ara mencoba menetralakan suasana yang sempat canggung
" Oh,,,iya,,,Bunda sampe lupa. Duduk dulu Ra nanti Bunda kasih tahu ". Ucap Ummi Farida.
" Ya sudah Mi Ahmad ke kamar dulu Mi ". Ucap Ahmad
Ahmad pun berlalu masuk ke daman kamarnya.
" Gini, Ra. Sebanarnya yang menyuruh Ara kesini itu Bunda. Maksud Bunda menyuruh Ara kesini, karena Bunda mau minta bantuan Ara untuk bantu - bantu Bunda mengurus ndalem. Itu juga kalau Ara mau ". Pinta ummi Farida penuh harap sambil memegang kedua tangan Zahra
.
" Aduh gimana ya??? Aku sebenarnya pingin jadi santri biasa aja,,,Aku belum kepikiran buat jadi abdi ndalem untuk saat ini ". Batin Zahra. Tapi apalah daya. Zahra tidak bisa menolak karena ia merasa tidak enak hati.
" Oke bunda tapi, apakah Zahra boleh tetap ikut mengaji seperti santri lainya? ". Tanya Zahra yang dijawab dengan anggukan oleh Ummi Farida.
" Bunda baik banget. Makasih Bunda ". Ucap zahra sambil memeluk umi.
*
*
Fahmi pov
"Bismillahirrohmanirrohim,,,,Alhamdulillahilladzi qod wafaqi lil'ilmi,,,,,,,,,,". ahmad duduk di pematang sawah sambil mencoba menghafalkan bait Bait nadham Kitab Imrithi.
" Itu orang duduk dipinggir sawah kira - kira lagi ngapain ya? ". Tanya Ara kecil pada dirinya sendiri.
" kayaknya Dia lagi ngapalin sesuatu deh, Aku ganggu aja ah,,,,Aku dorong aja Dia biar Dia jatuh ke sawah." pikir Zahra kecil sambil mendekati Fahmi.
" 1, 2, 3, byurrr ". Zahra tertawa sambil neninggalkan Fahmi yang jatuh kesawah.
" Aduh,,,,siapa sih anak kecil tadi, beraninya dia dorong Aku ". Ucap Fahmi mengomel sambil berusaha bangkit dari lumpur
*
*
*
*
*
SEKEDAR INFO.
Teman² kalau santri yg jadi abdi ndalem itu biasanya jadwal ngajinya beda sama santri biada dikarenakan mereka memiliki kesibukan yg lebih yaitu mengurus rumah dan kebutuhan sehari - hari keluarga kyainya. Tapi biarpun mrk sibuk, mrk termasuk santri yg mendapat lbh byk kaberkahan dari pak kyainya krena mrk santri yg paling dekat dg kyai.
Jangan lupa Like, Vote n Comment sebanyak banyaknya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Punk Sabeh
klo di tempat saya dl walopun abdi dhalem tp klo masalah kegiatan sama aja gk ad yg di bedakan 🙏🙏
2021-03-18
0
Erwien Diandaniy
jejak ya kak
2020-05-27
0
Siena
Saya lanjutkan bacanya di sini dulu kak ... nanti mampir lagi..
2020-05-23
0