“Baik ayah. Martin akan menjaga "warisan keluarga” kita ini. Baiklah kalau begitu. Martin pergi ke kamar dulu untuk istirahat. Ayah hati-hati ya.” ujar Martin meninggalkan ayahnya di bengkel mereka.
Sesampai di kamar, Martin pun membaca buku tersebut satu per satu. Dia sungguh kagum akan kemampuan ayahnya dalam menciptakan senjata-senjata yang tidak pernah terpikirkan oleh Martin. Buku ini lah kelak yang menjadi inspirasinya untuk menciptakan senjata-senjata bagi A.I.Inc. di masa depan nanti.
“Ayahku sungguh hebat. Kelak aku akan menciptakan senjata seperti ayah namun dengan cara yang lebih baik dan kekuatannya berkali lipat dari yang ayah ciptakan.” batin Martin setelah dia selesai membaca buku pemberian ayahnya.
Desa Taguy Tahun 2000
Tiga hari kemudian, Jingmi Ho datang untuk mengambil pesanan yang dia minta.
Pesanan tersebut pun diberikan sesuai request Jingmi Ho kepada Diwei,sahabatnya.
“Diwei, sungguh produk yang luar biasa.”
“Ah, biasa aja kok teman. Saya membuat senjata ini karena kamu yang memintanya teman.”
“Wah terima kasih, terima kasih. Pengorbananmu ini akan selalu kukenang teman.
Tapi Wei, bolehkah saya meminta 1 hal lagi?”
“Apa yang dapat diberikan pria miskin seperti ini ini kepada Jendral besar sepertimu?”
“Ah kau sungguh merendah sahabat. Kalau boleh, apakah kamu bisa memberikan rahasia keahlian menempamu ini kepadaku, apakah kamu berkenan mengajarkan orang-orang kepercayaanku? Tidak gratis kok. Aku akan memberikan 1000 keping emas untuk bantuanmu yang sangat berharga ini.” kata Jendral Jingmi Ho kepada sahabatnya.
Tanpa curiga sedikit pun, Diwei mengiyakan permintaan sahabatnya dan mulai mengajari orang kepercayaan Jendral Jingmi Ho sehingga mampu menciptakan senjata persis seperti yang Jingmi Ho minta sebelumnya.
Merasa bahwa Diwei sudah tidak dibutuhkan lagi, Jing Ho pun menyuruh orangnya untuk membinasakan keluarga Chen. Pada satu malam, terjadi serangan ke kediaman Diwei. Saat itu, Martin sedang belajar membuat senjata baru mengikuti apa yang ditulis oleh ayahnya di “warisan keluarga” mereka. Suara ledakan besar membuat Martin keluar dari bengkel ayahnya. Martin pun berlari sekuat tenaga setelah melihat api besar membakar rumah mereka.
“Ayah, ayah, tolong selamatkan ayahku. Siapapun tolong selamatkan dia.” teriak Martin kepada setiap penduduk desa. Namun seorang pun menutup pintunya seolah-olah tidak ada yang terjadi.Martin pun tertunduk lesu melihat rumahnya dilalap api yang besar dan hanya bisa meratapi nasibnya bahwa ayah yang dicintainya meninggal malam itu.
“Nak kemarilah sebentar!” ujar seorang pria tua membuka sedikit pintunya. Martin mengetahui bahwa pria tua yang memanggilnya adalah kakek Kong, teman baik kakeknya.
“Kakek Kong. Apa kamu tahu siapa yang melakukan perbuatan keji ini”tanya Martin dengan perasaan marah.
“Kakek tahu siapa pelakunya nak. Akan tetapi tolong kamu rahasiakan ya nak. Jangan sampai siapapun tahu bahwa kakeklah yang memberitahumu.”ujar kakek Kong.
“Baik kek. Martin janji tidak akan memberitahu siapapun.”ujar Martin.
“Nak, malam sebelum kejadian, saya melihat Jendral Jing Ho dengan seorang pemuda. Pemuda itu dulu juga pernah datang ke desa ini. Sepertinya pria itu juga yang meledakkan rumah kalian. Ciri-cirinya sama persis dengan yang kakek lihat di malam kejadian tersebut.”ujar kakek Kong memberikan kesaksian atas peristiwa yang disaksikannya malam itu.
Lalu kakek Kong pun menceritakan kejadian malam sebelum ledakan dan cirri-ciri pria yang menjadi dalang peledakan rumahnya.
Akhirnya Martin pun sadar bahwa keluarga mereka telah dimanfaatkan Jendral Jing Ho. Martin juga tahu bahwa pria yang menjadi dalang ledakan itu adalah Long Li, orang yang telah mengambil paksa tanah mereka beberapa tahun yang lalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Laurensia Riri
DSP jagoanku
2020-06-03
2