Ayahnya Haocun Li merampas paksa tanah milik kakeknya di Guangdong sehingga kakek dan ayahnya harus mencari tempat tinggal baru. Mereka pun dibantu seorang kakek yang melihat mereka digusur paksa. Kakek dan ayahnya pun menempati rumah di desa Taguy, desa yang sangat terpencil. Namun di desa ini kakeknya membuka bisnis baru yakni menjadi pandai besi dan dari sinilah ayah Martin belajar untuk menempa berbagai besi menjadi senjata dan keahlian ini lah yang diwariskan dari keturunan ke keturunan.
Setelah hidup “terbuang” selama 5 tahun di desa Taguy, perlahan-lahan keluarga Chen pun bangkit dan menjadi terkenal sebagai pandai besi terbaik dan hasil karyanya pun diakui oleh para pejabat di negara China. Sang kakek, Diwei Chen adalah “Si Raja Penempa” yang keahliannya sangat dibutuhkan oleh negara.
Negara membutuhkan senjata-senjata terbaik untuk memperkuat keamanan negara dan menjaga negara dari serangan negara lain. Banyak negara di sekitar China sedang mempersiapkan diri dikarenakan desas desus perang dunia yang sudah terjadi di beberapa belahan dunia.
“Diwei, bisa kau selesaikan pesanan yang saya minta dalam tiga hari?”tanya seorang tentara berbintang empat di pundaknya. Dia adalah Jendral Besar Tentara China, Jingmi Ho.
“Sebenarnya agak susah jendral. Tapi untuk keamanan negara, saya akan usahakan.”
“Baiklah. Tiga hari lagi saya akan kembali ke tempat ini. Silahkan terima sedikit pemberian dariku untuk kamu dan keluargamu.”ujar Jendral Jingmi Ho seraya menyerahkan 10 keping emas di dalam kantung coklat.
“Ah ini sangat banyak untuk pesanan Anda yang tidak seberapa jendral.”ujar Diwei dengan tidak enak hati.
“Terimalah Wei. Kamu juga sudah banyak membantuku dan keluargaku selama aku tidak ada di desa. Biarkan aku membantumu dan keluargamu kali ini. Berikutnya mohon bantuannya ya teman.”ujar Jingmi Ho seraya meninggalkan Diwei di bengkelnya.
Diwei dan Jingmi Ho adalah sahabat sejak kecil. Mereka besar dan tumbuh bersama di desa Ren Zhuang. Namun beranjak memasuki SMA, Jingmi Ho mengadu nasib ke kota sedangkan Diwei tetap di desa untuk membantu orangtuanya sebagai petani dan sesekali membantu orang tua Jingmi. Mereka tetap berbalas-balasan surat untuk tetap berkomunikasi.
Di tahun kesepuluh Jiangmi Ho di ibukota, mereka tidak berkirim surat lagi sehingga komunikasi terputus. Namun Diwei selalu mendoakan yang terbaik kepada sahabatnya. Sepuluh tahun terakhir ,tepatnya 40 tahun setelah mereka berpisah, Diwei pun mendapati kabar bahwa Jingmi Ho telah menjadi seorang Jendral Besar.
Ternyata selama ini yang menjadi penyebab mereka terputus hubungan adalah Jingmi Ho harus diutus ke luar negeri untuk “membereskan” para pemberontak dan juga menjalin hubungan diplomasi dengan negara-negara lain sehingga keamanan China tetap terjaga. Peperangan demi peperangan yang telah dimenangkan membuat karir Jingmi Ho melejit dengan cepat.
“Ayah, apa yang bisa Martin bantu?”tanya Martin kepada ayahnya yang tengah melamun di bengkel mereka
“Owh anakku. Kebetulan kamu disini. Kemarilah, ada yang hendak ayah sampaikan kepadamu. Ini kamu baca-baca dulu 1 hari ini, baru besok kamu datang ke bengkel kita lagi.” kata Diwei seraya menyerahkan sebuah buku kepada anaknya.
“Apa ini yah?” tanya Martin dengan heran.
“Ini adalah warisan keluarga Chen sejak sekarang nak. Buku ini adalah ilmu teknik membuat senjata yang ayah catat secara detail. Jangan sampai buku ini jatuh ke tangan yang salah nak.” jelas Diwei kepada anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Laurensia Riri
Bagus Thor. ceritamu keren loh
2020-06-03
2