Sementara di tempat lain, mempelai wanita tampaknya sedang asyik mengobrol dengan teman-teman wanitanya, tentu saja ciwi-ciwi itu mengobrol kan hal yang sama seperti cowok-cowok tadi.
"Eh ngomong-ngomong Elu udah minum jamu galian rapet belum?" tanya Reyna menggoda sahabat nya itu.
"Jamu apaan tuh?" tanya Fiona penasaran.
"Ya ampun Fio! Itu jamu khusus buat kita ciwi-ciwi, supaya keset dan wangi, aku tahu itu dari Oma yang selalu minum jamu itu." balas Reyna yang menyebut jika dirinya mendapat resep itu dari sang Oma.
"Oh pantesan Oma Shesa masih kelihatan segar dan awet muda ya, ternyata beliau rutin minum jamu itu, percaya deh kalau Opa Vano semakin sayang, meskipun mereka sudah tidak muda lagi, tapi mereka masih terlihat begitu mesra." balas Fiona yang sudah sangat mengenal keluarga sahabatnya itu.
"Nah itu dia! Makanya kamu biasakan minum jamu itu, di jamin deh suami bakal klepek-klepek dan betah di rumah." seru Reyna yang terus menggoda si pengantin baru.
"Heleh buat apa Gue minum jamu gituan, lagipula kita nggak bakalan ngapa-ngapain kok, si Galen nggak bakal berani nyentuh Gue, awas saja kalau dia berani macam-macam, ihh Gue tendang tuh burung empritnya." ucap Fiona sambil memukulkan tangannya satu sama lainnya.
"Eh jangan gitu Fio! Dosa loh kalau Elu nolak permintaan suami, itu wajib hukumnya." celetuk salah seorang diantaranya.
"Lagian Gue jamin Galen nggak bakal minta, jadi buat apa Gue capek-capek nolak." ucapnya sembari melihat kearah Galen yang juga melihat ke arahnya. Keduanya sama-sama membuang wajah, saat pandangan mata itu bertemu secara tidak sengaja.
"Asseeeemmm, ngapain juga Gue lihatin Dia, ah spaneng kan Gue!" gumam Galen sembari memalingkan wajahnya dari Fiona.
"Sialan si Galen! Berani-beraninya Dia lihatin Gue, awas aja Lu, bikin Gue kaget aja." gumam Fiona yang juga memalingkan wajahnya.
Dalam pesta itu itu Aldo dan Willy terlihat begitu bahagia, begitu kedua nenek dari kedua mempelai yang terlihat bekerja sama untuk mempersatukan cucu-cucu mereka, Nancy dan Liora terlihat begitu bahagia melihat Galen dan Fiona resmi menjadi suami istri.
"Ya ampun Jeng! Saya seneng banget, akhirnya cucu-cucu kita jadi menikah!" seru Liora.
"Tentu saja Jeng! Tidak sia-sia Saya pura-pura sakit, hmm Galen takut banget jika lihat saya sakit, dengan begitu Galen akhirnya mau untuk menikah dengan Fiona."
"Setelah ini kita minta mereka untuk berdansa." ucap Liora.
"Tentu saja, ayo kita ke sana menemui mereka!"
Kemudian Liora dan Nancy datang menemui Galen dan Fiona, Nancy menarik tangan Galen dan Liora membawa Fiona untuk bertemu dengan suaminya.
"Eh eh Uti! Ada apa sih!" seru Fiona yang terkejut tiba-tiba saja Liora membawanya pergi, begitu pun dengan Galen yang terkejut melihat Nancy yang sedang membawanya pergi.
"Nenek mau ajak Galen Kemana sih Nek!"
"Sudah! Jangan banyak tanya, ikut saja!" seru Nancy yang membawa Galen ke tengah-tengah ruangan pesta itu, Liora mulai menghampiri Nancy dan Galen.
"Uti! Ngapain kita kesini?" tanya Fiona.
"Kemari! Berikan tanganmu!" pinta Liora agar Fiona memberikan tangannya.
Di tengah-tengah ruangan pesta itu, Galen dan Fiona diminta sang Nenek untuk berdansa. Tangan keduanya di satukan oleh kedua wanita paruh baya itu.
"Berdansa lah untuk kami." ucap Liora sembari mengusap pipi Fiona dan Galen.
"Ta_tapi Uti!"
"Nggak ada tapi-tapian, ini pesta kalian berdua." seru Liora sembari pergi meninggalkan mereka berdua yang tengah berdiri di tengah ruangan, keduanya menjadi pusat perhatian para tamu undangan.
Tentu saja Galen dan Fiona terlihat salah tingkah dan terlihat kikuk, padahal biasanya kedua orang itu selalu bertengkar setiap hari tanpa henti, namun kali ini keduanya tampak gugup saat dipertemukan dalam lantai dansa.
"Eh ... dodol! Elu jangan GR ya, ini Gue lakukan demi Uti!" ucap Fiona kepada Galen.
"Siapa juga yang GR, yang ada Elu yang bakal jatuh cinta sama ketampanan Gue." jawab Galen percaya diri sambil meraih pinggang Fiona untuk pertama kalinya.
"Eh ... jangan kenceng-kenceng kalau pegang, cari-cari kesempatan kan Elu?" seru Fiona sembari mengerucutkan bibirnya.
"Bawel banget sih, yang pegang kenceng-kenceng siapa juga, eh ngomong-ngomong ini pinggang apa tiang sih, tipis banget!" ucap Galen yang tiba-tiba mendapat cubitan kecil pada pipinya.
"Awwww, ih gila Lu, sakit tahu!" Galen tampak mengusap-usap pipi yang sudah di cubit oleh Fiona tadi, tiba-tiba saja Fiona melihat Liora tampak marah kepadanya karena telah mencubit suaminya, karena Fiona tidak ingin melihat sang Uti marah, akhirnya terpaksa Fiona pura-pura mengelus pipi Galen dan sesekali menciumnya. Hal itu membuat kedua nenek merasa sangat senang.
Tapi tidak untuk Galen, Ia merasa sangat terkejut saat Fiona tiba-tiba mengelus pipi dan mengecupnya.
"Eh, ngapain Lu nyium Gue, astaga! Gue sudah tidak suci lagi nih, ah Elu! Balikin nih pipi Gue yang udah Elu ambil."
"Bodo! Diem Lu, awas jangan tegang, Gue lakuin ini biar Uti dan Nenek seneng, lihat tuh mereka lihatin kita mulu." bisik Fiona yang mulai pura-pura mesra.
Galen melihat sang Nenek yang sedang memperhatikannya, Galen teringat ucapan dokter kemarin saat Nancy sakit, jika Nancy harus selalu senang dan tidak boleh memikirkan hal yang sedih-sedih, atau penyakit jantung yang dideritanya akan kambuh, maka dari itu Galen berusaha membuat sang nenek senang.
Galen berusaha semesra mungkin di hadapan sang Nenek dengan memeluk Fiona mesra dengan tubuh mereka yang begitu dekat, tatapan mata itu pun saling bertemu, sejenak ada gejolak yang aneh tiba-tiba menghinggapi keduanya.
"Anjiirrr, kok tegang sih Gue! ah gila gunung nya Fiona desak-desak terus anjayyyy, panas dingin Gue!" gumam Galen sembari menahan sesuatu yang terasa begitu cenut-cenut.
BERSAMBUNG
🔥🔥🔥🔥🔥🔥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Rapa Rasha
pinter itu Oma sama uti kompak lanjut
2023-01-13
0
Zainab ddi
🤣🤣🤣empuk galen
2023-01-07
0
Hasbi Hasidiqi
pasti butuh perjuangan biar tidak tergoda karna hari pertama aza udah panas dingin....
2022-12-17
0